Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di sudut kota yang ramai, di antara deru kendaraan dan hiruk-pikuk pasar, berdiri sebuah rumah tua dengan cat mengelupas, genting retak, dan jendela berderit yang seolah menceritakan kisah usianya. Di dalamnya tinggal Dzaki, seorang pelukis berusia 30 tahun yang menjalani hidup dengan semangat sekaligus beban. Kanvas-kanvasnya penuh warna—coretan merah menyala, biru kelam, dan kuning yang berbinar—mencerminkan mimpinya yang besar, tetapi dompetnya kosong, hanya berisi debu dan harapan yang kian memudar. Setiap hari, ia melawan rasa putus asa, menatap lukisannya yang tak kunjung dilirik galeri, berharap dunia akan melihat keindahan yang ia ciptakan. Di ambang jendela dapur rumahnya yang reyot, di antara serpihan kayu dan sisa-sisa cat, ia menemukan seekor semut kecil, pincang, berjalan tersendat dengan kaki kecilnya yang seolah menolak menyerah. Semut itu tampak...