Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Aksi
Sang Gadis Bintang
2
Suka
13
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

sebuah desa sunyi yang dilingkupi hutan biru dan langit berbintang tanpa batas, hiduplah seorang gadis bernama Hoshiko. Tak seperti gadis desa lainnya, Hoshiko lahir pada malam hujan bintang dan sejak itu, bintang bintang seolah selalu memanggil namanya.

Setiap malam , Hoshiko diam diam melangkah ke bukit Arunika , tempat langit terasa begitu dekat. Rambutnya memantulkan cahaya bintang , dan mata birunya berbicara seperti galaksi kecil. Malam itu berbeda.

Langit berguncang . Bintang jatuh namun bukan bintang biasa.

Sebuah cahaya emas membentuk wujud bintang hidup yang menari di udara berkilau seperti jiwa kuno.

Hoshiko meraih tangannya...dan saat ujung jarinya menyentuh bintang itu KRASHH! Ledakan cahaya.

Desa tiba tiba diselimuti kabut hitam . Bayangan - bayangan keluar dari tanah , menjerit kelaparan. Umbra di pemakan cahaya , legenda yang tak pernah dipercaya oleh orang dewasa.

Tapi Hoshiko tahu. Ini panggilannya.

Bintang di tangannya menyatu ke dada , menciptakan segel bercahaya.

"Starligh Ascend! "

Hoshiko terangkat ke udara , gaunnya berubah menjadi pakaian Astral Guardian. Bintang-bintang di langit bergerak membentuk rasi khusus, Rasi Hoshiko. Pedang cahaya lahir dari gugusan bintang.

Umbra menerkam. Hoshiko menebas. Dan ledakan cahaya membelah langit desa.

Hujan bintang turun. Bayangan menghilang gelap pergi tanpa jejak.

Penduduk keluar ,menatap Hoshiko yang turun perlahan, dikelilingi kelopak

Kelopak cahaya jatuh perlahan seperti salju perak . Aroma wangi bintang memenuhi udara tidak seperti bunga , seperti udara yang segar setelah hujan pertama. Penduduk desa menatap Hoshiko tanpa suara. Wajah mereka pucat oleh ketakutan, namun mata mereka menyala takjub, seakan baru menyadari legenda yang selama ini dianggap dongeng ternyata nyata.

Seorang anak kecil berbisik, "itu.... Dewi cahaya?"

Hoshiko menatap tangannya sendiri. Segel berbentuk bintang yang masih menyala di dadanya perlahan meredup, tapi tidak menghilang. Nafasnya bergetar. Ia merasa hangat, tapi sekaligus dingin seolah selangit tubuhnya berasa di dunia manusia ,separuh lain menyentuh langit.

Namun sebelum ia sempat berbicara.... Langit bergetar sekali lagi.

Bukan seperti gempa. Bukan seperti guntur.

Ini.....seperti suara nyanyian.

Bukan nyanyian indah tapi panggilan. Peringatan.

Malam itu, Hoshiko tidak tidur.

Di dalam kamarnya yang sederhana hanya lampu minyak dan jendela kayu yang terbuka ke arah rasi bintang. Ia duduk bersila,menatap langit .

Bintang- bintang berdenyut. Seperti jantung . Seperti.....berbicara.

Hoshiko.

Hoshiko.

The last guardian awakens.

Hoshiko menutup mata. Suara itu bukan suara manusia. Bukan bahasa bumi. Tapi entah bagaimana, ia mengerti segalanya tanpa kata.

Bahwa " Insiden Umbra"tadi hanya awal . Bahwa kabut hitam yang muncul itu bukan kebetulan. Bahwa dunia sedang retak dan pintu kegelapan terbuka.

Hoshiko berdiri terpaku . Untuk sesaat, dunia seperti berhenti berputar.

Ariana memandang ke langit ke gerbang merah yang kini terbuka seperti luka membelah galaksi .

"Selama 300 tahun....tak ada penjaga yang sanggup menutup gerbang itu. Bahkan aku gagal. Karena aku terlalu terlambat menyadari. "

Ariana menoleh . Tatapannya menembus Hoshiko.

"Umbra bukan hanya bayangan. Mereka adalah bintang yang gugur. "

Hoshiko tersentak.

"Mustahil... Umbra itu memakan cahaya . Mereka musuh langit. "

Ariana menggelengkan pelan.

"Langit tidak lahir hanya dari cahaya. Ia juga lahir dari gelap yang kehilangan cahaya. "

Kata kata itu pecah di dada Hoshiko seperti lonceng purba.

Dan sebelum ia sempat meresapi lebih dalam langit kembali bergetar.

Pertarungan pertama.

Umbara datang bukan lewat bayangan tanah. Mereka turun dari langit . Dalam wujud cahaya marah retak. Seperti kristal rusak yang masih menyala.

Dan mereka.....menangis.

Bukan raungan haus tapi seperti jiwa yang tersiksa.

Untuk pertama kalinya Hoshiko melihat Umbra bukan sebagai monster.

Tapi...... Sebagai bintang yang hancur.

Namun mereka tetap menerkam.

Hoshiko tak sempat bimbang. Segel di dadanya kembali menyala. "Starlight Ascend! "

Cahaya emas naik dari tanah ke langit. Pedang gugusan bintang lahir kembali.

Umbra menerjang. Ratusan. Ribuan.

Hoshiko menebas. Cahaya membelah malam. Gemuruh seperti laut pecah.

Tiada ruang untuk ragu.

Namun....

Meski setiap tebasan nya sempurna , Hoshiko merasa tenaga mereka tak habis habis.

Setiap Umbra yang hancur pecah menjadi kilasan bayangan kecil lalu bersatu lagi.

Merek bukan menyerang tubuh. Mereka menyerang langit. Menggerogoti cahaya dari dalam.

"Tak bisa terus begini...." Haruko mengerjap. Napas mulai berat.

Ariana melihat tak jauh darinya. Namun wanita itu.... Diam.

Seolah sengaja tidak turun tangan.

Hoshiko menggertakan gigi. Bukan marah tapi menyadari sesuatu.

"Dia mengujiku. "

Dan saat Umbra menjatuhkan dirinya dari udara, Hoshiko tidak menebas.

Ia memejamkan mata.

Dan dalam sekejap, ia mendengar lagi nyanyian itu.

Bukan panggilan perang. Tapi.... Doa.

Umbra tidak berteriak. Mereka memohon.

Hapuskan kami.

Bukan tubuh kami.

Tapi luka kami.

Dan ketika Hoshiko membuka mata....

Pedangnya berubah.

Bukan lagi tebasan perang. Melainkan cahaya yang memurnikan.

"Astral Requiem."

Cahaya emas turun seperti hujan doa.

Bukan menghancurkan . Melepaskan.

Satu per satu Umbra...tidak lenyap. Melainkan kembali menjadi bintang.

Bukan merah retak tapi kembali putih jernih. Terbang pulang ke galaksi yang sangat jauh.

Ariana terdiam.

Untuk pertama kalinya , ekspresi nya tak lagi datar. "... kau....memurnikan mereka. Bukan membunuh."

Hoshiko turun perlahan tubuhnya bergetar. Namun matanya tak takut.

"Aku tidak akan membiarkan langit diselamatkan....dengan cara mengorbankan langit itu sendiri."

Ariana menatap Hoshiko lama.

Lalu tersenyum samar bukan senyum lega. Tapi senyum hormat.

"The First Star hath awakend."

Langit mendadak membuka lingkaran cahaya raksasa di atas Haruko.

Rasi bintang membentuk segalanya berubah.

Itu bukan akhir. Ini baru awal kebangkitan para penjaga Astral.

Ariana mengulurkan tangan dan kunci cahaya muncul di antara mereka.

"Hoshiko....siapkah kau melihat kebenaran dari seluruh langit? "

Hoshiko menatap kunci itu.

Dan menjawab tanpa ragu sedikit pun.

Lalu membuka pintu itu.

Saat pintu terbuka Hoshiko tanpa ragu masuk

Dalam ruang hening penuh cahaya lembut, Hoshiko mendengar suara yang sangat familiar namun tak pernah benar benar ia dengar sebelumnya.

"Hoshiko......kau dipilih oleh langit."

"kau adalah jawaban doa langit itu sendiri. "

Bintang bintang kecil berputar mengelilinginya bukan menilai, tapi menyambut pulang.

Dan dari cahaya itu muncul siluet sosok lembut samar, namun senyumnya seperti rumah.

"Sejak awal.....kau tidak sendirian."

Hoshiko menutup mata untuk pertama kalinya ia merasa tidak sedang berjuang......tapi pulang.

Hoshiko membuka mata.

Sosok cahaya itu tak bersuara lagilagi namun Hoshiko merasa pesan terakhirnya belum selesai.

Tanpa sadar, ia bertanya pelan.

"Siapa......kau sebenarnya? "

Cahaya itu tidak menjawab dengan kata.

Melainkan berubah menjadi segenggam partikel bintang...dan perlahan menyatu ke dada Hoshiko.

Lembut. Hangat.

Dan seketika Hoshiko tahu jawabannya. "

"Aku bukan datang dari langit."

"Aku adalah bagian dari langit itu sendiri."

Ia bukan pewaris.

Bukan dipilih.

Hoshiko lahir sebagai cahaya yang diciptakan untuk menyembuhkan bukan menghancurkan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Aksi
Cerpen
Sang Gadis Bintang
Lorenza
Flash
Brahma Menghancurkan Semesta
Nur Khafidhin
Flash
Misi
Laila NF
Flash
Kutuk Marani Sunduk
Rainzanov
Novel
Siasat Orang Buangan
Dedy Tri Riyadi
Novel
The Author
Chesar Kurniawan
Flash
Fajar Menyingsing Di Palestina
Vitri Dwi Mantik
Novel
Bronze
Adiwira: Lahirnya Kesatria Pelindung Bumi
Jun Prakoso
Novel
Costa Blanca
Kharizma ahmada
Novel
Snow In Zhiguang
HANA PUSPARINI
Flash
Bronze
Orca
Faisal Susandi
Novel
Mengapa amang berkhianat epesode 2
Rahmatullah
Flash
Introvert, ekstrovert, dan ambivert
Nimilsy Butterfly
Flash
Arah Tujuan Mana Yang Ingin Diraih?
Neil E. Fratér
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Rekomendasi
Cerpen
Sang Gadis Bintang
Lorenza