Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Ratu di Tengah Kota
1
Suka
8,517
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ratu Di Tengah Kota 

Jalanan menuju Senggiling itu, sepi. Apalagi, menjelang maghrib. Nyaris tak ada warga yang lalu lalang di sana. 

Saat mentari kembali ke peraduannya, lampu jalanan di sana mulai menyala. Itu pun, tak terlalu terang. Nyaris seperti cahaya remang-remang kalau dilihat dari kejauhan. 

Pemukiman penduduk di sana juga bisa dihitung dengan jari. Tapi, rumah mereka sudah bisa dibilang modern. Karena, ada penerangan lampu listriknya, kalau malam hari. 

Satu rumah mentereng, dan megah. Berdiri di sana. Rumah siapa lagi, kalau bukan rumah Nyai Suri. Mantan seorang walikota perempuan. 

Lampu jalanan, menuju rumah Nyai Suri, juga sama redupnya dengan lampu jalanan yang dipasang di sejumlah titik jalanan Senggiling. 

Dua satpam yang biasa berjaga-jaga di pos pintu masuk gerbang rumah Nyai Suri juga sudah tidak lagi kelihatan batang hidungnya. Kini, pos penjagaan 

itu,  sepi, sunyi.

Biasa, di pos penjagaan itu, kalau malam, terdengar suara nyanyian lagu Melayu yang berasal dari suara radio.

Sehari setelah agenda pelantikan wako yang baru, Nyai Suri sedih. Dua satpol yang sudah bertugas selama belasan tahun di kediamannya, ditarik.

"Maaf Bu, kami undur diri ya. Pimpinan baru, meminta kami, supaya hari ini kembali ke markas." kata Dipo, Satpol PP yang paling lama bertugas di kediaman Nyai Suri. 

"Hmmm," kata Nyai Suri tanpa ada komentar lain. 

"Sebenarnya kami ingin selamanya bertugas menjaga rumah ibu. Tetapi, apa daya, Pak Kasatpol meminta kami harus balik ke markas." terang Dipo mengulanginya. 

Dipo merasa tak enak hati saat ingin berpamitan. "Terimakasih atas semua kebaikan ibu. Mohon dimaaf jika ada salah kata atau sikap kami yang tak berkenan di hati ibu selama ini." kata Dipo lagi. Tiga orang satpol PP lainnya, Sino, Ragil, dan Sofyan, tampak tertunduk di hadapan Nyai Suri. 

Nyai Suri berusaha tersenyum. Namun, hatinya ciut dan sedih. Dia sadar. Sekarang, dia bukan siapa-siapa lagi. Meskipun dia menyandang status sebagai mantan walikota, memakai fasilitas negara, tidak diperkenankan lag...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Nak, Jangan Jadi Guru
Ridar Kurnia Pratama
Komik
C'est La Vie
Yobel Renaldo Paparang
Komik
I'm Not Perfect
Kim Jong Hoon
Komik
Tibu & Ireng
faisal hidayat
Skrip Film
I Didn't Do Anything
Riris Syahadah
Skrip Film
WE LOVE U FRISKA!
ciciaulfa
Flash
Bronze
NONA SEGERALAH MENIKAH
DENI WIJAYA
Cerpen
Bronze
Ratu di Tengah Kota
Baiq Desi Rindrawati
Cerpen
Senja di Dermaga
aniswlndri
Cerpen
Cahaya Dalam Lumpur
Kadek Gustini
Skrip Film
PANTI (SCRIPT)
Ceko Spy
Skrip Film
Andai Aku Boleh Memilih (Sebuah Skenario Film)
Imajinasiku
Skrip Film
Sebelum Akad
Ryan Candra Putra / Ryan Capu
Flash
Bronze
Blackbird
Adhy Musaad
Flash
Sabtu pagi di utara Jakarta
Jafri Hidayat
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Ratu di Tengah Kota
Baiq Desi Rindrawati
Komik
Ayahku Ternyata Mafia
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Ara, Dokter Cantik di Desa Oka-Oka
Baiq Desi Rindrawati
Cerpen
Bronze
Perempuan Berkacamata
Baiq Desi Rindrawati
Cerpen
Bronze
Di Bawah Langit Badra
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Borgol Membawa Petaka
Baiq Desi Rindrawati
Cerpen
Bronze
Robohnya Istana Pangeran Kuda Sembrani
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Suamiku Calon Walikota
Baiq Desi Rindrawati