Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Bronze
Retha
0
Suka
612
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1: Tatapan yang Mengusik

Siang itu, taman kota Makassar dipenuhi tawa anak-anak yang berlarian mengejar balon warna-warni, diselingi obrolan santai para orang tua di bawah rindangnya pepohonan flamboyan yang bunganya merah menyala. Aroma tanah basah setelah hujan semalam bercampur wangi bunga kamboja yang gugur di dekat patung pahlawan, menciptakan suasana yang seolah-olah sempurna untuk sebuah sore yang tenang di jantung kota. Namun, bagi Amara, 18 tahun, ketenangan itu adalah sebuah ilusi rapuh yang pecah berkeping-keping saat pandangannya, entah mengapa, tertarik pada dua sosok pria tua yang duduk di bangku paling ujung, di bawah pohon beringin raksasa yang akarnya menjuntai seperti janggut purba.

Awalnya, mereka hanyalah dua orang asing di antara keramaian. Amara sedang duduk di bangku taman lain, sibuk dengan sketsa bangunan-bangunan tua di sekelilingnya, tugas dari mata kuliah Arsitektur. Musik klasik samar-samar mengalun dari earphone-nya, menjadikannya seolah terpisah dari dunia luar. Namun, sebuah desakan aneh, seperti tarikan tak kasat mata, membuatnya mengangkat kepala. Matanya yang tajam langsung menangkap sosok mereka.

Seorang pria berambut putih dengan sorot mata yang terlihat ramah, namun ada sesuatu yang kosong di baliknya. Senyum tipis mengembang di bibirnya, dan senyum itulah yang menjadi pemicu. Saat mata Amara bertemu dengan Raisal, pria itu, sesuatu terjadi. Tubuhnya sontak bergetar hebat, bukan karena kedinginan atau ketakutan yang bisa dijelaskan secara logis, melainkan dari dalam, dari inti sarafnya. Getaran itu dimulai dari ujung jari kakinya, merambat cepat ke seluruh tubuhnya, membuatnya merasakan dingin yang membakar. Jantungnya mulai berdebar tak keruan, iramanya melaju kencang hingga terasa memukul-mukul rusuknya, seolah ingin melarikan diri dari sangkarnya. Rasa mual yang tajam melilit perutnya, menjalar hingga ke tenggorokan, membuat kerongkongannya terasa pahit.

Amara ingin lari, seketika itu juga. Sebuah insting purba mendesaknya untuk menjauh. Namun kakinya terpaku, seolah ada rantai tak kasat mata yang mengikatnya pada tempatnya, mengujinya. Ia merasakan kombinasi emosi yang aneh, saling bertabrakan di dalam dirinya: ketakutan yang mencekam, seolah ia berada di ambang bahaya yang tak terlukiskan; kemarahan yang tiba-tiba meluap seperti air bah yang menerjang, membakar dadanya; dan sebuah keinginan tak tertahankan untuk menangis, meratapi sesuatu yang tak ia pahami. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, panas dan pedih, siap untuk tumpah ruah kapan saja. Ia tidak mengenal kedua pria itu, sama sekali tidak. Memorinya tidak menyimpan jejak apapun tentang mereka. Namun, sensasi ini begitu nyata, begitu kuat, seolah ia pernah menghadapi mereka dalam kehidupan lain, dalam wujud yang berbeda.

Pria itu, Raisal, terus tersenyum. Senyumnya kini tampak lebih lebar, namun matanya tetap kosong, tanpa emosi, seperti topeng. Senyum itu bukannya menenangkan, malah semakin memicu kepanikan Amara. Rasa jijik yang pekat merayap, menjalar dari ujung jari kaki hingga ubun-ubun kepala. Ia merasa kotor, tercemar hanya dengan bertukar tatapan. Pria di sebelahnya, Gatot, yang bertubuh lebih kurus dan berwajah lebih keras, hanya mengamati Amara dengan tatapan datar, tanpa ekspresi, seolah ia adalah sebuah objek penelitian. Ada hawa dingin yang menguar dari dirinya, berbeda dengan Raisal yang mencoba menyembunyikan kekejiannya di balik senyum.

Amara akhirnya berhasil me...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Bronze
Retha
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Roro Wirenggeni
JWT Kingdom
Cerpen
Saranggola
Chesar Kurniawan
Flash
DUNIA MALAM
Ismawati
Cerpen
Bronze
Misteri Celana Dalam Olda Veyotta
Arba Sono
Novel
The Disappearance of Jimmy Knight
Lius Apriyanto
Cerpen
Bronze
SENDAKALA
Iena_Mansur
Flash
Lanjutan Si Kerudung Merah
Vika Rahelia
Novel
Bronze
MISTERI SERUNI
DEEANA DEE
Skrip Film
METASEL
iwan Kurniawan
Cerpen
BAYANG-BAYANG DI BALIK JENDELA
Penulis N
Flash
Hunter
Kinalsa
Novel
BUNGA TANPA AKAR
Momo hikaru
Flash
MERAJUT
Alviona Himayatunisa
Cerpen
Pencuri Waktu (II)
Penulis N
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Retha
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rig Minyak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Diri
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Nyata Dan Bercerita
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kabut Asap Pelabuhan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siaran Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Tidak Sakit
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Novel Tanpa Akhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Dari Frekuensi Mati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penjara Abadi
Christian Shonda Benyamin