Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Senja dan Bulan Sabit.
Langit sore itu menyala jingga keemasan, menumpahkan warna hangat ke seluruh penjuru desa. Daun-daun kelapa bergoyang pelan, seolah ikut menari menyambut kedatangan senja. Di tepi dermaga tua, seorang gadis duduk memeluk lutut, rambut hitamnya tergerai panjang, membingkai wajah pucat yang menatap kosong ke arah lautan.
Namanya Laila. Gadis dua puluh tahun yang sejak kecil menyukai dua hal: senja dan bulan sabit. Dua simbol yang menurutnya saling melengkapi, seperti cerita cinta yang tak pernah selesai ditulis. Setiap sore, ia akan duduk di sana, menunggu senja merekah dan bulan sabit perlahan menyembul dari balik langit biru tua.
“Masih mencari dia?” tanya sebuah suara berat dari belakang.
Laila menoleh pelan. Seorang lelaki tua berkain sarung dengan kopiah miring berdiri, membawa dua cangkir teh panas. Pak Yasin, penjaga surau sekaligus kakek angkat Laila seja...