Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Sebuah kegagalan karena ketidakpedulian kesombongan dan meremehkan perhatian kecil
2
Suka
107
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

  Pagi yang cerah, langit biru, cahaya matahari, semua itu menjadi beberapa dari banyaknya hal yang menghiasi dunia ini. Terbangunlah seorang pemuda bernama Muba, anak berusia 18 tahun itu merupakan seorang yatim piatu. Dirinya hidup sebatang kara sejak berumur 7 tahun, kedua orangtuanya meninggal karna kecelakaan. 

“Sudah 11 tahun ya sejak aku sendirian” ujar Muba dalam hatinya.

Muba pun berjalan menuju jendela dan melihat keluar rumahnya, ia merasakan hangatnya sinar matahari dan sejuknya angin sepoi-sepoi. Muba teringat bahwa hari ini adalah pertandingan dirinya memperebutkan sabuk WBO (World Boxing Organization) dikelas middleweight. Sabuk tersebut merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar yang diimpikan Muba yaitu gelar sebagai Petinju Tak terbantahkan. 

  Gelar tersebut baru bisa didapatkan setelah seorang petinju mendapatkan 4 sabuk utama, diantaranya sabuk WBA, WBC, IBF dan WBO. Muba hanya selangkah lagi untuk mendapatkan gelar yg dia dambakan tersebut, hanya saja lawan Muba nantinya adalah Jack jack, petinju yang juga mengincar gelar sebagai petinju tak terbantahkan dan tinggal selangkah lagi, sama seperti Muba. Muba tersadar dari lamunannya lalu pergi mandi, sarapan dan bersiap untuk joging. Selesai pemanasan Muba pun joging sejauh 4km, ditengah perjalanannya ia menemukan bahwa ada seorang Kakek yang tengah dipukuli oleh 2 orang bertubuh besar. Muba pun berlari kemudian memukul orang yang mencekik kakek tersebut, kedua orang itupun terkejut akan kedatangan Muba, mereka pun menjadi waspada karena serangan dari Muba sangatlah keras. 

  Pada akhirnya terjadilah keributan yang cukup lama, salah satu warga yang melihatnya pun memanggil polisi dan keributan itu berhenti setelah polisi datang. Kedua lelaki itu lalu di tangkap dan diinterogasi akan kenapa mereka memukuli kakek tersebut. Terkuak bahwa hanya karna tertabrak oleh sang kakek, mereka tersulut emosi lalu memukuki kakek yang bahkan sudah meminta maaf dengan tulus. Masalahnya telah selesai dan Muba menanyakan keadaan sang kakek. 

“kek apakah engkau baik baik saja? ” tanya Muba.

“Ya nak, kakek baik baik saja, terimakasih karena telah menolong kakek”

“tunggu sebentar apakah dirimu adalah seorang petinju? ” 

Muba terkejut karena kakek yang baru ditemuinya langsung mengetahui dirinya merupakan petinju. 

Muba lalu penasaran dan ingin tahu bagaimana cara kakek itu mengetahui bahwa dirinya adalah seorang petinju. 

“kakek kenapa bisa tahu kalau saya adalah petinju? ”

Sang kakek lalu mengatakan

“tentu saja aku bisa tahu, karena aku merupakan mantan pelatih tinju yang sudah pensiun”

“aku bahkan sudah melatih seorang monster yang hanya butuh waktu kurang dari 5 tahun untuk bisa juara dunia berkali-kali dari pertama juara di kelas flyweight sampai dengan kelas heavyweight orang yang kulatih itu selalu juara dan tak pernah kalah sekalipun”

  Muba bertanya siapa nama dari kakek tersebut. 

“nama mu siapa kek? ” tanya muba

“namaku Rovi” 

“Kakek Rovi yah, b...” 

Sang kakek menyela perkataan Muba. 

“nak, siapapun lawanmu jangan pernah engkau meremehkan mereka”

Sembari berjalan pergi kakek itu berkata lagi. 

“satu hal lagi wahai anak muda, jika ada siapapun yang memberimu sebuah saran jangan pernah dirimu mengabaikannya” petuah sang kakek.

Muba pun hanya tersenyum menanggapi perkataan tersebut. 

  Muba kemudian kembali kerumah dan beristirahat, dilanjut dengan bersiap untuk pergi ke pertandingannya. Sesampai ditempat bertanding, Muba dihampiri sang pelatih yang bernama Aldean. 

“Heiiii!!!! Bocah dari mana saja kau haaaaah!! ”

Muba ingin menjawab tapi sudah dicela dan tak dihiraukan. 

“ah sudahlah itu tidak penting sekarang, cepat kau pemanasan dan berlatih sebentar sebelum pertandingan mu dimulai”

“baiklah Coach” jawab Muba dengan tegas”

Beberapa menit kemudian, waktu pertandingan pun telah tiba dan Muba mulai berjalan menuju ring. Secara tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menghampiri Muba dan berkata.

“hei kak, jika kau ingin menang cobalah untuk mengincar bagian perut Jack jack”

Muba hanya tersenyum menanggapi hal tersebut. Di atas ring sang coach Dean memberi arahan kepada Muba untuk mengincar bagian perut dan menghindari pukulan hook kiri dari Jack jack. Lagi dan lagi Muba tak menganggap hal itu perlu dilakukan karna dirinya kuat dan bisa menang dengan mudah, Muba berkata.

“sudahlah coach, perbedaan kekuatanku dengan Jack jack bagaikan langit dan bumi, dan kemungkinan Jack jack menang hanya bagaikan seseorang yang mencoba menguras lautan dengan sebuah gayung saja” ujar Muba mengeluarkan nada sombong.

  Pertandingan setelahnya dimulai, di ronde pertama Muba berhasil memojokkan Jack jack dengan pukulan beruntun. Dirinya lalu mengejek lawannya itu dengan berjalan seperti simpanse sembari mengangkat kedua tangan. Pada ronde kedua pun Muba masih melakukan hal yang serupa, namun pada akhirnya saat ronde terakhir, Muba sudah terlihat kelelahan. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Jack jack langsung menghujani Muba serangan yang keras dan diakhiri pukulan kearah perut Muba. Karena serangan dan akibat lelahnya Muba, ia tersungkur dan dinyatakan kalah KO di ronde ke 3.

  Keesokan paginya Muba terbangun di atas ranjang rumah sakit, lalu teringat akan kekalahannya atas Jack jack yang memalukan bagi Muba sendiri. Muba kemudian pergi keluar untuk mencari angin segar dan duduk di taman rumah sakit. Ia merenung, sedih dan sangat kecewa akan dirinya sendiri, kemudian Muba dihampiri seseorang

“hei nak, jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ingatlah akan perjuangan, usaha, tekad, impian, pengorbanan, kerja keras,dan penderitaan yang kau alami selama ini”

“jika dirimu terus bersedih, semua yang telah kau jalani dan raih dengan susah payah malah akan menjadi sia sia”

Orang tersebut pun pergi meninggalkan Muba sendirian, seketika Muba mengingat semua memori yang telah dialami selama ini, dimulai saat pertama kali Muba hidup sendirian tanpa siapa siapa di sampingnya pada usia 7 tahun. Muba merasakan penderitaan yang amat parah, dari dibully, dicaci maki, dipukul, diusir, tetapi Muba selalu diam tak melakukan apapun. Disaat yang sama dirinya juga berlatih dan belajar untuk menjadi kuat agar bisa melindungi diri sendiri. Muba pertama kali sekolah pada usianya yang ke 10 tahun dan memutuskan untuk keluar dan tak ingin sekolah lagi pada usia 15 tahun. Perjuangannya itu terus berlanjut sampai Muba menjadi petarung jalanan dan bisa hidup lebih tenang setelah berhasil juara dan mendapatkan sabuk WBA (World Boxing Association) untuk pertama kalinya diusia 16 tahun. 

Muba akhirnya kembali bersemangat untuk menjalani hidup, mencoba berubah menjadi lebih baik, berusaha lebih keras, dan tak akan pernah mengabaikan saran dari orang lain lagi mulai saat itu. Setelah dirinya kembali sehat, Muba pun berlatih lebih giat dan lebih matang mempersiapkan dirinya untuk pertandingan yang akan ia hadapi nantinya agar mendapatkan sabuk WBO (World Boxing Organization) dan mendapatkan gelar impiaannya sejak pertama kali masuk kedunia tinju. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Sebuah kegagalan karena ketidakpedulian kesombongan dan meremehkan perhatian kecil
Andika Prawira
Cerpen
climate[Pg 4] improved. It has been made habitable. The soil, which bore formerly only a coarse vegetation, is covered to-day with rich harvests. The rock-walls in the valleys are laid out in terraces and covered with vines. The wild plants, which yielded
Miftahudin
Cerpen
Story Of My Life
Jessy Margaret
Cerpen
Ibu Jangan Mati
Siti Soleha
Cerpen
Hilang Akal
Yuli Harahap
Cerpen
Bronze
Si Pendidikan Negeri Sipil Bag-1
spacekantor
Cerpen
Bronze
Sabda Pasar
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Lost In Translation (Karena kamus saja tidak cukup)
Lada Ungu
Cerpen
Salah yang Menghapus Kebaikan
Lianhua Xien Yi
Cerpen
Bronze
Berhitung
hyu
Cerpen
Bakso Madura
Rizky Anna
Cerpen
Bronze
Maghdiraghar Nyurathala
JWT Kingdom
Cerpen
Bronze
Kertas Balas Kertas
Omius
Cerpen
Kalung Ini Ruby Pinjam
Rizky Siregar
Cerpen
Seperti mati, hidup juga punya banyak alasan
tseasalt
Rekomendasi
Cerpen
Sebuah kegagalan karena ketidakpedulian kesombongan dan meremehkan perhatian kecil
Andika Prawira