Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Warung kopi di pojokan jalan itu gak pernah berubah. Meja kayunya udah lecet, gelasnya retak di pinggir, tapi rasanya tetap sama pahit, tapi jujur. Aku duduk di situ hampir tiap sore, menatap ampas yang berputar di dasar gelas kayak nasib yang gak mau tenggelam-tenggelam.
Lucu ya, manusia itu mirip kopi. Dihaluskan, diseduh, dinikmati, lalu dibuang. Katanya, yang tersisa di bawah cuma ampas padahal tanpa ampas, kopi gak bakal punya cerita. Tapi siapa peduli? Dunia cum...