Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Ratu di Tengah Kota
0
Suka
2,422
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ratu Di Tengah Kota 

Jalanan menuju Senggiling itu, sepi. Apalagi, menjelang maghrib. Nyaris tak ada warga yang lalu lalang di sana. 

Saat mentari kembali ke peraduannya, lampu jalanan di sana mulai menyala. Itu pun, tak terlalu terang. Nyaris seperti cahaya remang-remang kalau dilihat dari kejauhan. 

Pemukiman penduduk di sana juga bisa dihitung dengan jari. Tapi, rumah mereka sudah bisa dibilang modern. Karena, ada penerangan lampu listriknya, kalau malam hari. 

Satu rumah mentereng, dan megah. Berdiri di sana. Rumah siapa lagi, kalau bukan rumah Nyai Suri. Mantan seorang walikota perempuan. 

Lampu jalanan, menuju rumah Nyai Suri, juga sama redupnya dengan lampu jalanan yang dipasang di sejumlah titik jalanan Senggiling. 

Dua satpam yang biasa berjaga-jaga di pos pintu masuk gerbang rumah Nyai Suri juga sudah tidak lagi kelihatan batang hidungnya. Kini, pos penjagaan 

itu,  sepi, sunyi.

Biasa, di pos penjagaan itu, kalau malam, terdengar suara nyanyian lagu Melayu yang berasal dari suara radio.

Sehari setelah agenda pelantikan wako yang baru, Nyai Suri sedih. Dua satpol yang sudah bertugas selama belasan tahun di kediamannya, ditarik.

"Maaf Bu, kami undur diri ya. Pimpinan baru, meminta kami, supaya hari ini kembali ke markas." kata Dipo, Satpol PP yang paling lama bertugas di kediaman Nyai Suri. 

"Hmmm," kata Nyai Suri tanpa ada komentar lain. 

"Sebenarnya kami ingin selamanya bertugas menjaga rumah ibu. Tetapi, apa daya, Pak Kasatpol meminta kami harus balik ke markas." terang Dipo mengulanginya. 

Dipo merasa tak enak hati saat ingin berpamitan. "Terimakasih atas semua kebaikan ibu. Mohon dimaaf jika ada salah kata atau sikap kami yang tak berkenan di hati ibu selama ini." kata Dipo lagi. Tiga orang satpol PP lainnya, Sino, Ragil, dan Sofyan, tampak tertunduk di hadapan Nyai Suri. 

Nyai Suri berusaha tersenyum. Namun, hatinya ciut dan sedih. Dia sadar. Sekarang, dia bukan siapa-siapa lagi. Meskipun dia menyandang status sebagai mantan walikota, memakai fasilitas negara, tidak diperkenankan lag...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Anak kolong
Eko Hartono
Komik
Cinta Bukan Pemeran Utama
Kyriepoda
Cerpen
Bronze
Ratu di Tengah Kota
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Moon On The Water
rayba lonehuman
Novel
Mozaic
Hendra Purnama
Novel
Bronze
Menghapus Bayangmu
Alexa Rd
Komik
COUNT:ER
Ka2ttekoi
Flash
Sebelum Daun Gugur
Panca Lotus
Novel
Bronze
RASA
kiaqiya
Flash
RUMAH SUNYI TANPA AKU
Hans Wysiwyg
Novel
MERANGKAI HARI
chewtrbl
Novel
Tetaplah di Sampingku
Raden Maesaroh
Flash
TAK BERANI BICARA
Almasarym
Flash
Bronze
Untuk sebuah senyuman
penulis kacangan
Novel
Bronze
DENDAM
Bhina Wiriadinata
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Ratu di Tengah Kota
Baiq Desi Rindrawati
Cerpen
Bronze
Di Bawah Langit Badra
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Borgol Membawa Petaka
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Suamiku Calon Walikota
Baiq Desi Rindrawati