Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
**
Persahabatan adalah seperti benang yang terjalin dalam kain kehidupan kita, penuh dengan warna dan tekstur yang berbeda. Mita dan Putri, dua gadis yang terikat sejak masa SMA, selalu menemukan cara untuk kembali satu sama lain meski dihantam badai konflik dan kesalahpahaman. Di tengah tawa dan air mata, mereka belajar bahwa persahabatan sejati tidak selalu mulus, tetapi selalu bernilai untuk diperjuangkan.
***
Matahari baru saja terbit, menyinari kota dengan sinar keemasannya, ketika Mita dan Putri pertama kali bertemu di bangku SMA Negeri. Sejak hari itu, kehidupan mereka terjalin dalam persahabatan yang penuh warna—dari tawa ceria hingga air mata perpisahan. Hubungan mereka tidak selalu mulus; kedua gadis ini memiliki sifat yang sama-sama keras dan penuh gengsi. Mereka sering terlibat dalam konflik kecil yang tak terucap, lebih memilih menyindir satu sama lain di media sosial daripada berbicara langsung mengenai perasaan mereka. Namun, di balik semua itu, ada ikatan yang kuat yang tak pernah benar-benar bisa mereka lepaskan.
***
Hari kelulusan mereka dari SMA menjadi momen penting yang penuh emosi. Di detik-detik terakhir masa sekolah, di tengah riuh rendahnya acara perpisahan, mereka akhirnya berbaikan. Dengan mata berkaca-kaca, mereka menyadari bahwa persahabatan yang telah dibangun selama bertahun-tahun tidak seharusnya hancur hanya karena ego masing-masing. Setelah lulus, kehidupan mereka sempat berpisah karena kesibukan bekerja, namun takdir membawa mereka kembali dekat.
***
Di masa sekolah, Putri memiliki teman dekat lain bernama Fani. Hubungan antara Putri dan Fani juga penuh liku, dengan beberapa kali tak saling berbicara dan diam-diaman. Saat hubungan Putri dan Mita merenggang, Putri lebih sering menghabiskan waktu dengan Fani hingga akhirnya lulus. Fani bahkan sangat dekat dengan orang tua Putri. Putri bahkan mengajak Fani ke acara keluarga mereka yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya, dan Fani juga menghabiskan hari-harinya di rumah Putri, bahkan sampai menginap. Orang tua Fani juga mengetahui bahwa anaknya dekat dengan Putri dan mempercayakan hubungan pertemanan mereka.
***
Beberapa tahun kemudian, setelah mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Mita dan Putri kembali dekat. Fani tiba-tiba menghilang dari peredaran media sosial, dan tidak ada kabar tentang dirinya. Namun, suatu hari, Fani muncul kembali dengan cerita yang mengejutkan. Ternyata, selama ini dia menjalin hubungan dengan seorang pria yang obsesif dan manipulatif. Pria itu berutang banyak uang, dan Fani terpaksa membayarnya karena takut pada ancaman pria tersebut.
***
Dalam keputusasaan, Fani berencana menjual ponselnya untuk membayar utang. Ketika Putri mengetahui hal ini, hatinya luluh. Dia merasa kasihan dan meminjamkan akun ShopeePay Later miliknya untuk membantu Fani. Singkat cerita, Putri mengenalkan sahabatnya, Esa, kepada Fani, dan mereka akhirnya berpacaran. Karena Esa adalah sahabat Putri, mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama, menambah kenangan baru di tengah liku-liku kehidupan mereka.
***
Suatu ketika, Putri memesan salad kepada Esa dan meminta agar diantar ke rumahnya. Fani yang cemburu melabrak Putri melalui pesan WhatsApp, mengatakan bahwa jika ingin membeli sesuatu, Putri harus mengambilnya sendiri dan tidak perlu meminta pacar orang untuk mengantarkannya. "Walaupun Putri dan Esa bersahabat, kamu harus menghargai aku sebagai pacarnya," kata Fani dengan nada tegas. Pertengkaran besar pun terjadi. Fani merasa Putri terlalu dekat dengan pacarnya, sementara Putri merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Fani bahkan mengatakan bahwa dia tidak akan menghubungi Putri lagi kecuali untuk urusan pembayaran hutang.
***
Perdebatan itu memuncak, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan pertemanan. Fani yang marah meminta agar Putri tidak menghubunginya lagi kecuali untuk urusan membayar utang.
***
Selama hubungan Putri dan Fani merenggang, Mita kembali dekat dengan Putri. Mereka sering jalan bersama dan berbicara tentang berbagai hal, termasuk cara memperbaiki hubungan Putri dan Fani. Hampir setahun berlalu, dan pada momen lebaran, atas saran Mita, Putri memutuskan untuk berbaikan dengan Fani.
***
Namun, setelah mereka berbaikan, Mita merasa dilupakan. Putri dan Fani sering pergi tanpa mengajak Mita, dan Mita merasa dia hanya menjadi pelampiasan sementara. Ketika Mita menanyakan hal ini, Putri meyakinkannya bahwa dia tidak akan meninggalkan Mita. Namun, kenyataan berkata lain. Mita mengetahui dari Fani bahwa mereka pergi tanpa mengajaknya, membuat Mita merasa terluka dan tersinggung. Anehnya, Fani dan Putri tidak merasa apa-apa, seolah-olah tidak ada yang salah. Mereka bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa, sementara Mita merasakan sakit di hatinya.
***
Mita merenungkan arti persahabatan dan mencoba menemukan makna di balik semua ini. Dia teringat pepatah, "people come and go," dan menyadari bahwa setiap pertemuan dengan orang baru membawa pelajaran berharga. Dalam hatinya, Mita belajar bahwa banyak konflik yang bisa dihindari jika mereka berbicara secara jujur tentang perasaan mereka.
***
Mita memahami bahwa menjaga jarak kadang-kadang adalah cara terbaik untuk menjaga hubungan tetap sehat dan tidak melukai hati. Dia menemukan bahwa dalam hidup, orang-orang akan datang dan pergi. Namun, setiap pertemuan membawa makna dan pelajaran tersendiri yang berharga untuk pertumbuhannya. Mita yakin bahwa persahabatan yang tulus akan selalu menemukan cara untuk bertahan, meskipun melalui berbagai rintangan dan tantangan.
***
Mita kemudian mengingat sebuah kutipan dari Eleanor Roosevelt, "Many people will walk in and out of your life, but only true friends will leave footprints in your heart."
Dia merenungkan bahwa meskipun banyak orang datang dan pergi, sahabat sejati akan selalu meninggalkan jejak yang mendalam di hatinya.
***
Dia juga teringat nasihat dari Maya Angelou, "I've learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel." Mita menyadari bahwa penting untuk membuat orang merasa dihargai dan dicintai, dan itulah yang ingin dia pertahankan dalam persahabatannya dengan Putri dan Fani.
***
Dengan pemahaman terhadap apa yang terjadi kepadanya, Mita memutuskan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Putri dan Fani, meski tidak selalu bersama. Namun, dia juga memutuskan untuk menjaga jarak agar tidak melukai hatinya lagi. Mita bertekad untuk tetap berhubungan dengan mereka, tetapi hanya sebatas hubungan yang tidak terlalu dekat—cukup hanya sekedar bertanya dan menjawab, tanpa keterlibatan yang mendalam. Dia membuka diri untuk menjalin hubungan baru dengan orang-orang yang datang dalam kehidupannya.
***
Mita pun mulai menerapkan pelajaran hidup yang dia pelajari. Dia lebih sering berkomunikasi dengan jujur dan terbuka dengan orang-orang di sekitarnya, tidak lagi takut untuk mengungkapkan perasaannya. Dia belajar untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi pada orang lain dan menerima mereka apa adanya.
Pada akhirnya, Mita menyadari bahwa setiap pertemuan dan perpisahan dalam hidupnya adalah bagian dari perjalanan yang membentuk dirinya menjadi lebih kuat dan bijaksana. Dia bersyukur untuk setiap momen yang dia alami, baik yang manis maupun yang pahit, karena semuanya memberikan pelajaran yang berharga.
***
Dengan kebijaksanaan yang dia peroleh, Mita melangkah maju dalam hidupnya dengan penuh keyakinan. Dia tahu bahwa persahabatan yang tulus akan selalu menemukan jalannya kembali, dan dia siap untuk menyambut setiap orang baru yang datang dalam hidupnya dengan hati yang terbuka.