Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
kereta memasuki stasiun dan cuaca sedang hujan membasahi kereta, dengan gerbong berjumlah 10 dan sampai di stasiun terakhir. namaku Airu murid SMA tingkat akhir, hari ini libur panjang sekolah yang selalu diadakan setelah ujian semester. seperti biasa aku pulang ke rumah menggunakan kereta, karena tergolong murah dan cepat daripada jasa kendaraan lain. kereta sudah hampir tiba, aku segera mengambil tas ransel berwarna merah dan tas lainnya.
aku berjalan menuju pintu keluar gerbong sambil menunggu kereta berhenti sempurna, pintu gerbong pun terbuka orang-orang turun satu persatu dan berjalan menyeberangi rel menuju pintu keluar. tapi tidak denganku aku berjalan menuju tempat duduk stasiun, sambil menunggu mama yang datang menjemput.
sebenarnya aku tertinggal kereta karena acara perpisahan kelas yang sangat lama, acara itu hanya untuk berfoto dan membuat vidio perpisahan beruntungnya aku mendapat tiket kereta lain dan bisa pulang tanpa kemalaman. aku melihat handphoneku dan grup kelas menjadi penuh foto dan vidio yang sampai memenuhi memori handphone. sangat merepotkan membuat kinerja handphone semakin buruk, tapi tiba tiba saja ada seseorang laki-laki berjalan menuju ke arahku yang sedang duduk.
"permisi, apakah aku boleh duduk di sebelah kamu?", ujar lelaki di depanku sambil tersenyum.
"boleh saja silahkan.", aku bergeser sedikit agar dia dapat tempat duduk.
laki-laki itu berterima kasih lalu duduk dan meletakkan barang di sebelah kakinya, bersamaan dengan itu ketika aku sedang membersihkan penyimpanan handphone, mataku seolah tertuju oleh benda yang ada di sebelah kaki laki-laki itu. entah mengapa aku merasa tidak asing otakku mulai berpikir dan teringat mungkin itu adalah mesin ketik, mataku seketika terbuka lebar rasanya aku ingin melihatnya lebih dekat.
menurutku akan sangat mudah ketika aku akan menulis surat untuk seseorang, alasanku ingin menggunakan mesin ketik itu karena tulisan tanganku tidak bagus. aku bisa menggunakan mesin ketik secara langsung, meskipun lebih cepat menulis dengan tangan tapi tulisan tanganku tidak bagus untuk di baca orang lain. alih-alih saat aku mengamati benda yang ada di sebelah kaki laki-laki itu, seketika itu dia langsung melontarkan pertanyaan padaku.
"apa kau ingin melihat mesin ketik milikku?", ujar laki-laki itu tanpa ragu.
"benarkah, apa boleh?", ucapku dengan semangat tanpa berpikir panjang.
laki-laki itu mengambil benda yang ada di sebelah kakinya, kemudian tangannya membuka kain yang menutup benda itu sambil meletakkannya di pangkuan kakinya. dugaanku memang benar itu adalah mesin ketik tua berwarna coklat, meskipun desain mesin ketik itu terlihat kuno tapi kelihatannya laki-laki itu terlihat sangat merawatnya. laki-laki itu juga mengambil beberapa kertas, sambil memasangnya di mesin ketik. aku tidak bisa menahan diri, dengan antusias aku melontarkan pertanyaan kepada laki-laki itu apa yang akan dia lakukan.
"apa kau ingin mengetik sesuatu?", aku bertanya kepada laki-laki itu, dan juga aku masih bingung memanggil laki-laki ini sebutan apa, dia terlihat muda tapi sampai sekarang kami belum juga berkenalan.
"mungkin, aku akan mengetik surat untukmu.", laki-laki itu tersenyum dengan hangat, sambil menatap ke arahku yang mungkin seketika ekspresiku langsung terlihat terkejut bercampur dengan bingung.
"eh....untukku?", dengan ekspresiku yang kebingungan, laki-laki itu pun mengangguk sambil tersenyum.
"berapa surat yang kau mau 1...2...atau 3?", sambil menunjukan beberapa lembar kertas padaku.
"tunggu.....maaf, aku hanya ingin melihat mesin ketik itu saja, jadi tidak perlu membuatkanku surat secara cuma-cuma.", aku mengucapkannya dengan tegas, namun sebenarnya aku juga ingin melihat mesin itu bekerja.
"ah..benarkah? maafkan aku, entah mengapa secara tiba-tiba aku menawarkan untuk membuat surat untukmu, aku kira aku bisa memberikan sebuah surat kecil hasil dari mesin ketik tua ini.", laki-laki itu menundukkan kepalanya dan meminta maaf kepadaku.
"tidak apa-apa, maaf aku hanya terkejut karena secara tiba-tiba kamu menawarkannya padaku maafkan aku juga.", dengan cepat aku juga menundukkan kepalaku dan sesaat suasana menjadi sangat canggung, tapi dengan cepat aku menyetujui tawarannya sambil bertanya agar mencairkan suasana yang sangat canggung ini.
"boleh saja, tapi kira-kira seperti apa suratnya?", ucapku sambil tersenyum.
"aku bisa membuatkan surat untukmu, kepada seseorang yang ingin kau beri entah permintaan maaf, menanyakan kabar, atau mungkin ada sebuah perkataan yang tidak bisa di sampaikan secara langsung.", dengan nada yang sangat senang dan antusias.
"tapi bagaimana jika suratnya belum selesai, lalu aku juga harus pulang ke rumah?", aku mulai ragu.
"pasti akan selesai, jangan khawatir percayalah padaku aku cukup handal di bidang ini.", sambil menatap padaku, matanya seolah berkata untuk percaya padanya dan senyumannya yang dari tadi terasa hangat.
"tapi kelihatannya, aku masih belum bisa memikirkan untuk siapa surat ini akan kuberikan.", aku tertawa kecil, entah mengapa kata kataku seolah olah menolaknya secara halus.
"lalu apa yang dapat aku lakukan agar kau mau menerima tawaran ini?", ekspresi laki-laki itu seketika berubah menjadi sedih.
"hmm..bagaimana dengan mesin ketik itu, karena aku sangat tertarik untuk memilikinya.", aku tersenyum kecil dan berharap agar aku bisa mendapatkan mesin ketik itu.
seketika laki-laki itu terlihat berpikir sangat keras, sebenarnya aku ingin tau siapa orang ini dari mana asalnya? bagaimana jika surat yang di buat adalah barang berbahaya? atau mungkin sesuatu yang belum pernah orang lain ketahui? pikiranku mulai di penuhi hal-hal negatif, mengapa pikiran negatif ini muncul di saat aku sudah memilih menerima tawaran laki-laki ini.
"sepertinya sangat berat, karena mesin ketik ini berumur sangat tua dan mungkin masih ada sisa-sisa sihirnya, bagaimana?". ujar laki-laki itu.
"sisa-sisa sihir, apa maksudnya? aku kembali bertanya.
"seperti ini.", laki-laki itu mengambil mesin ketik itu dan meletakkannya di atas kain, kemudian laki-laki itu mengatakan kata mengecil lah! dengan keras, bersamaan dengan tangannya yang menunjuk ke arah mesin ketik itu dan dengan cepat mesin ketik itu berubah menjadi kecil, seketika membuatku terkejut.
"sebenarnya masih banyak yang bisa di lakukan, seperti mengetik sendiri, berubah warna, dapat menggambar dan sebagian aku masih belum tau jelas apa lagi yang dapat di lakukan mesin ketik ini, jadi bagaimana apa kau mau?", ujar laki-laki itu.
"tapi bagaimana bisa mesin ketik ini ada sihirnya?", ini di luar dugaan, mesin ketik ini ajaib seketika aku bingung harus apa, bagaimana jika terjadi sesuatu yang aneh? tapi laki-laki itu seketika terdiam dan memperhatikan sekitar membiarkanku yang panik sendirian.
"Airu, aku rasa aku menyadari sesuatu di saat aku berteriak tadi, aku tidak melihat seseorang memperhatikan kita dan kurasa hanya kita berdua yang ada disini.", laki-laki itu tersenyum kecil seolah olah tidak terjadi apa-apa. sedangkan aku yang sudah panik sedari tadi karena mesin ketik itu, juga baru menyadari ketika laki-laki itu memberitahu stasiun ini menjadi sangat sepi. tidak ada kereta yang lewat, bahkan orang-orang tak terlihat berjalan melewati kita seolah olah waktu telah berhenti.
"Airu kelihatannya ini pengaruh sihir dari mesin ketik, tapi aku masih belum tau apa yang terjadi, tenang saja Airu aku akan mencari tau duduklah terlebih dulu.", aku yang masih panik seketika mengikuti perintahnya, dengan cepat laki-laki itu mengambil mesin ketik dan mengutak atik mesin ketik itu berharap kita bisa kembali ke tempat semula dan tidak butuh waktu yang lama laki-laki itu menghampiriku lagi.
"Airu, bolehkah aku meminjam tanganmu sebentar?".
"untuk apa?", aku mulai ketakutan, karena aku masih belum percaya dengan laki-laki ini. namun dengan cepat laki-laki itu berada di depanku dan berlutut sambil memegang tanganku, membuatku terkejut.
"Airu, akan ku jelaskan yang terjadi ini memang sihir milik mesin ketik, aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. ini adalah sihir pengabulan keinginan bertemu dengan seseorang dan permintaan langsung dari hati milik pelanggan mesin ketik yaitu kau Airu. aku mengira ada yang sengaja melemparkan sihir ini kepada kita, agar kita terperangkap disini namun nyatanya salah kurasa ini bagian sihir yang masih tidak aku ketahui, mungkin kamu adalah orang yang terpilih dan istimewa. cara yang hanya bisa kita lakukan adalah mengabulkan keinginan hatimu, karena itu satu satunya cara agar kita bisa keluar dari sini.", laki-laki itu memohon kepadaku untuk mengabulkan keinginan hatiku.
"apa yang hatiku inginkan? apa!", aku menatap mata laki-laki itu dengan tajam, seketika aku jadi terbawa emosi karena aku sedang panik dan takut jika saja itu hanya modus jahat dari laki-laki ini aku juga tidak akan tinggal diam. namun secara tiba-tiba laki-laki itu memeluk badanku, tubuhnya yang tinggi serta badannya yang besar membuatku tidak bisa bergerak, kemudian laki-laki itu berbisik di telingaku.
"Airu apa kau tidak tau? kau lah yang mempunyai hati itu, kau harus segera mengabulkan permintaan hatimu.", ucap laki-laki itu dengan lirih di telingaku, sementara itu aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya dan berakhir sia-sia, justru aku yang kehabisan tenaga karena perutku mulai lapar. tapi ada yang aneh kenapa pelukannya sangat hangat? tentu saja ini kan badan seseorang laki-laki bagaimana tidak hangat.
sekuat apapun aku melepasnya tidak ada hasil, aku mulai putus asa sudah lama aku tidak merasakan pelukan hangat seperti ini dan tidak tau harus berbuat apa lagi. tapi seketika aku mempunyai ide, mungkin jika aku bertanya lagi dia akan melepasnya semakin lama juga aku semakin sesak nafas.
"apa yang kau inginkan dariku?", dengan perasaan takut aku menguatkan diri untuk berbicara yang masih dalam pelukannya.
"aku sudah memberitahumu dari awal bukan? hanya itu satu satunya cara.", ucap laki-laki itu.
"lalu bagaimana selanjutnya, apa hanya itu saja? dan secara tiba-tiba aku bertemu seseorang yang ingin aku temui?", ucapku dengan nada kecil.
"soal itu aku masih belum tau apa-apa, apakah dia benar-benar datang? tapi kau harus percaya padaku, kau harus mengabulkan keinginan hatimu!", ucapan laki-laki itu mulai terasa menggertak padaku.
"tidak! dari awal kau memang aneh aku tidak mengenalmu, bahkan aku tidak pernah berkata aku percaya padamu!", ucapku dengan nada sedikit tinggi yang masih dalam pelukannya.
"lalu bagaimana dengan foto dan vidio teman kelas? apa kau percaya pada mereka? apa kau sangat mengenal mereka? atau mungkin mereka tidak pernah mengenalmu?", ucap laki-laki itu.
"bagaimana kau bisa tau hal itu? siapa kau sebenarnya, kenapa kau harus melakukan ini padaku.", laki-laki itu masih memelukku, tapi semakin erat entah kenapa rasanya tidak sesak seperti tadi rasanya menjadi sangat nyaman. mataku mulai terlelap aku berusaha menahannya dan tanpa sadar aku mulai tertidur dengan lelap.
sebenarnya aku tidak menyukai acara itu, apa untungnya bagiku yang tidak terlalu berguna bagi anak-anak di kelas. meskipun aku bukan anak nakal tapi di kelas sangat memandang prestasi, kekayaan orang tua, memiliki pacar sesuai standar, atau pengikut trend sosial media. jadi aku tidak berguna di kelas, sebab itulah tujuanku hanya satu aku harus berusaha berjalan tanpa harus memikirkan hal itu, demi sampai di titik terakhir yaitu lulus dan demi orang tua yang berjuang mencari uang untuk biaya sekolah. tapi terkadang aku juga ingin tau bagaimana rasanya memiliki teman, jadi aku berusaha tak terlihat ingin akan hal itu dan sampai di titik dimana aku sudah tidak peduli dengan teman kelas.
seketika aku merasa sakit hati, selama ini aku berusaha menutupinya tapi ada seseorang yang mengetahuinya. tubuhku seketika lemah pikiran ini mulai kacau, apa yang harus dilakukan kenapa laki-laki misterius ini tau. seketika aku menangis air mataku terasa menetes, tapi tubuhku masih tertidur dan aku mulai mendengar suara yang tidak asing terdengar seperti memanggil namaku. apa aku mulai sadar kembali?
***
aku bisa merasakan laki-laki itu melepaskan pelukannya, secara perlahan aku mulai sadar kembali kali ini aku tidak bisa menghindar lagi. kemudian laki-laki itu memberikan amplop kepadaku dan dengan cepat aku mengusap mataku, amplop ini di hias dengan bunga kering yang berada di ujung pembuka amplop. sekilas melihatnya seketika aku langsung teringat sesuatu dan dengan cepat aku menoleh ke arah laki-laki itu, laki-laki itu berubah menjadi kakak kelas yang bernama Falah.
"akhirnya kau sadar Airu, apa kau tidak apa-apa?", sambil menatapku dengan penuh hangat.
"kak falah? kenapa kau...ada disini, dan kemana laki-laki misterius itu pergi?", rasanya kepalaku berputar putar setelah bangun dari tidur.
"seingatku aku sedang persiapan untuk tidur di kamar, tapi tiba-tiba saja aku menemukanmu tertidur disini dan juga aku tidak ingat apa aku sudah tertidur atau belum mungkin sekarang kita berada di alam mimpi milikku?", ucap kak Falah sambil memegang kepala.
"laki-laki misterius itu aku harus.....", aku terdiam sejenak, seketika aku teringat apa mungkin kak Falah lah orang yang inginku temui ternyata sihir mesin ketik itu bekerja, tapi tempat ini berubah menjadi ruangan kosong yang hanya aku dan kak Falah disini.
namanya Falah kakak kelas tingkat akhir yang kenal denganku, karena kita satu wilayah kami saling berkenalan aku tingkat pertama baru masuk dan kak falah tingkat terakhir yang akan segera lulus. dia menjabat menjadi ketua osis, awalnya aku tidak terlalu peduli karena sepertinya dia akan menganggapku murid biasa. tapi entah mengapa saat aku mulai kenal kak falah dia selalu ada dimana mana, bahkan saat ketika kita saling bertemu dia selalu bertanya hal apapun itu.
teman-temanku juga menyukainya ada yang bilang dia sempurna dari sifat ataupun parasnya, karena ucapan temanku itulah terkadang saat kita bertemu lagi aku mulai memperhatikannya dengan perlahan. matanya berwarna gelap, memiliki alis yang tidak terlalu tebal, rambutnya selalu rapi dan itu cocok dengannya. hidung mancung bibir pink alami tidak seperti bibirku yang agak hitam di bagian atas, mata yang tidak sipit? tapi terlihat sipit ketika dia tersenyum, sebagai ketua osis tidak terlihat ada catatan buruk tentangnya.
tapi manusia tetaplah manusia, tanpa aku sadari aku semakin dekat dengan kak falah hatiku mulai berdetak keras setiap kali bertemu. hari-hariku tidak lagi membosankan terlihat mulai berwarna, aku bersemangat berangkat menuju sekolah dan rajin ke kantin hanya untuk berharap kita akan saling bertemu dan bercerita. teman-teman bersikap tidak terlalu peduli jadi tidak akan menimbulkan masalah, ini pertama kalinya aku merasakan seperti ini aku sampai membayangkan seperti menaiki bianglala pada malam hari bersamanya. saat kita berada di atas dan orang-orang berada di bawah, seolah olah dunia hanya milik kita berdua langit malam yang indah bersama bintang sambil melihat pemandangan malam yang indah.
namun waktu tak akan membiarkan itu terjadi, dengan perlahan bianglala itu turun sampai akhirnya rahasia kak Falah terbongkar, kak Falah mempunyai pacar yang memang bukan dari sekolah ini jadi itu rahasia kak Falah sendiri tapi aku mengetahuinya dan itu mebuatku sakit hati untuk pertama kali. bianglala itu pun turun dan di bawah ada seseorang yang menunggu, ini kesalahanku mengapa aku juga membuka hati untuknya dengan mudah? hanya karena sikap baik kak Falah dan perhatiannya yang membuatku terasa berbeda. aku menangis sangat keras kecewa, sedih, dan patah hati namun tetap saja pada dasarnya aku selalu menyalahkan diri sendiri ini bukan salah sepenuhnya kak Falah.
waktu pun berjalan kak Falah masih seperti biasa selalu menanyakan sesuatu jika kita bertemu, tapi aku hanya menanggapinya biasa saja tidak panjang lebar seperti dulu tapi kak Falah tidak menyadari perubahan itu. hatiku masih sangat sakit, tapi hal ini harus bisa diterima masih sangat mudah bagiku untuk bisa selalu tersenyum, pada akhirnya semua kembali seperti biasa tidak berwarna dan sampai hari kelulusan kak Falah tiba. aku dan teman-teman daerah mengumpulkan uang untuk memberi hadiah dan buket kepada masing-masing kakak daerah, namun untuk kak Falah aku menyelipkan surat kecil untuk mengucapkan terima kasih atas semuanya dan sampai bertemu lagi. kami sempat berfoto bersama yang hanya aku simpan di galeri, aku tak berani melihatnya lagi karena itu masih membuatku sakit kembali.
"siapa laki-laki misterius yang Airu sebut itu, apa dia yang menyebabkan ini semua? kita harus segera menemukannya atau tidak...".
"kak Falah, apa ada yang harus kita bicarakan, atau karena amplop coklat ini kita bisa bertemu lagi?.", kami saling menatap tapi kali ini aku, bukan perasaanku terasa seperti biasa saja dan seketika ekspresi kak Falah berubah menjadi sedih ketika melihat amplop coklat yang aku bawa.
"Airu maafkan aku, seharusnya aku menyadarinya dari awal, aku tidak bisa mengatakan apapun hanya amplop coklat itu yang bisa aku sesali maafkan aku Airu.", dengan ekspresi sedih kak Falah melihatku dengan penuh penyesalan.
"kak Falah ini bukan salah kakak, kak falah tidak perlu megungkit hal itu semua hanya masa lalu yang akan hilang karena waktu, tidak perlu untuk mengatakannya lagi.", air mataku tiba-tiba menetes tapi ini bukan sedih atau kecewa hatiku rasanya berdetak dengan cepat entah perasaan apa ini.
keheningan terjadi di antara kita berdua aku tidak bisa berkata apapun rasa ini bercampur aduk senang, sedih, kecewa dan kami masih saling membuang muka. entah sampai kapan akan seperti ini mengapa juga kita harus bertemu kembali di tempat yang aneh ini, dimana laki-laki misterius itu? tempat ini mimpi atau nyata. kemudian terdengar suara kecil yang menyebut namaku berulang kali, tapi aku tidak menyadarinya dan tiba-tiba kak Falah memegang tanganku yang mungkin sangat dingin, membuat kami saling menatap sekali lagi.
"Airu aku sangat berterima kasih atas surat kecil itu, jika saja itu tidak ada mungkin aku tidak akan menyadarinya terima kasih Airu!", aku hanya terdiam, surat itu berapa lama aku melupakannya? bahkan aku sendiri sudah lupa isinya. apa aku sangat membencinya sampai aku melupakannya begitu saja? tanpa aku sadari seketika tubuh kami perlahan menghilang pergelangan tanganku terlepas dari kak Falah, sama juga dengan pergelangan tangannya perlahan menghilang. semakin lama semakin merambat kami berdua akan menghilang dan bagian tubuhku yang menghilang tidak bisa kurasakan lagi.
apa efek mesin ketik itu akan hilang, karena aku sudah mengabulkan permintaan hatiku? tapi laki-laki misterius itu masih belum muncul dan juga masalah baru muncul, badan kami perlahan menghilang membuatku tidak bisa melakukan apa-apa. seingatku laki-laki misterius itu berubah menjadi sosok kak Falah bahkan ingatannya juga milik kak Falah dan saat kita saling memandang kembali, kak Falah bertanya padaku.
"Airu apa yang terjadi tubuhku dan tubuhmu menghilang atau kita akan mati disini, aku tidak bisa merasakan tubuhku yang hilang.", kak Falah memandang tubuhnya yang semakin lama menghilang, tapi satu hal yang kurasakan kali ini aku tidak merasa kecewa atau pun sakit hati lagi ketika kita bertemu. dan aku teringat amplop coklat milik kak Falah, aku mengambilnya dan memberikannya pada kak Falah.
"kak Falah kita pasti akan bertemu kembali, percayalah padaku kak Falah terima kasih juga sudah menjaga amplop coklat ini kak Falah, terimakasih untuk semuanya.", di saat aku mengucapkan itu penglihatanku mulai buram wajahnya tidak terlihat jelas lagi.
semakin lama semakin tidak terlihat. tubuhku juga perlahan menghilang sampai akhirnya tersisa bagian kepala, aku mulai menutup mataku dan tidak bisa membuka mataku lagi rasanya hanya gelap dan hampa yang kurasakan. berapa lama ini akan terjadi apa aku sudah mati? tapi seketika sepintas cahaya perlahan masuk terasa seperti menusuk mataku, aku mencoba membuka mata perlahan dan aku terbangun dari tidur. ternyata itu semua hanyalah mimpi? air mataku juga mengalir, ternyata aku berada di kamar dan aku tidak ingat apa yang aku lakukan di kamar sampai aku tertidur.
***
aku bangkit dari kasur mengusap mataku yang kering karena air mata, sambil melihat sekitar ternyata ada banyak foto album angkatan kelas dan juga foto lainnya. sebenarnya aku tidak sendirian disaat kenaikan kelas aku mulai bertemu dengan teman yang berbeda kelas kami berkenalan saat waktu ekskul atau pun acara sekolah, meskipun aku jarang berbicara tapi mereka mau berteman denganku. mungkin terkadang aku merasa sendirian di kelas, karena di waktu jam kosong atau jam pelajaran teman-teman di kelas masih dapat bercerita banyak hal dengan yang lain. sedangkan aku hanya punya waktu istirahat dan pulang saja aku bisa bermain dengan mereka, ternyata alasanku bisa bertahan sejauh ini adalah teman-temanku sendiri.
mengapa aku bisa melupakannya dengan cepat? atau mungkin itu karena aku mulai mudah untuk tidak percaya pada orang lain hanya karena aku pernah sakit hati dan tidak dianggap? sepertinya itu juga penyebabnya. ada juga foto bersama kak Falah, kelihatannya untuk sekarang foto ini hanya menjadi kenangan yang sama berharganya dengan foto yang lain. aku tidak bisa membenci foto itu setelah apa yang terjadi, tidak hanya kak Falah namun untuk teman kelas juga tidak ada gunanya menyimpan kebencian rasanya luka itu tak akan bisa sembuh. lebih baik biarkan waktu yang akan menyembuhkannya, dan juga kenyataan bukan kak Falah yang mengatakan terima kasih secara langsung, namun aku harap dia baik baik saja.
"kakak ayo makan!", suara mama yang memanggil dengan keras dari arah dapur.
"iya mama.", ucapku dengan keras juga, aku menuju kamar mandi untuk membasuh wajah agar terlihat segar, setelah itu aku menuju tempat makan ada papa dan adik yang sudah makan. hari ini menu makan pagi nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang yang saat aku belah meleleh mengenai nasi goreng membuat rasanya jadi gurih, jika ada papa dirumah berarti hari ini hari libur jadi keluarga kami semua ada di rumah.
"kakak tadi ada paket buat kakak, sudah aku taruh di meja ruang tamu.", ucap adik sambil beranjak dari tempat duduknya.
"oh ya...apa isinya?". Aku bertanya.
"tidak tau, tapi lumayan berat.", sambil berjalan menuju kamarnya.
setelah makan aku mencuci piring dan segera mengambil paket yang ada di ruang tamu, sambil membawanya ke kamar benar kata adik ternyata lumayan berat. tertera penerima atas namaku tapi pengirimnya tidak ada namanya? aku mengambil gunting, dengan cepat aku langsung membukanya dan sudah bisa di tebak itu adalah mesin ketik tua milik laki-laki misterius itu! meskipun tertutup kain tapi aku masih mengingatnya dengan jelas, saat aku mengangkatnya ada kertas yang jatuh dari mesin ketik tua itu, yang bertuliskan.
" I THINK I MISS YOU FOREVER"
***