Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Namaku Lira. Nama kakak kembarku, Lara. Dua nama yang sangat mirip, dipisahkan hanya oleh satu getaran di pangkal lidah.
Sejak di dalam rahim, dunia kami berupa ruang tunggal yang kami bagi tanpa sekat. Ketika lahir, dokter mengatakan kami berbagi plasenta yang sama, bahkan takdir pun enggan memisahkan kami terlalu jauh.
Orang tua kami, dengan niat baiknya yang kikuk, mencoba memberi kami identitas terpisah. Pita rambutku merah, milik Lara biru. Bajuku bergambar kelinci, bajunya bergambar bulan.
Tapi usaha mereka tetap saja sia-sia. Di penghujung hari, pita itu akan tertukar, dan kami akan tidur dengan mengenakan piyama yang sama, bertukar mimpi dalam gelap. Kami tidak pernah sengaja melakukannya. Benda-benda itu seolah kehilangan makna kepemilikan saat berada di dekat kami.
“Tubuh Lara yang mana?” tanya Ayah suatu sore, sambil tersenyum dari ambang pintu kamar.
Aku dan Lara, yang sedang duduk berdampingan di lantai, membaca buku yang sama, hanya saling pandang lalu mengangkat bahu serempak. Bagi kami, pertanyaan itu sama absurdnya dengan menanyakan sisi kiri dan sisi kanan sekeping koin. Keduanya ada, keduanya bagian dari satu benda yang sama. Tanpa yang satu, yang lain tidak ada artinya.
Kami punya satu kucing. Namanya Kuro. Kucing hitam legam dengan mata hijau menyerupai dua keping batu giok basah. Kuro tidak pernah memilih salah satu dari kami. Jika ia tidur di pangkuanku, ekornya pasti menyentuh kaki Lara. Jika ia mengeong meminta makan pada Lara, matanya...