Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Salah Kirim Chat, Malah Jadi Gebetan
2
Suka
38
Dibaca

Hari terburuk versi aku

Hari ini resmi jadi hari paling menyebalkan sepanjang hidupku.

Pertama, dosen killer memberikanku nilai C untuk tugas yang sudah aku selesaikan sampai begadang tiga hari. Kedua, aku hampir jatuh dari motor gara-gara jalanan bolong tanpa tanda peringatan. Ketiga, aku ribut sama sahabatku cuma gara-gara masalah sepele: lupa bawa charger laptop.

Saking kesalnya, aku langsung ngetik panjang lebar di WhatsApp. Jempolku sudah kaya peluru.

“Aku bener-bener muak sama dunia! Kenapa semua orang nyebelin banget sih? Bahkan kamu juga bikin aku kecewa! Aku capek selalu ngertiin orang, tapi nggak ada yang bisa ngertiin aku!”

Klik.send.

Dua detik kemudian, aku menatap layar dengan panik. Nama kontaknya... BUKAN sahabatku. Itu nomer asing. Tidak ada nama. Hanya angka-angka dingin tanpa foto profil.

“Ya Allah...” aku ingin lenyap ditelan bumi. Baru aja aku curhat dramatis ala sinetron ke orang yang bahkan tidak aku kenal.

Layar ponselku berkedip. Ada pesan masuk.

“Hmm... Aku bahkan belum kenal kamu, tapi aku setuju. Dunia memang ngeselin.”

Aku melongo. Orang asing ini bukannya bingung malah, mengomentari curhatanku seolah-olah kami sudah berteman lama.

Aku buru-buru mengetik balasan:

Maaf salah kirim. Tolong abaikan saja. Pretend it never happened.”

Balasannya muncul cepat:

“Terlambat. Aku sudah menjadi saksi pertama kamu ngamuk ke dunia. Jadi... Selamat, kamu punya stranger baru yang tau rahasiamu 😏.”

Aku sampai terjatuh dari kasur, nabrak tumpukan buku yang belum aku rapikan. Satu persatu jatuh ke lantai, bikin kamar kosku makin kayak kapal pecah. Aku menatap layar ponsel dengan wajah antara panik dan malu setengah mati. Bayangin saja, isi curhat lebay ala FTV barusan bisa jadi bahan blackmail kalau orang asing itu ternyata psikopat. Aku menekuk lutut, memeluk bantal, dan bergumam lirih, “Ya Allah, kalau bisa di-undo kaya Microsoft Word, tolong kasih shortcut-nya juga...”

Aku menutup wajah dengan bantal. Astaga, ini awal dari sesuatu yang gila banget.

---

Obrolan Stranger Yang Nggak Biasa

Awalnya aku pikir setelah itu obrolan selesai. Tapi ternyata... Nggak. malamnya, stranger itu ngechat lagi.

“Jadi, kamu tim mie rebus atau mie goreng?”

Aku mengedipkan mata. Serius? Dari sekian banyak topik di dunia, dia pilih mie instan?

Aku membalas dengan malas.

“Mie goreng. No debat.”

Dia membalas dengan cepat.

“Astaga, ini benar-benar dosa besar. Mie rebus itu surganya malem-malem sendu. Kamu harus bertobat.”

Obrolan nggak berhenti disitu. Besoknya, dia kirim pesan absurd lagi.

“Tim kucing apa tim anjing?”

Aku balas singkat:

“Kucing. Karena anjing terlalu ribet.”

Balasannya muncul secara cepat:

“Salah besar. Anjing itu setia. Kucing cuma datang saat lapar. Jadi, jangan heran kalau besok kucingmu meninggalkan kamu buat tetangga yang masaknya lebih enak😌.”

Aku mendengus. “Nih orang sotoy banget.”

Akhirnya aku balas pakai pantun:

“Jalan-jalan ke pasar beli singkong, jangan sok tahu deh, nanti kepentung gong.”

Nggak nyangka, dia bales juga pakai pantun:

“Makan sate di pinggir sawah, sok tahu dikit, biar hidupmu indah.”

Aku ngakak sampai guling-guling di kasur, sejak kapan stranger random jadi partner pantun recehku?

Aku ngakak. Kok bisa stranger ini ngotot banget cuma gara-gara mie? Besoknya dia nanya lagi hal-hal absurd: mending hujan deras atau panas terik, bahkan debat serius soal mana duluan: sereal atau susu.

Dari situ obrolan makin receh. Kadang kami debat kecil, kadang saling lempar meme, kadang malah tukeran keluh-kesah random.

Dan anehnya... aku nyaman. Padahal aku nggak tau siapa dia. Nggak ada foto, nggak ada nama, cuma “nomer asing”.

Tapi aku suka gimana dia ngerespon. Nggak pernah nge-judge, selalu ada komentar kocak, dan somehow bikin aku ketawa meski lagi badmood.

---

Voice Note Malapetaka

Sampai suatu malam, aku kebablasan.

Aku iseng nyanyi, rekam suara, terus mau kirim ke sahabatku. Tapi sialnya… aku SALAH KIRIM. Lagi. Ke stranger itu.

“Ya Tuhan...” aku langsung panik. Itu voice note paling fals, paling memalukan sepanjang hidupku.

Belum sempat aku tarik pesanku, dia udah bales.

Voice note masuk

Aku dag-dig-dug, lalu tekan play. Suara cowok itu... Nyanyi. Dan jujur aja, lebih fals dari aku.

Aku ngakak sampai sakit perut.

“Astaga! Kamu lebih parah!”

Balasan muncul secara cepat:

“Nah, sekarang kita imbang. Sama-sama punya aib di dunia musik. Jadi kita harus saling menjaga rahasia 🤝.”

Dari situ obrolan kami makin intens. Kami mulai tukar foto makanan, cerita receh tentang dosen killer (dia juga kuliah!), bahkan sempat adu siapa bisa bikin pantun tercepat di chat.

---

Clue Yang Mencurigakan

Semakin lama, aku mulai curiga. Stranger ini sering banget nyebut hal-hal yang aku tahu.

Contoh, suatu hari aku ngetweet: “Lagi craving es kopi susu kampus, tapi males antri”.

Gak lama, stranger ngechat:

“Es kopi susu di kantin sih emang overrated. Coba aja yang di sebelah lapangan basket, lebih worth it.”

Aku bengong. Dari mana dia tahu aku kuliah di kampus itu?

Besoknya lagi, aku update status WA: “Laptopku mati total. Sedih.”

Dia balas:

“Coba servis ke center deket gerbang kampus. Murah kok.”

Aku mulai curiga. “Eh... Kamu sebenarnya siapa, sih?” tanyaku lewat chat.

Dia membalas dengan emoticon misterius:

“Aku... Pengagum rahasiamu 😎”

Aku langsung memutar malas bola mataku. Cowok satu ini suka banget bikin penasaran.

---

Pertemuan Tak Terduga

Hari itu aku lagi duduk di perpustakaan, ngerjain tugas sambil bete. Tiba-tiba ada cowok tinggi dengan hoodie hitam jalan ke arahku.

Dia senyum. “Eh, kamu... Naya, kan?”

Aku mendongak. “Iya... Kamu siapa?”

Dia duduk santai. “Kayaknya kamu lupa. Aku si 'salah kirim chat'.”

Aku merasa darahku langsung naik ke wajah. “APA?!”

Dia ngakak sambil ngeluarin HP, nunjukin layar Whatsapp. Dan benar, itu chat-chat memalukan antara aku dan stranger selama ini.

Aku ingin menghilang dari muka bumi ini. Tapi di sisi lain... Aku juga nggak bisa berhenti senyum.

“Nama asli aku Arka,” katanya santai. “Kita satu kampus, beda jurusan. Aku sering lihat kamu di kantin. Tapi... Ternyata cara kenalan kita malah begini.”

Aku cuma bisa geleng-geleng. Astaga, jadi selama ini stranger itu ternyata oramg nyata di sekitarku.

---

Ending manis

Sejak hari itu, Arka nggak lagi jadi “Nomer Asing”. Kami sering ketemu di kampus, ngobrol langsung, tapi tetap suka chat receh di WA.

Kadang aku masih suka salah kirim, tapi kali ini nggak masalah. Karena semua chatku... Memang buat dia. ❤️

Epilog

Beberapa minggu kemudian, aku dan Arka punya ritual baru: “salah kirim challenge”. Setiap malam, kami sengaja saling kirim chat secara random yang bisa bikin ngakak. Mulai dari foto sendal jepit putus, video kucing jatuh dari meja, sampai meme receh nggak jelas. Suatu hari, aku iseng bertanya: “Kalau aku nggak salah kirim dulu, kita masih bisa kenalan nggak?” Arka menjawab singkat, tapi jantungku meleleh: “Pasti bisa. Tapi aku lebih suka versi ini. Karena kamu datang ke hidupku... Dengan cara yang nggak biasa.” ❤️


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Salah Kirim Chat, Malah Jadi Gebetan
Aulia umi halafah
Cerpen
Bronze
Pemerkosa Akal
Titin Widyawati
Flash
Obrolan Mengancam
Saifan Rahmatullah
Komik
Bronze
AFTER MARRIAGE
Agam Nasrulloh
Cerpen
Kasih Sayang Sang Ibu
WildanYS
Komik
Idol Patah Hati
baerea
Flash
What A Thrilling Night!
hyu
Cerpen
Bronze
Antara 45 dan 65 Derajat
Jasma Ryadi
Cerpen
Tetangga Masa Elo?!
Venus
Cerpen
Zenki, Elya, El-Zenki, Zenki, Zenki
Muhammad Ilfan Zulfani
Flash
Bronze
Kamis Bahagia
Arif Holy
Cerpen
Bronze
Paket xxx
Rizal Syaiful Hidayat
Cerpen
Bronze
Nenek ku Super
Novita Ledo
Komik
Gold
Abu Sule
Kwikku Creator
Flash
Kucing tetangga
Mahmud
Rekomendasi
Cerpen
Salah Kirim Chat, Malah Jadi Gebetan
Aulia umi halafah
Cerpen
Lorong yang Menganga
Aulia umi halafah
Cerpen
Ketika Lampu Padam
Aulia umi halafah