Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
0
Suka
2,414
Dibaca

Hujan deras mengguyur kota, rintik-rintik air menabuh atap dan jendela kamarku dengan irama yang tak kenal lelah. Lampu jalan di luar berkedip-kedip, mengirimkan bayangan pohon-pohon yang meliuk-liuk seperti jemari raksasa yang menari di dinding. Jarum jam digital di nakas menunjukkan pukul 02.15 pagi, waktu di mana dunia seharusnya terlelap dalam keheningan yang damai. Tapi kedamaian itu pecah, dihancurkan oleh suara ketukan yang aneh.

Awalnya, aku pikir itu hanya imajinasiku, mungkin dahan pohon yang bergesekan dengan dinding. Tapi suara itu berulang, tidak beraturan, seperti kode morse yang tak dapat kupecahkan. Ada ritme aneh di dalamnya, ketukan yang pelan dan ragu-ragu, diselingi jeda, lalu ketukan yang lebih cepat dan panik. Semakin lama aku mendengarkan, semakin jelas aku menyadari bahwa suara itu bukan dari dahan pohon, melainkan berasal dari dalam dinding kamarku. Sebuah bisikan muncul, terangkai dari angin dingin yang menyelinap dari celah jendela yang sedikit terbuka.

"Ardi... Ardi..."

Suara itu samar, seperti bisikan yang tertiup angin, tapi aku yakin aku mengenalnya. Itu suara Dimas, sahabatku. Bulu kudukku merinding. Bagaimana mungkin? Kamar Dimas berada di lantai bawah, di seberang ruang tamu. Tidak ada jalan baginya untuk berada di dalam dinding kamarku. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini hanya ilusi pendengaran, akibat kelelahan dan suasana malam yang mencekam. Namun, bisikan itu berulang, kali ini lebih jelas dan mendesak.

"Ardi... tolong... aku..."

Ada nada ketakutan yang dalam, sebuah keputusasaan yang menusuk relung jiwaku. Aku meraih ponsel di nakas, jariku gemetar saat mencari nama Dimas. Panggilan pertama tidak terhubung, hanya nada dering yang berputar-putar tanpa jawaban. Panggilan kedua, ketiga, sama saja. Jantungku berdebar kencang, memompa adrenalin ke seluruh tubuhku. Suara ketukan dari dinding semakin cepat, ritmenya kini terdengar seperti orang yang sedang mencoba mendobrak keluar dari sebuah kurungan. Ketakutanku berubah menjadi kekhawatiran yang nyata.

Aku memutuskan untuk turun ke bawah. Napasku tertahan, setiap langkah kakiku di tangga kayu berderit, memecah keheningan rumah yang terasa begitu luas dan kosong. Bayangan-bayangan di dinding tampak hidup, bergerak...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gadis Jelmaan Parakang
Muhammad Taufiq
Flash
Bronze
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Oleh-oleh
Ari S. Effendy
Novel
Bronze
Koma Karmila
Herman Sim
Novel
Bronze
Derflow dan Delusi
White Blossom
Cerpen
Bronze
Kota Kosong
Jasma Ryadi
Komik
Rayuan Maut Pulau Kelabu
Arlita Dela
Novel
Bronze
Penjara Sukma
Ravistara
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Shaman Palakka
Raxl Sri
Novel
Bronze
HUTAN GAIB
JUMAINAH
Komik
VICTIM
irhamna ramadhan
Komik
Bronze
LIVESTREAMING
livestreamingwebcomic
Flash
Sumi Arwah penasaran
Ismawati
Novel
Bronze
Jendral & Sang Pendengar
Karma
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Luka Di Kota Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lilo Main Dengan Siapa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ujung Koridor
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Paranoid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kacamata Paman
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin