Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Senyum Palsu Di balik Topeng
0
Suka
32
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di kota kecil Harmonyville yang damai dan tentram, tidak ada sosok yang lebih ikonik, lebih dicintai, atau lebih dipercaya daripada Mr. Giggles. Dengan hidung merah cerah yang sempurna, wig pelangi yang selalu mengembang seperti awan, dan setelan polkadot ceria yang ia jahit sendiri, Mr. Giggles adalah perwujudan kegembiraan di setiap jalanan berbatu di kota itu. Tawa riangnya, yang terdengar seperti deretan lonceng gereja di hari Minggu, adalah soundtrack tak resmi kota tersebut.

Mr. Giggles, di mata masyarakat, bukanlah sekadar badut; ia adalah seorang benevolent figure, sebuah pilar moralitas dan kebaikan. Ia adalah master pembuat balon, seorang pesulap receh yang selalu bisa membuat koin menghilang dari balik telinga anak-anak, dan yang terpenting, ia selalu punya waktu. Ia menghabiskan setiap sore di taman kota, duduk di bangku kayu yang diukir namanya, mendengarkan rengekan kecil, impian besar, dan cerita sehari-hari anak-anak.

"Mr. Giggles adalah permata kota kita," kata Mrs. Gable, pemilik toko roti, setiap kali ia menyajikan kopi gratis untuk badut itu. "Ia mengajarkan anak-anak kita tentang kebaikan, kesabaran. Siapa yang bisa menandingi cintanya pada Harmonyville?"

Bahkan Kepala Polisi setempat, yang skeptis terhadap banyak hal, mengakui kebaikan badut itu. "Mr. Giggles mengatur lalu lintas anak sekolah saat relawan lain tidak datang. Dia mengumpulkan dana untuk taman bermain baru. Dia adalah warga teladan," ujarnya.

Semua kebaikan dan kekaguman ini telah menciptakan perisai yang sempurna di sekeliling Mr. Giggles, atau Alistair Finch, nama yang tersembunyi di balik lapisan cat tebal. Perisai yang membuat mata publik buta terhadap kebenaran yang mengerikan: bahwa di balik senyum lebar yang terlukis itu, tersembunyi sebuah seringai yang jauh lebih dingin dan perhitungan. Mr. Giggles adalah seorang kolektor, dan koleksinya adalah anak-anak yang hilang dari Harmonyville.

Setiap beberapa bulan, kota itu akan mengalami tragedi yang sama. Seorang anak akan menghilang, tanpa petunjuk, tanpa saksi mata. Selalu anak-anak yang sedikit lebih kesepian, sedikit lebih terisolasi, yang dengan mudah terpikat oleh janji akan keajaiban dan perhatian yang sangat mereka rindukan.

Ketika tragedi itu melanda, Mr. Giggles akan menjadi yang terdepan dalam kesedihan. Matanya satu-satunya bagian wajahnya yang tidak tertutup cat akan tampak berkaca-kaca, suaranya parau oleh emosi palsu saat ia berbicara kepada wartawan lokal. Ia selalu menjadi yang pertama menawarkan bantuan, mengorganisir kelompok pencarian, dan bahkan memimpin prosesi lilin malam hari. Tindakan ini tidak hanya menenangkan hati yang berduka, tetapi juga dan yang lebih penting bagi Alfredo(Mr. Giggles) memperkuat citranya sebagai pahlawan kota.

Sore itu, Afredo sedang memantau target barunya dari bangku taman. Ia adalah Lily, seorang gadis kecil berambut pirang yang pemalu, biasanya mengenakan gaun bunga yang sudah usang. Lily sering terlihat sendirian. Orang tuanya, yang sibuk dengan pekerjaan mereka di luar kota, sering meninggalkannya sendirian hingga larut malam. Lily adalah mangsa sempurna: seorang gadis yang mendambakan perhatian dan keajaiban.

Mr. Giggles mengenakan sarung tangan putihnya, melangkah perlahan ke area ayunan yang sepi.

"Oh, Lily! Apa yang gadis kecil tercantik di Harmonyville lakukan sendirian di sini?" sapa Mr. Giggles, suaranya penuh kasih sayang yang dibuat-buat.

Lily mendongak, matanya yang besar dan biru tampak muram. "Ayah dan Ibu bilang mereka akan pulang terlambat, Mr. Giggles."

"Kasihan sekali," kata Mr. Giggles, duduk di ayunan di sebelahnya, membuat gerakan dramatis yang menarik perhatian Lily. "Mr. Giggles benci melihat gadis cantik bersedih. Tahukah kamu? Hari ini adalah hari keberuntunganmu!"

Ia membungkuk sedikit, suaranya direndahkan menjadi bisikan rahasia. "Mr. Giggles baru saja menemukan sebuah lorong rahasia di bawah kota. Sebuah tempat di mana ada semua permen yang kamu mau, boneka yang bisa bicara, dan kolam bola yang sangat besar. Tapi ini harus menjadi rahasia, ya? Hanya untuk kita berdua. Itu adalah tempat di mana semua sihir Mr. Giggles dibuat."

Mata Lily melebar, rasa ingin tahu mengalahkan rasa takut dan kehati-hatian. Ini adalah semua yang ia dambakan keajaiban pribadi, perhatian yang tulus, dan rahasia yang ia bagi dengan seseorang yang begitu dicintai.

"Benarkah, Mr. Giggles?" bisik Lily.

"Tentu saja!" Badut itu tertawa, tawanya terdengar nyaring dan riang, meyakinkan setiap orang yang kebetulan lewat bahwa ia sedang memberikan kebahagiaan sejati kepada seorang anak yang kesepian. "Tapi kita harus sangat cepat dan diam. Jika ada yang melihat, sihirnya akan hilang, dan kita akan sedih!"

Lily, yang merindukan petualangan, tanpa ragu meraih tangan besar Mr. Giggles yang bersarung tangan. Badut itu memimpinnya menjauh dari taman, menyusuri jalan setapak yang jarang dilewati, menuju gudang tua yang tersembunyi di tepi Hutan Utara—sebuah properti tua yang dianggap ditinggalkan.

Di sana, di balik tumpukan kayu lapuk, Mr. Giggles menyingkap sebuah pintu jebakan yang hampir tidak terlihat, yang mengarah ke tangga spiral besi tua yang gelap.

"Lihat, Lily! Pintu keajaiban!" katanya, suaranya tetap gembira. "Mr. Giggles harus sangat berhati-hati, karena tangga ini terbuat dari permen! Kita harus turun perlahan agar tidak memecahkannya!"

Lily, yang kini merasa sedikit tidak nyaman karena bau apek yang menyengat, tetapi terlalu didorong oleh janji keajaiban, mengikuti Mr. Giggles menuruni tangga.

Tangga itu berakhir di terowongan beton panjang yang dingin dan lembap. Di ujungnya, pintu baja tebal terbuka, menampakkan sebuah ruangan berdinding beton yang kosong. Hanya ada meja kecil dan beberapa kursi anak-anak yang sudah kusam.

Senyum Mr. Giggles seketika menghilang dari bibirnya. Ia melepas wig pelangi dan hidung merahnya, meletakkannya dengan hati-hati di rak logam. Cat putihnya yang tebal di wajahnya kini terlihat retak, memperlihatkan kekosongan dan kelelahan di matanya yang sebenarnya.

"Di mana permennya, Mr. Giggles?" tanya Lily, suaranya bergetar.

Afredo menatapnya dengan tatapan datar, tanpa emosi, sebuah seringai tipis muncul di bibirnya seringai yang tidak akan pernah ia perlihatkan di Harmonyville.

"Permen?" katanya, suaranya serak dan dingin. "Oh, Nak. Tidak ada permen di sini. Hanya tempat di mana Mr. Giggles bisa istirahat dari harus tersenyum sepanjang waktu. Dan sekarang, kamu harus ikut istirahat denganku."

Ketakutan murni mencekam Lily. Ia mencoba berteriak, tetapi suara Mr. Giggles yang tadinya riang telah membuatnya terdiam. Ia baru saja menyadari bahwa ia telah ditipu oleh sosok yang paling ia kagumi di kota.

Di Harmonyville, malam itu, kepanikan dimulai. Orang tua Lily segera menyadari bahwa putri mereka hilang. Pencarian pun dimulai, dan seperti yang sudah-sudah, Mr. Giggles adalah yang pertama kali datang, wajahnya penuh kesedihan yang dibuat-buat, memeluk Ibu Lily yang histeris.

"Aku akan mencarinya, aku janji! Aku tidak akan tidur sampai Lily ditemukan!" seru Mr. Giggles di depan semua orang.

Dan di mata publik, di hadapan kamera berita dan keluarga yang berduka, Mr. Giggles adalah sosok kesayangan yang hatinya remuk redam. Tidak ada yang pernah curiga bahwa di bawah rumahnya, di bunker dingin yang kedap suara, Afredo; Badut yang dicintai sedang menyeringai dalam keheningan, mengamankan koleksi terbarunya, sambil menunggu peran berikutnya sebagai pahlawan yang berduka di Harmonyville.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Senyum Palsu Di balik Topeng
Jonathan Wijaya
Cerpen
Bronze
JERAT ILMU WARISAN
Citra Rahayu Bening
Cerpen
Numpang Ke Kamar Mandi
Amelia Purnomo
Novel
PANDALANAN
Nor Laila
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Novel
Terror Mannequin
Devi Sri Mulyani
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Suamiku Menghilang
Bintang kecil@15
Novel
Bronze
MARAKAYANGAN: Yang Tertolak Dua Dunia
Trippleju
Flash
Kutitipkan Gergaji Ini
Zi Chaniago
Flash
Bronze
Mimpi Defin
Ron Nee Soo
Novel
Lenggak Tak Berkelok
Mahina 'Ai
Skrip Film
Sugih
Refy
Skrip Film
Cinta di Kamar Sebelah
Ardi Rai Gunawan
Rekomendasi
Cerpen
Senyum Palsu Di balik Topeng
Jonathan Wijaya
Cerpen
Bisikan Kegelapan
Jonathan Wijaya