Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Bumi sedang lelap berselimut gelap, saat Wien terbangun. Telepon genggam yang ia taruh di atas nakas menjerit-jerit memanggil perhatiannya. Wien beringsut. Setengah kesadarannya masih diganduli alkohol dalam wine yang ia tenggak malam tadi. Setengah kesadarannya yang lain menyaksikan tujuh belas pesan WA yang terbengkalai di layar telepon genggam. Semuanya dari seorang lelaki yang ingin dihindarinya.
“Pukul tiga dua puluh lima. Bimo, kau memang kepala batu, ya?” batinnya.
Wien tidak bisa tidur lagi. Agak sempoyongan, ia membuka connecting door yang menghubungkan kamarnya dengan kamar dua anak lelakinya. Wien tersenyum melihat wajah dua putra kembarnya yang tidur nyenyak walau isi pikirannya tidak di kamar itu. Usai merapikan selimut si bungsu, rasa pen...