Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Rumah Tua
0
Suka
1,660
Dibaca

Bab 1: Kedatangan

Bosan adalah musuh terberat bagi Nara, seorang mahasiswi psikologi yang jenuh dengan rutinitas. Kuliah, perpustakaan, tugas, dan tumpukan buku tebal yang sama setiap harinya menciptakan sebuah siklus yang terasa seperti fotokopi dari hari sebelumnya. Ia mendambakan sesuatu yang baru, tantangan yang menguji naluri, dan pengalaman yang keluar dari zona nyamannya. Ketika Profesor Harsono, dosennya yang sudah tua dan bijaksana, menawarinya sebuah pekerjaan yang terdengar aneh, Nara langsung menerimanya tanpa ragu.

Pekerjaan itu adalah menginventarisir dan mengorganisir dokumen-dokumen kuno milik sebuah keluarga kaya raya yang sudah lama tidak berpenghuni. Rumah tua itu terletak di sebuah kota kecil, jauh dari hiruk-pikuk Jakarta. Menurut Profesor Harsono, keluarga Aksara, nama keluarga pemilik rumah itu, adalah salah satu keluarga terkaya di kota itu, namun mereka semua telah pindah ke luar negeri, meninggalkan rumah tua itu terbengkalai. Sebagai imbalannya, Nara akan mendapatkan bayaran yang jauh lebih tinggi dari pekerjaan paruh waktu biasanya, dan ia bisa menggunakan pengalaman itu untuk tesisnya tentang psikologi lingkungan dan pengaruhnya terhadap emosi manusia.

Dengan tas ransel yang berisi beberapa pakaian, buku, dan laptop, Nara tiba di depan rumah tua itu. Ia tertegun. Gerbang besi yang tinggi dan berkarat berdiri tegak, diselimuti oleh tanaman rambat yang menjalar. Di balik gerbang itu, sebuah rumah tua bergaya kolonial berdiri megah, namun tampak suram. Catnya mengelupas, jendelanya kusam, dan sebagian gentingnya terlihat hancur. Pohon-pohon besar yang menjulang tinggi, dengan ranting-rantingnya yang kurus dan telanjang, seolah-olah menjadi penjaga abadi rumah itu. Sebuah hawa dingin dan berat langsung menyergap Nara begitu ia melangkah mendekat.

Sesuai instruksi, Nara menelepon Aksara, pemilik rumah yang masih sesekali menengok rumah ini. Pria itu mengangkat telepon dengan suara serak dan pelan, seperti bisikan dari balik kubur. Ia menyuruh Nara untuk menunggu di gerbang. Tak lama kemudian, gerbang besi itu terbuka dengan suara berdecit yang menyeramkan. Nara melangkah masuk, merasakan sensasi dingin menjalar di punggungnya. Jantungnya berdebar kencang, sebuah firasat buruk yang ia coba abaikan.

Aksara adalah pria paruh baya yang bertubuh kurus. Rambutnya yang menipis menutupi sebagian wajahnya yang dipenuhi kerutan. Yang paling aneh dari dirinya adalah matanya yang tampak kosong, seperti mata boneka porselen, tanpa ekspresi. Ia mengenakan setelan jas hitam yang tampak lusuh dan kebesaran. Tanpa banyak bicara, ia mengantar Nara masuk ke dalam rumah. Langkahnya nyaris tak terdengar, seolah ia melayang di atas lantai.

Aroma apak, debu, dan kayu lapuk langsung menyergap...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp9.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Turun Gunung
AWSafitry
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Flash
Kuyang
Rina F Ryanie
Cerpen
Bronze
Simfoni Gema Yang Membeku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Detak Terbalik Tragedi Jam Antik
muhamad jumari
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Novel
Pengemis Jembatan Penyebrangan
Faizal Ablansah Anandita, dr
Flash
Bronze
Meja Operasi
Nila Kresna
Cerpen
Teror Ruko
Riana Dewi
Cerpen
Rumah Misterius di Kota Kecil Enfield
Keefe R.D
Flash
Sebelum Aku Mati ( My Suicide Story)
Alwinn
Novel
Bronze
Penjara Sukma
Ravistara
Cerpen
Bronze
Malam Terakhir di Rumah Tua
Risti Windri Pabendan
Novel
The Last Karta
Samuel Fetz
Cerpen
Lorong yang Menganga
Aulia umi halafah
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Gema Yang Membeku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jurnal Kosong
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kacamata Paman
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Diri
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jerat Senyap
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bus Senja
Christian Shonda Benyamin