Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Risalah Masa
1
Suka
1,192
Dibaca

KEHILANGAN kekasihnya—Tirta—yang meninggal dunia setahun lalu, sungguh membuat Hana merasa hampa. Tidak tahu arah. Seperti terbuang di tengah pekatnya ruang angkasa.

Hana tidak sudi lagi memikirkan raganya yang mulai mengundang sakit. Tidak mau lagi memikirkan skripsinya yang bahkan sudah melewati setengah bab terakhir. Tidak akan lagi membuka hatinya untuk laki-laki lain. Separuh jiwaku sudah pergi, bagaimana mungkin ada jiwa yang lain yang sama dan mampu menggantikannya? Begitu pikirnya.

Hingga kini, tidak satu pun nasihat dari orang-orang terdekatnya mampu mendobrak pintu terkunci di hatinya. “Bukan aku yang harus kalian kasihani. Tapi Tirta. Dia pasti kesepian di alamnya tanpa diriku. Tapi tentu kalian tidak mau aku menyusulnya, kan? Jadi, biarkan aku dengan kesedihanku,” begitu jawaban template Hana menanggapi.

Langkah acak Hana membawanya ke sebuah kawasan tua di pinggir kota yang sepi seperti tidak berpenghuni. Banyak bangunan tidak terawat, terbengkalai, dan berlumut. Para penghuninya memilih pindah ke kawasan yang lebih ramai. Betul-betul kawasan terabaikan.

Hana memasuki sebuah gang lembap yang diapit oleh deretan bangunan tua. Hanya satu-dua yang terlihat masih dihuni. Hana terus berjalan, dan tiba-tiba dia menemukan sesuatu yang menarik hatinya. Di sudut gang itu, berdiri sebuah kios buku bekas dengan papan kayu usang bertuliskan “Risalah Masa: Langka tapi Istimewa” terpasang di atas satu-satunya pintu.

Hana melangkah masuk. Kios itu berukuran sekitar 3X3 meter. Buku-buku yang memenuhi rak di setiap sisi dinding membuat kios itu makin terasa sempit. Untunglah tidak ada satu pun pengunjung kecuali Hana.

Seorang pria tua menyambut Hana dengan ramah. “Selamat datang di Risalah Masa. Saya Ismaya. Silakan melihat-lihat. Semoga menemukan apa yang Adik inginkan.”

Hana mengucapkan terima kasih dan langsung bersimpati pada pria tua itu. Dia menebak usianya sekitar 80-an. Rambutnya sudah banyak beruban, tubuhnya terlihat ringkih, dan cara berjalannya sedikit tertatih. Hana berpikir, toko ini sungguh konsisten dengan namanya. Barang jualannya dan penjaganya—termasuk keramahannya—benar-benar sudah menjadi barang langka di zaman sekarang.

Hana menjelajah rak demi rak. Dia sebenarnya tidak ingin membeli buku. Hanya penasaran—apa yang membuat pemiliknya nekat berjualan buku di lokasi seperti ini? Hana melirik Ismaya yang dengan tekun membersihkan dan merapikan koleksinya. Tanpa keluh kesah.

Di sebuah sudut rak, Hana tertarik pada sebuah buku yang tampak lebih tua dari yang lain. Sebuah novel lawas berjudul Cerita yang Tersembunyi. Warna sampulnya sudah pudar dengan noda-noda bekas air di sana sini. Hana tidak bisa menemukan nama penulisnya, karena tepat di bagian atas sampul buku itu robek. Hana membaca bagian belakang buku tersebut.

Setiap luka meninggalkan bekas. Menyimpan kisah tersembunyi yang bisa menjadi jembatan untuk menemukan sesuatu yang lebih besar. Novel ini berkisah tentang seseorang yang membangun jembatan tersebut.

Tanpa berpikir panjang, Hana mengambil buku itu dan membawanya kepada Ismaya. “Berapa harganya, Pak?”

Ismaya memandangi buku itu sejenak, tersenyum kecil, lalu menjawab, “Maaf, buku ini tidak bisa dibeli dengan uang.”

“Maksudnya?”

“Buku ini hanya bisa dibeli dengan kisah. Adik mau berbagi cerita dengan saya?”

“Cerita tentang saya?”

“Begini,” kata Ismaya, “buku ini sangat istimewa. Dia menyimpan jiwa dari orang-orang yang punya kisah istimewa dalam hidupnya, entah suka, entah duka. Ketika seseorang tertarik untuk memilikinya, itu artinya jiwanya menyatu dengan buku ini. Jadi kalau Adik tertarik memilikinya, buku ini sudah menjadi milikmu. Tapi sebagai gantinya, Adik harus berbagi kisah.”

Hana mengernyitkan dahi. Ada perasaan aneh muncul dalam hatinya, yang membuatnya bersedia menuruti permintaan Ismaya. Dia pun mengambil napas dalam-dalam sebelum akhirnya mulai menuturkan rasa hampanya setelah terpisah dengan sang kekasih. Ismaya mendengarkan dengan saksama, sesekali mengangguk dan tersenyum penuh empati.

Hana mengakhiri ceritanya dengan mengusap air mata.

Ismaya minta izin untuk mengambil buku di tangan Hana dan kemudian membungkusnya. “Terkadang, kita tidak sadar bahwa cerita hidup kita sedang ditulis, bahkan oleh diri kita sendiri,” katanya sambil menyerahkan kembali buku itu kepada Hana. “Bacalah dengan hati terbuka. Mungkin nanti Adik akan menemukan bagian-bagian dari dirimu yang selama ini tersembunyi dan tidak terkisahkan.”

Hana membawa pulang buku itu dengan perasaan campur aduk. Di rumah, dia membuka halaman demi halaman dan menemukan bahwa cerita buku itu sangat mirip dengan kisah hidupnya. Penulisnya seperti mengenal betul dia dan perasaannya. Makin dalam dia membaca, makin terhubung dia dengan kisah dalam buku itu. Setiap halaman terasa seperti cermin yang memantulkan rasa sakit dan kehilangan yang selama ini dia simpan, tapi sekaligus memberikan pencerahan untuk bangkit.

Namun, yang paling mengejutkan adalah ketika dia tiba di halaman terakhir. Di sana tertulis sebuah pesan penutup dari penulisnya:

Untukmu yang telah melalui banyak hal. Sadarilah masih banyak kisah yang layak diceritakan di sepanjang jalanmu. Jangan takut untuk menemukan cahaya di balik luka-lukamu.

Love, Tirta.

Hana tertegun. Tangannya gemetar saat membaca nama Tirta di halaman itu. Bagaimana mungkin ini terjadi? Kebetulankah, atau mungkin ini sebuah pesan dari semesta? Air mata mulai mengalir di pipinya. Dia merasa kekasihnya itu sedang berbicara padanya dan mengingatkan bahwa hidupnya belum berakhir.

Dua hari kemudian, dengan antusias, Hana membawa buku itu untuk ditunjukkan kepada Ismaya. Dia merasa harus berterima kasih kepadanya. Dan kali ini dia tidak lagi membawa kesedihan yang sama seperti sebelumnya. Wajahnya terlihat lebih cerah, meski masih tersisa jejak-jejak lara di sana.

Tapi begitu tiba di Risalah Masa, Hana kecewa. Toko itu tutup. Dia mengetuk pintu berkali-kali dan tidak mendapatkan tanggapan. Seorang ibu yang sedang lewat menyempatkan diri untuk berhenti begitu melihat Hana.    Si ibu tersenyum lalu bicara sambil menyentuh pundak Hana, “Pak Ismaya meninggal dunia dua hari yang lalu. Risalah Masa tutup sementara. Rencananya akan diambil alih RT untuk dijadikan perpustakaan. Kalau kamu butuh buku-buku bekas, datanglah seminggu lagi. Kamu bebas membaca di sini.”

Si ibu mohon diri, meninggalkan Hana yang melihat-lihat bagian depan toko Risalah Masa dengan sedih. Disentuhnya pintu toko itu sembari bibirnya mengucap lirih, “Terima kasih, Pak Ismaya. Selamat berpulang dan menemukan kedamaian abadimu.”

Ketika Hana hendak berbalik, tiba-tiba pandangannya tertahan pada sebuah robekan kertas kecil yang terselip di bawah pintu. Dipungutnya kertas itu dan dia langsung tercekat begitu menemukan kata Tirta di robekan yang warna latarnya persis dengan warna latar buku Cerita yang Tersembunyi. Cepat-cepat dia mengeluarkan buku tersebut dari dalam tasnya, lalu menempelkan robekan itu di bagian sampul yang hilang. Kini sampul buku itu terlihat utuh.

Dengan menyunggingkan senyum lebar, Hana berkata, “Selamat datang kembali, belahan jiwaku.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Bronze
Pokoknya Ikuti Saja!
Nuel Lubis
Cerpen
Risalah Masa
hyu
Flash
Coffee
Wuri
Cerpen
Bronze
Karina di Lorong Gelap
Ayesha Razeeta
Cerpen
Bronze
Menjemur Kopi di Malam Hari
Ron Nee Soo
Novel
Gold
Not in Worderland
Bentang Pustaka
Novel
Yakuza van Java S.2 : Case Files
A.M.E chan
Cerpen
Bronze
Kiamat
hyu
Cerpen
Bronze
Fatal Curve
Fuseliar
Novel
FIRASAT
Rara
Cerpen
Bronze
ALIENS PURBA DARI SOLITER
Drs. Eriyadi Budiman (sesuai KTP)
Flash
Bronze
Hei bro!
Bungaran gabriel
Cerpen
Bronze
Tuah Si Denok
Omius
Flash
Asap dan Kabut
Impy Island
Skrip Film
Little Student
Garis pensil
Rekomendasi
Cerpen
Risalah Masa
hyu
Cerpen
Bronze
Kiamat
hyu
Cerpen
Buruk Cermin Muka Dibelah
hyu
Cerpen
Bronze
(Pintu) Surga Ada di Bawah Pohon Bambu
hyu
Flash
Jalan, Yuk!
hyu
Cerpen
Di Ujung Pelangi
hyu
Cerpen
Neraca Dunia
hyu
Cerpen
Bronze
Memilih Takdir
hyu
Cerpen
Raksasa dan Si Tua
hyu
Cerpen
Ada Apa dengan Cinta(ku)
hyu
Cerpen
Dendam Sofia
hyu
Flash
Sam
hyu
Flash
What A Thrilling Night!
hyu
Cerpen
Mengejar Nursalim
hyu
Cerpen
Bronze
Sahabat Tak Terlihat
hyu