Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Meja sudut kiri kafe Kata dan Rasa selalu saja kosong setiap jam tujuh pagi. Bukan karena tak ada yang mau duduk di sana, tapi seolah meja itu tahu siapa yang akan datang dan lebih memilih menunggu mereka. Kafe itu buka sejak pukul enam, namun meja itu tak pernah disentuh oleh pelanggan lain sebelum dua orang datang: seorang pria berjaket abu-abu dengan laptop hitam, dan seorang perempuan dengan syal rajut cokelat yang selalu membawa buku catatan.
Tama adalah nama pria itu. Ia bukan tipe yang menyukai pagi, tapi kebiasaan menulis skrip film membawanya ke tempat itu. Kafe Kata dan Rasa punya segalanya: ketenangan, kopi pahit tanpa basa-basi, dan—tanpa ia sangka—seorang perempuan yang duduk diam di seberangnya setiap pagi sejak tiga minggu lalu.
Mereka tidak pernah saling menyapa. Hanya sesekali bertukar pandang, anggukan kecil, atau senyum tipis saat salah satu lebih dulu pulang. Tama tidak tahu siapa nama perempuan itu. Ia menyebutnya “Syal Cokelat” dalam pikirannya. Ia sering bertanya-tanya, kenapa peremp...