Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
0
Suka
2,654
Dibaca

Hujan deras mengguyur kota, rintik-rintik air menabuh atap dan jendela kamarku dengan irama yang tak kenal lelah. Lampu jalan di luar berkedip-kedip, mengirimkan bayangan pohon-pohon yang meliuk-liuk seperti jemari raksasa yang menari di dinding. Jarum jam digital di nakas menunjukkan pukul 02.15 pagi, waktu di mana dunia seharusnya terlelap dalam keheningan yang damai. Tapi kedamaian itu pecah, dihancurkan oleh suara ketukan yang aneh.

Awalnya, aku pikir itu hanya imajinasiku, mungkin dahan pohon yang bergesekan dengan dinding. Tapi suara itu berulang, tidak beraturan, seperti kode morse yang tak dapat kupecahkan. Ada ritme aneh di dalamnya, ketukan yang pelan dan ragu-ragu, diselingi jeda, lalu ketukan yang lebih cepat dan panik. Semakin lama aku mendengarkan, semakin jelas aku menyadari bahwa suara itu bukan dari dahan pohon, melainkan berasal dari dalam dinding kamarku. Sebuah bisikan muncul, terangkai dari angin dingin yang menyelinap dari celah jendela yang sedikit terbuka.

"Ardi... Ardi..."

Suara itu samar, seperti bisikan yang tertiup angin, tapi aku yakin aku mengenalnya. Itu suara Dimas, sahabatku. Bulu kudukku merinding. Bagaimana mungkin? Kamar Dimas berada di lantai bawah, di seberang ruang tamu. Tidak ada jalan baginya untuk berada di dalam dinding kamarku. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ini hanya ilusi pendengaran, akibat kelelahan dan suasana malam yang mencekam. Namun, bisikan itu berulang, kali ini lebih jelas dan mendesak.

"Ardi... tolong... aku..."

Ada nada ketakutan yang dalam, sebuah keputusasaan yang menusuk relung jiwaku. Aku meraih ponsel di nakas, jariku gemetar saat mencari nama Dimas. Panggilan pertama tidak terhubung, hanya nada dering yang berputar-putar tanpa jawaban. Panggilan kedua, ketiga, sama saja. Jantungku berdebar kencang, memompa adrenalin ke seluruh tubuhku. Suara ketukan dari dinding semakin cepat, ritmenya kini terdengar seperti orang yang sedang mencoba mendobrak keluar dari sebuah kurungan. Ketakutanku berubah menjadi kekhawatiran yang nyata.

Aku memutuskan untuk turun ke bawah. Napasku tertahan, setiap langkah kakiku di tangga kayu berderit, memecah keheningan rumah yang terasa begitu luas dan kosong. Bayangan-bayangan di dinding tampak hidup, bergerak...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
MIMPI
Rara Kurnia
Novel
RIRIWA
Topan We
Novel
Bronze
Luk Thep ~Novel~
Herman Sim
Flash
Bronze
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Oleh-oleh
Ari S. Effendy
Skrip Film
Trauma Generasi
Vitri Dwi Mantik
Novel
Siapakah Pembunuhnya?
Faizal Ablansah Anandita, dr
Novel
Gold
Rumah Teteh
Mizan Publishing
Novel
Perjanjian Terlarang Mbah Karto dengan Iblis
muhammad haryadi
Novel
Gold
Fantasteen Scary Hole of Darkness
Mizan Publishing
Novel
Langgar
Agnesya Febriana
Novel
Bronze
WINDY ... IS CALLING
Herman Trisuhandi
Flash
Hati-Hati di Jalan
Ahmad R. Madani
Flash
Bronze
Pesan Terakhir
Risti Windri Pabendan
Novel
SAMBAT
iqbal syarifuddin muhammad
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Diri
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dia Pembunuh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Senandung Lukisan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Di Kamar Kost
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kematian Di Tanah Rawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku
Christian Shonda Benyamin