Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Rumini Perawan Desa
0
Suka
857
Dibaca

Mobil hitam Arya melaju pelan di jalanan beraspal yang berkelok-kelok. Matahari siang menyorot tajam, membuat Arya harus mengerutkan kening. Sudah hampir dua jam dia berkendara dari Surabaya, dan tujuannya adalah desa Nganjuk, tempat kakek dan neneknya tinggal. Aroma sawah yang basah tercium samar-samar, mengingatkan Arya pada masa kecilnya yang penuh kenangan indah.

“Hampir sampai,” gumam Arya sambil menguap. Sejak semester lalu, jadwal kuliahnya padat dan membuatnya kurang tidur. “Ah, ngantuk…”

Arya melirik ke arah spion. Mobil di belakangnya tampak mendekat dengan cepat. Dia pun menepi ke bahu jalan, memberi ruang bagi mobil itu untuk menyalip.

“Nggak usah buru-buru, Bro,” kata Arya sambil menggelengkan kepala.

Tak lama kemudian, Arya merasakan perutnya mulai keroncongan. “Aah, lapar,” keluhnya. Dia pun melirik jam di dashboard mobilnya. “Sudah jam satu siang. Mending makan siang dulu aja deh.”

Mata Arya tertuju pada sebuah warung sederhana di pinggir jalan. Aroma rempah-rempah dari warung itu menggugah selera makannya. Arya pun memutuskan untuk berhenti dan menepi.

“Mbak, nasi rawonnya satu,” kata Arya kepada pemilik warung. “Terus, kopi susu satu.”

“Siap, Mas,” jawab si pemilik warung ramah. “Mau tambah apa lagi, Mas? Ada tahu, tempe, sambel…”

“Nggak usah, Mbak. Cukup itu aja,” jawab Arya.

Sambil menunggu pesanannya, Arya mengeluarkan telepon genggamnya. Dia menghubungi kakeknya untuk memberitahu bahwa dia sudah dekat.

“Hallo, Kek,” sapa Arya. “Saya sudah dekat. Lagi makan siang dulu.”

“Oh, sudah dekat ya? Cepetan, ya, Nak. Kakek sama Nenek sudah nungguin,” jawab kakeknya dengan suara yang penuh semangat. “Nenek sudah masak rendang kesukaanmu.”

“Iya, Kek. Nanti sampai, ya.”

Arya menutup teleponnya dan tersenyum. “Kakek sama Nenek selalu perhatian,” gumamnya.

Tak lama kemudian, nasi rawon dan kopi susu pesanan Arya pun datang. Dia langsung melahapnya dengan lahap. “Enak banget!” seru Arya. “Nasi rawonnya gurih banget, mbak. Kopinya juga man...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Bronze
Hujan dan Secangkir Kopi Panas
bomo wicaksono
Cerpen
Bronze
Rumini Perawan Desa
sukadmadji
Novel
Bronze
EFEMER
Hudatun Nurrohmah
Novel
Gold
The Coldest Boyfriend
Coconut Books
Flash
Si Bungsu Emas
Musrifah Anjali
Novel
Kamulah Pemeran Utama
Maulana Affandi
Flash
Bronze
BenciZone
Eva yunita
Cerpen
Bronze
(Bukan) Si Pahit Delta
Lilis Alfina Suryaningsih
Cerpen
Bronze
Cerita Anak Kos: Menemukan Arti Keluarga di Tengah Jauh dari Rumah
Vincentius Atrayu Januar Dewanto
Novel
Dandelion yang Hilang
Dunia Gerhana
Novel
Cinta pertama seorang putri
fabian
Skrip Film
Into Your Heart
Nim Azizah
Novel
Gold
The Woman in Cabin 10
Noura Publishing
Novel
Bronze
A Star Between Us
Pojin Marble
Flash
Obrolan malam tahun baru
Elique
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Rumini Perawan Desa
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Cinta Bukan Dosa
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Di Ujung Waktu
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Takdir Tuhan Yang Terindah
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Bunga Di Antara Kopi
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Cinta Rania
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Karena Cinta
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Misteri Hutan Bawean
sukadmadji
Novel
Bronze
Pacar Bayaran
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Yan
sukadmadji
Novel
Bronze
Senja Di Pantai
sukadmadji