Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Sejarah
Bronze
Selamat Tinggal Tanah Kelahiranku
0
Suka
291
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Malam telah begitu larut. Dinginnya malam pun telah menusuk tulang sehingga memaksa semua orang untuk terbaring di atas tempat tidur dengan tertutup selimut. Namun berbeda dengan seorang kakek tua yang nampak berdiri depan jendela sambil menatap keluar rumah. Dinginnya malam tak mempengaruhinya sama sekali.vIa tetap berdiri seorang diri. Hanya sebuah senyuman di wajah yang menemaninya malam itu.

Sang kakek tak pernah menyangka bahwa ia akan kembali ke tanah kelahirannya dengan kehidupan yang baru. D...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Sejarah
Cerpen
Bronze
Selamat Tinggal Tanah Kelahiranku
Anggrek Handayani
Novel
Gold
Seteru 1 Guru
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Prahara Diakhir Tahta
Fitri Yeni Musollini
Flash
Bronze
GARA-GARA PINJOL
HERLIYAN BERCO
Novel
Bronze
Kala Wengi
Andita Rizkyna N
Novel
Dahlia Merah di Penghujung Abad
tuhu
Novel
Bronze
Lilin yang Patah
Gia Yaquni
Novel
Gold
Dunia Dari Keping Ingatan
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Tarka Sengkalan & Simbol Masa 1997/98
RK Awan
Novel
Bronze
Perempuan Sehabis Gelombang
Panji Pratama
Novel
Bronze
Gending Cinta Sandyakala
Lia Heliana
Novel
Gold
Pangeran dari timur
Bentang Pustaka
Flash
Asal Usul Wingko Babat
d Curly Author
Novel
Bronze
BUKAN HARI KEMARIN
Siti rokhmah
Novel
Bronze
ANDARU: TRAGEDI 1998
Arum faizatul umami
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Selamat Tinggal Tanah Kelahiranku
Anggrek Handayani
Cerpen
Aku Ingin Terlahir Kembali
Anggrek Handayani
Cerpen
Bronze
Kembalikan Senyum Ibu
Anggrek Handayani
Cerpen
Bronze
Kakek dan Bisma
Anggrek Handayani
Novel
Izin Meminta Kasihmu, Papi
Anggrek Handayani
Novel
Bronze
Sepasang Satria Piningit
Anggrek Handayani
Novel
Bronze
Sebuah Pengabdian
Anggrek Handayani
Novel
Bronze
Tahtamu Menantimu
Anggrek Handayani