Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Sendang Jantur
1
Suka
164
Dibaca

Tampak seorang pria muda, tubuhnya tampak kosong tidak bernyawa, matanya cekung dan badannya sangat kurus. Air liur terus menetes dia bahkan tidak berkedip… 

"Apa yang harus kita lakukan pak! Mas Arya, mungkin saja akan segera mati jika dibiarkan seperti ini!" 

"Nduk, kamu sendiri juga sudah tahu mengenai kutukan SENDANG JANTUR! Nama itu bukan sembarang nama! Karena siapapun yang sudah bercermin di dalam pantulan air sendang itu saat bulan purnama sudah pasti akan kehilangan jiwanya dalam 7 hari! !! Dia akan JATUH DALAM KEKOSONGAN!! apa kamu masih ga paham juga!!"

 Kata bapak gadis itu sambil bergegas pergi ke luar. Bapaknya menoleh ke belakang lalu berkata :

"Gendhis, cah ayu... Salahkan dirimu sendiri karena membiarkan teman mu itu pergi ke sendang itu bersama teman-temannya! Kamu sangat teledor! Bahkan tidak bisa mencegah orang luar untuk berbuat sesuka hati mereka!" 

"Tapi pak! Itu bukan sepenuhnya salah gendhis! Mereka pergi sendiri! Gendhis Ndak tahu apa-apa! Biarkan Gendhis ke sana buat meminta maaf ya pak!! Katanya kan bisa saja arwah mas Arya kembali jika di maafkan oleh NYI INDRASWARI." 

"Jangan harap bapak membiarkan kamu ikut ke sendang! Kamu hanya akan membuat nyi indraswari semakin marah! Jangan pernah coba-Coba kamu ke sana!! JANGAN PERNAH Gendhis!!" 

"Hiks… Terus gimana tanggung jawab Gendhis kepada orang tua mas Arya! Gendhis merasa bersalah bapak! Gendhis yang sudah membawa mereka semua ke sini!!" 

"Bilang saja, dia tidak hati-hati dan terpeleset di sendanng! Nanti biar bapak yang jelaskan!” Gendhis menutup matanya dan menelepon keluarga mas Arya, air matanya berlinang, Gendhis tidak bisa berbohong seperti keinginan bapak… 

“Apa aku jujur saja ya… hiks, ini salah gendhis karna mengajak rekan sekolah Gendhis ke sini!, harusnya aku tidak membiarkan mereka masuk ke desa Gendhis! Tapi semuanya sudah terjadi! Semua teman Gendhis sudah… sudah… ” tangis Gendhis pecah… 

“Tapi bapak juga benar, tidak ada hal baik terjadi kalau NYI indraswari semakin marah! Mau bagaimana lagi, bapakku yang seorang kepala desa memang yang paling tahu tentang desa ini.”

 Seperti namanya, desa ini masih kental dengan tradisi Jawa dan keunikannya seperti, Setiap 1 Suro para warga masih mengadakan ritual khusus memandikan 1000 pusaka. Ada berbagai macam pusaka yang selalu diturunkan turun temurun. Selain itu, ada satu rahasia yang tidak diketahui masyarakat luas di luar desa... 

Bahwa desa warang Sewu adalah desa TERKUTUK!. 

Kisah ini diwariskan turun temurun hanya kepada rakyat asli desa warang Sewu. Dahulu kala  di sebuah kerajaan Jawa, hiduplah seorang wanita yang sakti dan mandraguna, namanya adalah NYI INDRASWARI. Selain kecantikannya yang memesona, nyi indraswari terkenal akan kemampuannya yang seperti bisa meramalkan masa depan banyak orang, ia memiliki intuisi yang sangat tajam, bahkan sering dianggap sebagai orang sakti!. Banyak orang yang datang untuk meminta pertolongan dari kepekaan batin yang di miliki nyi indraswari ini, dan memang terbukti nyata.

Suatu hari seorang pangeran datang  kepada NYI indraswari karena mendengar kabar kesaktiannya yang terdengar hingga ke pelosok kerajaan tetangga. Ia kemudian memantapkan hatinya untuk mencari wanita sakti ini demi mewujudkan rasa keingintahuannya.

“Benar, mungkin saja aku bisa mencari petunjuk untuk menemukan siapa pelaku yang membunuh istriku tercinta. Aku harus menemukan siapa orangnya! Aku tidak peduli siapa itu, aku pasti akan menghukumnya dengan berat!!” 

Tidak lama sampailah pangeran dari kerajaan itu ke rumah Nyi indraswari yang tampak sederhana, rumahnya sangat sederhana dengan sebuah sendang yang tampaknya terbuka. Pangeran memandang sendang itu karena sangat menarik, ada banyak ukiran cantik di sendang itu.

“Pahatan ini benar-benar sangat istimewa, jika aku meminta gambarnya dan membuatnya di istanaku pasti sangat indah.” 

“Tampaknya anda tertarik dengan pahatan yang saya buat…” 

“Ahhh, selamat siang NYI, maaf saya lancang.” Sang pangeran merendahkan dirinya karena menghormati wanita sakti ini. Dan ia jujur mengungkapkan apa tujuan dia datang ke sini. 

“Saya dengar nyai berbakat dalam menerka perbuatan seseorang, jadi saya datang karena ada masalah yang selalu menghantui saya NYI.” 

“Kalau begitu, mari silahkan masuk dulu, kita bicara di dalam, pamali bicara hal yang tabu di luar rumah.” 

“Perkenalkan saya Raden MAHENDRA, saya adalah pangeran ke-3 negri ini. Kedatangan saya kesini karena saya ingin mengetahui siapa dalang di balik pembunuhan istri saya… beliau adalah orang yang sangat saya kasihi, dia baik dan sangat welas asih, bagaimana mungkin nasibnya sangat tragis, dia dibunuh oleh seseorang dengan tragis. Saya tidak bisa menerimanya nyai!!!” 

“Maaf pangeran… boleh saya memegang tangan pangeran?” 

“Lancang!! Berani-beraninya menyentuh tubuh kerajaan!! Pangeran dia harus dihukum mati!” kata para pengawal yang menjaga pangeran.” 

“Ssh Ssh! Kalian jangan ikut campur!! Maaf nyai, silahkan saja, aku tidak keberatan kalau harus memotong tangan ini demi mendapatkan kebenarannya!” pangeran sudah mengambil keris di balik jubahnya… 

“Tunggu!! Hamba tidak meminta tangan anda, hamba hanya ingin menyentuh tangan anda sejenak… maafkan kelancangan saya yang mulia.” 

“Tidak masalah…” 

NYI indraswari memegang tangan pangeran sambil bercermin di dalam air di dalam kendi tanah liat yang berisi sedikit bunga melati. Ada bayangan-bayangan yang dapat dilihat jelas dari pantulan air di dalam kendi itu. 

“Jadi pangeran saat ini menikahi adik dari korban juga kan?!”

“Bagaimana kamu tahu?!” 

NYI indraswari hanya tersenyum, ia lalu meletakan tangannya ke atas pangkuannya dan menutup mata sambil mengambil nafas dalam-dalam. 

“Pelakunya adalah wanita itu pangeran… dia cemburu dengan almarhum istri anda, karena anda sangat menyayanginya. Lalu ia mengetahui kalau istri anda telah mengandung 2 bulan, jadi hal itulah yang memicu gadis itu menjadi kejam.” 

“Tidak!!! Tidak mungkin!! Tidak mungkin dia melakukan hal keji seperti itu!!” Mata pangeran dipenuhi dengan rasa kaget dan amarah… ia tidak bisa berpikir dengan rasional sehingga ia menjadi kalap. 

“Tangkap penipu ini!!! Berani-beraninya dia memfitnah ratu Kerajaan ku!! Dan juga menyentuh tubuh anggota kerajaan!!!” 

“Pangeran, sebaiknya anda berpikir dengan rasional! Jika anda membunuh saya, anda akan menyesal!” 

Bagaikan petir menyambar, pangeran tidak bisa menerima petunjuk dari nyi indraswari ini, pangeran telah jatuh cinta kepada adik sang almarhum istrinya itu, setelah kepergian istrinya, hanya adik almarhum istrinya yang selalu menenangkan dan menghiburnya. Gadis itu sangat baik di mata pangeran.

“Dia tidak mungkin pelakunya!!! Penyihir itu pasti yang salah dan jahat!! Benar!! Dia bukan orang sakti tapi pasti penyihir jahat!!” 

“Dia seorang penyihir jahat!!! Dia melakukan tipu muslihat dengan sihirnya!! Aku sebagai pangeran negri ini tidak akan tinggal diam! Hukum penyihir itu!!! Hukuman mati!!” 

“Lihat dan dengarkan aku wahai pangeran Mahendra! Aku akan terus tinggal di sini dan melihat semua masa depan keturunan-keturunanmu! Aku akan pastikan satu persatu dendamku akan  dibalaskan dengan ribuan nyawa!  Sampai saat itu terjadi, kamu atau keturunanmu akan hidup dalam ketakutan! Dan batu ini akan menjadi saksi perbuatan bengis mu akan kematianku!”

 Sebuah cahaya melingkupi sebuah batu kali yang besar di atas batu besar itu tercetak nama nyi indraswari dengan aksara Jawa. Lalu batu itu jatuh ke dasar sendang. Para pengawal kerajaan dengan brutal menusuk tubuh Nyi Indraswari dengan kejam. NYI indraswari kemudian mati dan jasadnya tercebur ke dasar sendang dan anehnya  jasad nyi indraswari tidak pernah di temukan.

Tahun berganti tahun, dan korban terus berjatuhan setiap malam bulan purnama, air di dalam sendang menjadi sangat jernih bagaikan kaca, setiap orang yang bercermin di pantulan airnya dengan ajaib seolah melihat masa depan mereka, kejadian baik maupun kejadian buruk semua yang mereka lihat pasti terjadi dan selang 7 hari, mereka orang-orang yang bercermin di sendang mendapatkan kutukan JANTUR. yang artinya jatuh dalam KEKOSONGAN.

 korban semakin lama akan seperti linglung, lalu perlahan kehilangan jiwanya, ia seperti boneka yang hanya terus memandang dalam kehampaan dan pada saat terakhir, orang itu akan berjalan dengan sendirinya ke sendang  dan menenggelamkan dirinya. Berkali-kali orang mencoba mencegah orang yang terkena kutukan hendak bunuh diri namun selalu gagal… bahkan seolah kekuatan orang yang hendak menyerahkan jiwanya kepada NYI indraswari memiliki kekuatan 100 orang, sehingga semua orang yang mencoba menyelamatkannya selalu gagal.

Tahun terus berganti, desa mulai musnah dan hanya tertinggal satu desa kecil saja di dalam kerajaan yang besar itu. Ya itu adalah desa WARANG SEWU.

Tidak lama, Seorang pria dengan kacamata dan mobil mewah datang ke desa warang Sewu. Pria tampan itu bahkan mengenakan liontin kalung yang tampak sangat kuno dengan aksara Jawa di atasnya, itu tampak sangat unik. 

Tampak Gendhis mulai semakin panik, bahkan tubuhnya bergetar dengan hebat. Sang ayah yang mengetahui gelagat putrinya tidak beres, segera menarik Gendhis ke dalam kamarnya. 

“Kamu diam saja di sana! Jangan kacaukan urusanku! Ayah ga mau nanti NYI indraswari akan menghancurkan keluarga kita!” 

“Ta-tapi ayah! APA TIDAK SEBAIKNYA KITA JUJUR SAJA!!” 

“Diam! Kamu diam di situ! Jangan pernah keluar sampai Bapak mengizinkanmu keluar!!” 

“Pakkk!! Bapak!!! Jangan kunci Gendhis pak!!! Buka pakkk!!!” 

Dikuncinya Gendhis di dalam ruangan kamarnya. Lalu pergilah sang ayah menemui pemuda tampan itu… 

“Halo selamat sore pak, benar ini rumahnya mbak Gendhis? Perkenalkan nama saya Edo, saya adalah kakaknya Arya. Temennya Gendhis!” 

“Mari masuk, dan saya peringatkan kamu, segera bawa Arya pulang ke rumah, keadaanya tidak baik, sebisa mungkin jauhkan dari genangan air, atau kolam, bahkan bak mandi. Terus awasi anak itu…”

“Memang sebenarnya apa yang terjadi pak?!” 

“Adikmu telah melanggar pantangan desa kami, dan menghinanya… kami tidak menyambut kalian ke desa kami!! Kalau kamu ingin dia  tetap hidup jangan pernah bawa Arya kembali ke sini! Anak itu dan teman-temannya telah melanggar Pantang Leluhur desa kami! Meski begitu, hanya Arya yang sudah menjadi KORBAN, Jadi apapun yang terjadi setelah ini, JANGAN PERNAH BAWA ANAK ITU KEMBALI KE SINI! BAGAIMANAPUN CARANYA!Atau dia akan MATI!!” 

“Maaf pak bisa ceritakan lebih lanjut?!” 

Pak kepala desa hanya mengerutkan dahinya dan memberikan secarik kertas yang bertuliskan aksara Jawa… dan itu adalah nama seorang yaitu nyi indraswari. Bapak kepala desa itu bahkan tidak mengucapkan apapun setelah itu dan langsung menyuruh Edo dan Arya pulang ke rumah.

“Arya… dik, kamu Ndak papa toh?!” 

“Iya kak, Arya gapapa, nanti di rumah mama masak ayam panggang kesukaanku, terus kak Fitri pulang ke rumah bilang menang lomba melukis tingkat nasional dan dapat uang 50 juta” 

“Hahahaha kamu ada-ada saja, sepertinya kamu ga sakit kok, masih bisa bercanda gini…” 

“Kak, kalau Arya mati, kakak jangan sedih ya, soalnya Arya bisa ketemu sama bidadari disana, Arya bahagia! Hehehehe” 

“Hussh!!! Ngomong apa kamu!! Kamu istirahat aja!! Jangan ngomong ngelantur!” 

Arya hanya memandang ke luar jendela dan ia masih tidak berkedip. Matanya semakin merah dan wajahnya semakin pucat. Edo tampak semakin cemas karna adiknya tampak lesu. 

Benar saja sesampainya di rumah keadaan Arya semakin aneh, dan dia bahkan menolak makan atau minum dan hanya melamun saja, bahkan tidak berkedip Hingga matanya menjadi sangat merah dan air mata membanjiri wajahnya. 

“Arya, mbok sing eling Nang, ayo nyebut…” ibu Arya sudah menangis sejadinya merasa miris melihat putranya yang masih berusia 18 tahun itu terus diam seperti boneka, pandangannya kosong, bahkan sudah tidak bisa merespon.

“Gimana ni buk, Arya beneran ga respon sama kita sama sekali, ayo kita panggilkan orang pinter aja apa ya buk! Mau gimana lagi daripada kita harus kehilangan Arya!” 

“Ya Wis, do kamu cepat panggil pak kyai sana!!” 

“Baik Bu!!!” Tidak lama pak kyai datang, kemudian ia memeriksa  apa yang terjadi dengannya. Tubuh pak kyai bergetar hebat, darah keluar dari hidungnya. 

“ Ojo Melu-melu!!” Terdengar bisikan di telinga pak kyai. Seorang wanita cantik dengan baju kebaya hitam memberi peringatan kepada pak kyai yang mencoba menggali masa lalunya. 

Buakkkk… pak kyai yang tadi memeriksa Arya terpental menabrak dinding. 

“Ini… arwah yang penuh dendam!” 

Dalam sekejap semua bayangan masa lalu tentang nyi indraswari muncul di benak pak kyai. Meskipun pak kyai menahan rasa pusing yang luar biasa itu , beliau masih bisa bertahan dengan sekuat tenaga.

“Hancurkan batu nisannya!! Itu ada di dalam sendang itu!”

“ Batu apa?? Batu nisan?! Apa kita bisa melakukan itu?!” 

“Satu-satunya cara adalah dengan pergi ke sana dan melakukannya! Tidak ada cara lain! Ada banyak arwah yang  bergentayangan di sana menarik-narik mangsa baru. Mereka dalam pengaruh arwah itu! Arghhhh!!!” darah yang keluar semakin banyak… pak kyai tidak bisa menahan lebih lama lagi. Dan ia jatuh pingsan. 

“Pak kyai!!!!” 

Tidak lama, pak kyai telah sadar, dia memegangi dadanya karena rasanya sangat sakit seperti terbakar. 

“kamu nak Edo ikut bersama bapak, kita ke desa warang Sewu sekarang!! Sudah tidak ada banyak waktu!! Hanya tinggal 3 hari lagi, nyawa Arya dalam bahaya,

Ohh iya buuu, tolong ikat Arya di kasurnya dengan erat dia akan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri ke dalam air! Jadi jangan sampai ia bertemu dengan air kolam atau bak mandi!!” 

“Baik pak kyai!!” 

“Baik… sepertinya kita memang harus segera pergi ke sana!” 

Perjalanan tidak membutuhkan waktu lama, Edo dan pak kyai diam-diam menuju ke sendang jantur, seperti dugaan aura di sendang itu sangat aneh, angin berhembus sangat kencang dan malam itu tepat malam bulan purnama… desa warang SEWU sangat sepi, mereka bahkan tidak menyalahkan penerangan di desa, mereka mengurung diri di rumah mereka masing-masing. 

Edo hanya memandangi sekitarnya yang gelap dengan hati-hati, entah bagaimana Edo dan pak kyai terpisah di jalan. 

“Nak Edo!!!!” 

“Nakkk Edooo!!” Berkali-kali pak kyai memanggil tidak ada satu tanggapan pun, jalannya semakin gelap dan kabut menyelimuti sekitar.

 Tiba-tiba tiba sebuah tangan dingin memegang pergelangan kaki pak kyai… tangan itu mencengkeram dengan erat hingga meninggalkan bekas. 

“! astaghfirullah!” dengan cepat pak kyai melompat dan menendang tangan yang entah keluar dari mana. Ia terus memanjatkan doa tidak berhenti.

“Edoo!!” 

Edo berjalan terus ke arah sebuah rumah kuno kecil dan cantik, ada sebuah sendang dengan ukiran unik di dekat rumah itu… tiba-tiba seseorang menjawil pundak Edo dan berkata,...

“Nang, cah bagus… kamu ga usah ikut campur urusanku! Dendam ku belum terbalaskan! Aku ga akan pergi dari sini!” Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar sangat nyaring di telinga Edo. 

Edo mencari kesana kemari karna kaget dan ia bisa merasakan sentuhan itu namun tidak melihatnya dimanapun. 

Bulan bersinar sangat terang malam itu dan ia melihat ke dalam sendang yang memantulkan cahayanya dengan indah, ada seorang gadis cantik di pantulan air. Edo langsung menyadari apa yang terjadi… 

“Ampun nyai, maafkan kesalahan adik hamba, tolong lepaskan nyawanya,!”

“Hahahaha!!! Kamu pikir kamu bisa mengangkat kutukanku?!” Tiba-tiba Edo seperti tersihir karna. Telah melihat bayangannya di air sendang. Tubuh Edo berjalan dengan berat menuju ke sendang… Pak kyai yang baru saja berhasil datang untuk menemukan Edo lalu melafalkan berbagai doa yang ia bisa, namun sepertinya semua doanya sia-sia, hantu NYI indraswari sama sekali tidak goyah dan malah tertawa semakin keras. 

Dengan kekuatan ajaib nyai,  pak kyai yang sedari tadi berdoa terpental ke gapura dan pingsan.

Nyi indraswari keluar dari sendang bersama dengan ribuan tangan yang basah, memeluk Edo dari belakang, tangannya yang dingin menyentuh leher Edo, Edo seperti tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Dan Tubuhnya terus menerus di tarik ke dalam sendang dengan no perlahan oleh tangan-tangan para arwah yang bergentayangan.  

“Ikut kami!! Kamu harus ikut merasakan penderitaan kami!!”

“Kamu pikir kamu bisa pergi, hahahaha kamu terlalu naif!” 

“Krakkk… kamu temani aku yaa, melati kesepian di sini.” Hantu seorang gadis kecil muncul lalu tersenyum mengerikan di penuhi oleh taring yang tajam.

Tubuh Edo sudah tenggelam sepenuhnya, dan Edo menahan nafasnya sebisanya, tangan NYI indraswari menyentuh kalung liontin Edo dan tiba-tiba saja cahaya bersinar dari kalung kuno yang dikenakan Edo. 

“Arghhh!!! Apa ini!!” samar-samar ia mendengar suara adiknya yang telah lama ia lupakan. 

“Kakak, kalung ini tanda cinta kasih kita, aku ingin kakak menjadi orang yang berbudi luhur dan orang yang selalu membantu sesama! Jangan pernah lupakan aku ya kak, aku harap liontin ini dapat mengingatkan kakak tentang aku dan bagaimana seharusnya kita hidup!” 

“Tidakk!! Ningsih!!! Arghhhh!!!” tangan NYI indraswari terbakar dan sebagian jiwanya mulai mengeluarkan asap tebal, ia berteriak kesakitan.Asap mengepul dari tubuh nyi indraswari, dan batu nisannya juga tiba-tiba menjadi retak, begitu pula dengan kalung yang dipakai Edo.

 Prakkk… 

Batu nisan itu terbelah menjadi dua, lalu

sebuah jiwa anak kecil keluar dari kalung Edo dan menyeret arwah nyi indraswari ke dunia yang lain. Batu perjanjian sepenuhnya telah pecah. Tangan-tangan hantu yang semula menarik Edo ke dasar sendang menguap hilang tidak bersisa. Edo sudah terbebas dari jeratan hantu, meski begitu, tubuhnya sudah terlalu lelah untuk berenang ke permukaan…

“Terimakasih, aku benar-benar berterima kasih!” 

“Inikah akhir dari hidupku?! Apakah aku akan mati sekarang?!” 

Blubbb… blubbb…

Edo nyaris tenggelam sebelum akhirnya Gendhis datang menyelamatkannya malam itu. Edo masih berpikir, apakah masalah ini benar-benar sudah selesai?! Mengapa saat ini ia bisa melihat kejadian-kejadian aneh bahkan dari cangkir teh yang di suguhkan Gendhis. 

Edo menerima secangkir teh panas itu dengan senyum kecut. Sambil sesekali mengucek matanya. 

“Terimakasih tehnya Gendhis…” 

Dalam cangkir teh itu tampak Arya sedang tertidur pulas. Dan seorang gadis dengan kebaya hitam tampak memeluknya dan tersenyum. 

~End~ 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Sendang Jantur
Noctis Reverie
Cerpen
Bronze
Bayangan Suamiku Menghilang
Bintang kecil@15
Novel
Gold
Fantasteen Scary Jangan Becermin Malam Ini
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Saving Ludo
Mizan Publishing
Komik
STORY OF MY GHOSTS
Jusep kurnia
Komik
Shall We Play ?
bubukomik
Komik
Bronze
Serem Sirep
Andrianto
Flash
Bronze
Ayah yang Aneh
Khairun Nisa
Cerpen
Bronze
Dia Datang Diantar Siapa?
bomo wicaksono
Flash
Titan
Rama Sudeta A
Flash
Hati Palasik
Aniqul Umam
Cerpen
Sherly
Panipun
Cerpen
Bronze
Tulang Kelinci
Imajinasiku
Novel
Bronze
SUMI
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Flash
Bronze
MAKAN ENAK
Lirin Kartini
Rekomendasi
Cerpen
Sendang Jantur
Noctis Reverie
Cerpen
Falling For The Foe
Noctis Reverie
Cerpen
Rontaling Sukma
Noctis Reverie
Cerpen
(teaser) Dark Omen: The Crimson Roots
Noctis Reverie
Novel
Bronze
S-Class Guide Ingin Menjadi Tukang Roti
Noctis Reverie