Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Raja Tikus
0
Suka
20
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

RAJA TIKUS

BASUKARNA ingin menjadi seorang pria muda sejati. Ia sejak kecil selalu diajari untuk tidak pernah takut pada siapapun. Walaupun pada kenyataannya, dari kecil sampai dewasa, ia selalu menghindari pertikaian teman sebayanya untuk menjauh dari perkelahian.

Pria-pria di sekolahnya biasa mengatasi masalah mereka dengan berkelahi. Berbeda dengan Basukarna yang mencintai kedamaian.

Suatu ketika, Aswin, salah satu anak nakal di sekolahnya mengerjainya. Aswin adalah kakak kelas Basukarna. Berada satu tingkat lebih atas dari Basukarna. Meskipun telah dua kali tak pernah lulus sekolah, Aswin tetap merupakan sosok primadona di sekolahnya. Wajahnya terbilang tampan dengan dagu tegas dan sorotan matanya yang tajam. Aswin sudah berkali-kali berganti pacar. Baginya, mendapatkan wanita seperti meminta sebungkus permen. Mudah saja.

Keterbalikan dari Aswin, Basukarna tak pernah punya kesempatan untuk punya pacar di sekolahnya. Pernah suatu kali ia dekat dengan beberapa wanita teman sekelasnya. Namun, selalu didahului pria yang lain. Walaupun berperawakan adem dan damai, Basukarna juga kesulitan untuk bisa mengungkapkan perasaannya sendiri.

Abinaya, teman sekelasnya, pernah mencoba mendekati Basukarna dengan Jarsheni, siswi baru pindahan dari sekolah lain. Kebetulan wanita itu sekelas dengan mereka berdua, dan Basukarna, yang masih dengan sifatnya yang terlihat sekali tak pernah punya pengalaman dengan hubungan terhadap wanita, mencoba mendekati.

Jarsheni adalah wanita yang cantik. Badannya ramping. Rambutnya hitam legam dan panjang. Pernah suatu ketika, Basukarna terpukau melihat rambut Jarsheni yang diikat seperti ekor kuda. Hal itu sangat padu dengan kulitnya yang putih dan wajahnya yang teduh. Sejak itu Basukarna tak pernah berhenti untuk memikirkan Jarsheni sedetikpun.

"Andai saja Jarsheni menjadi istri saya," katanya dalam hati. Mimpi saat siang bolong itu tak bertahan lama.

Basukarna adalah anak satu-satunya, sementara ibunya merupakan wanita pekerja. Setiap hari, wanita itu banting-tulang untuk mencukupi hidup anaknya. Basukarna juga selalu membantu ibunya ke pasar untuk membantunya membawakan barang-barang belanjaan untuk kemudian diolah menjadi bahan jadi.

Ayahnya adalah seorang pelaut. Ia jarang pulang, dan hanya tiga bulan sekali pulang untuk mengirim uang. Itu pun kata ibu Basukarna masih belum cukup. Tagihan sekolah Basukarna yang semakin tinggi ketika tiap tahun ia trut pula naik kelas. Meski begitu, kedua orang tuanya tak pernah bertengkar. Keduanya menyayangi anak satu-satunya itu.

Ayahnya kerap memberinya sesuatu ketika ia pulang. Kadang mainan, kadang benda-benda aneh temuannya ketika melaut. Baru-baru ini ia memberi Basukarna sebuah bintang laut dan satu ekor kuda laut yang masih hidup. Basukarna sangat menyukai kuda laut itu. Ia memuja segala bentuknya, baik tekstur kulit maupun ukurannya, karena berbeda dari bentuk ikan yang lain.

Ia berharap bisa mengubah tubuhnya menjadi hewan. Awalnya ia ingin menjadi seekor kuda jantan agar ia bisa lari sekencang mungkin, namun ia berpikir bahwa kuda nantinya akan ditunggangi oleh manusia. Ia kemudian berpikir untuk menjadi kupu-kupu, namun ia juga berpikir bahwa nanti sebelumnya ia harus jadi ulat dan setelah jadi kupu-kupu pun hidupnya singkat. Kemudian ia banyak berpikir mengenai nasibnya yang lain jika menjadi hewan.

Saat itu memang sedang musim hujan. Jadi tak heran ayah Basukarna bisa pulang ke rumah. Di laut ombak-ombak membesar serta menyapu perahu-perahu kecil yang ingin berlayar, sementara ibunya menjadi lebih sibuk karena di rumahnya semakin banyak tikus.

Tikus-tikus itu kini hampir setiap saat berkeliaran di sekitar rumah. Pernah suatu ketika Basukarna melihat salah satu tikus itu mengorek-orek lemari makanan di dapur rumahnya. Kadang berlarian di atas loteng. Kadang menjatuhkan benda-benda. Kadang lari berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ayahnya berkata, bahwa tikus-tikus di rumah itu bukanlah tikus terhormat. Barangkali mereka tikus-tikus yang berdiri sendiri. Hanya mementingkan diri mereka. Tak terorganisir.

Kalau tikus-tikus yang terhormat, sambung ayahnya. Tikus-tikus itu tak mungkin akan mengacaukan tempat mereka tinggal. Meninggalkan kotorannya. Menjatuhkan benda. Atau sekedar berlari kesana kemari. Tikus terhormat itu, sama dengan julukannya, tikus yang tak pernah membuat gusar penghuni rumah.

"Memangnya ada tikus terhormat?" tanya Basukarna.

"Ciri-ciri tikus terhormat, salah satunya, mereka mempunyai sang Raja tikus," jawab ayahnya.

Ibunya tak meladeni ucapan suaminya dan lebih memilih sibuk di dapur atau menjahit atau membaca atau menyirami tanaman. Tapi, wanita itu tak pernah berkata bahwa pria itu berkata bohong atau tidak masuk akal.

Basukarna penasaran dengan wujud Raja tikus itu.

"Bila sang raja berkehendak menjadikan siapapun untuk mengabdi kepadanya. Ia akan bertindak demikian."

Cerita itu kemudian dilanjutkan kepada temannya Abinaya. Ia memuji kisah yang menakjubkan itu.

"Suatu hari nanti, mungkin aku akan pergi berlaut seperti Ayahmu," katanya dengan semangat.

Keseruan mereka tak berlangsung lama ketika Aswin datang meminta Basukarna pindah tempat duduk ke barisan paling belakang.

"Siapa nama murid baru itu?" tanyanya ke Abinaya.

Pria itu rupanya sudah mendengar kabar kecantikan Jarsheni. Meskipun ini bukan kelasnya, Aswin tetap bersikeras untuk duduk di bangku dekat murid baru itu. Wanita itu datang setelah tak lama guru kelas datang. Jarsheni meminta diri kemudian duduk di bangku tepat sebelah bangku Basukarna yang sekarang sudah dikuasai Aswin. Keduanya saling berkenalan. Aswin dengan pesona ketampanannya berhasil menarik perhatian Jarsheni yang juga cantik. Basukarna yang duduk di paling belakang melihat keberhasilan tanpa kesusahan pada diri Aswin.

"Gila betul rayuannya," kata Abinaya yang ikut duduk di sebelahnya. Meskipun kenyataan itu pahit bagi Basukarna, ia tetap menunjukan sikap yang biasa saja. Walaupun di dalam hati menjerit.

Sorenya, ia pulang. Ayahnya sudah tak ada di ruang tamu dan kamarnya. Kata ibunya, badai di laut sudah mereda, dan mungkin barangkali esok ayahnya akan kembali melaut.

Kemudian Basukarna bertanya, ke kemana ayahnya, ibunya mengatakan bahwa pria itu sedang sibuk membuat jebakan tikus. Semalam mereka tak bisa tidur akibat tikus yang selalu membuat kegaduhan.

"Semoga sang raja tikus mengampuni perbuatanku ini," kata Ayahnya di halaman belakang dekat pohon pisang. Di tangannya sudah ada benda berbentuk jebakan tikus. Jebakan itu terbuat dari papan kayu dengan jepitan terbuat dari besi.

Malam harinya, ayahnya masuk ke kamar Basukarna. Ia ingin menyampaikan sesuatu kepada Basukarna namun terlihat ragu-ragu. Ia memberikan Basukarna sebuah kotak permen yang keberadaannya yang disembunyikan.

"Ini adalah permen sang Raja tikus," kata Ayahnya. "Apabila sudah tiba waktunya ia berkehendak, maka permen ini akan dengan sendirinya memilih calon pengikut bagi sang raja."

Ayahnya menaruh dengan sangat hati-hati benda itu di atas lemari. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya untuk menangkap tikus-tikus. Ibunya berharap bahwa tikus-tikus di rumahnya semua mati. Namun ayahnya tidak sampai hati melakukan perbuatan tersebut.

Jebakan-jebakan itu ditaruh di tempat-tempat sering tikus-tikus itu muncul. Di lubang-lubang. Di sela-sela rumah. Di belakang lemari. Namun, dengan harapan tak mungkin ada satu tikus pun yang terkena jebakan itu.

Besok harinya ayahnya pergi ke laut bersama rekan-rekan sesama pelautnya. Basukarna lebih banyak berada di rumah sementara Abinaya mengajaknya untuk keluar rumah. Kemudian mereka pergi ke pasar malam.

"Tapi, ini masih sore hari," kata Basurkarna.

Maka mereka ke taman dekat rumah mereka. Di sana mereka menemukan Aswin bersama seorang gadis yang tak asing bagi mereka berdua.

"Itu Jarsheni!" ucap Abinaya. "Dasar jalang licik!"

Basukarna tak menambahi umpatan temannya. Temannya benar, bahwa wanita itu memang mudah terbujuk rayu seorang Aswin. Namun, masih ada lagi yang ia lebih benci dari pemandangan itu. Bahwa Basukarna masih mengharapkan dan menyukai gadis yang cantik itu.

"Lihatlah apa yang terjadi jika kamu tidak mengikuti kata-kataku," pembelaan Abinaya. Mereka akhirnya meninggalkan taman dan kembali ke rumah Basukarna. Ia tak bicara sama sekali selama perjalanan pulang. Di hati kecil Abinanya, ia tahu bahwa temannya itu sedang dirundung kalut perasaan marah.

"Sudahlah, lebih baik kita melihat kuda lautmu yang pernah diberikan ayahmu itu! Dan bintang lautnya!" ujar semangat Abinaya mencoba memecah keheningan.

Basukarna menuruti permintaan sahabatnya, namun lidahnya masih kelu untuk berucap. Temannya asik melihat dan mengagumi kuda laut yang berenang dengan gayanya sendiri ke sana ke mari. Basukarna sebenarnya juga kagum dengan wujud yang begitu menyeramkan itu bisa tampak indah dan menakjubkan dalam satu ungkapan.

Menjelang malam, ibunya pulang dari bekerja, dan temannya meminta izin untuk pamit pulang. Basukarna melanjuti mengagumi hewan laut itu. Kemudian ia terdorong untuk memberinya makan, membersihkan akuariumnya, bernyanyi sambil mengelap kaca-kacanya. Seketika ia lupa diri bahwa pada kenyataannya ia memang tak pernah memiliki pacar.

Ketika ia mencoba meraih kain lap itu ke atas akuarium, tak sengaja ia menjatuhkan sesuatu dari atas lemari ke lantai. Itu adalah permen pemberian ayahnya kemarin. Sekotak permen Raja Tikus.

Ketika ibunya memanggil untuk makan malam, anaknya tak pernah keluar kamar ataupun menyahut. Naluri seorang ibu mendorongnya untuk mengetahui penyebab anaknya menjadi lebih diam itu. Ia masuk ke kamarnya namun di sana tak ada seorang pun. Hanya serakan baju-baju di lantai dan bunyi mesin aquarium.

"Astaga anak itu, ya!" ibunya ketir mengetahui bahwa anaknya pergi diam-diam untuk bermain.

Ibunya pergi ke rumah Abinaya, dan hanya mendapatkan jawaban "tidak tahu". Kemudian ia melapor ke pihak kepolisian. Menurut polisi itu, ibunya masih harus menunggu beberapa hari atau minggu atau bulan atau tahunan untuk mengetahui keberadaan anaknya.

Abinaya mengucapkan rasa turut prihatinnya kepada ibu Basukarna. Dan mereka bersama-sama mencari Basukarna sampai satu bulan penuh tanpa hasil.

Suatu ketika ibu Basukarna mendapatkan kabar baik. Satu-satunya tikus berhasil masuk dalam perangkap dengan keadaan mengenaskan.

"Oh, tikus itu matinya sudah berminggu-minggu. Pantas saja bau," katanya.

Kemudian ia kembali mencari Basukarna sampai bertahun-tahun ia tak menemukan anak tersebut. [tamat]

***

Kirim dukungan kepada penulis melalui https://saweria.co/donnystwn.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Raja Tikus
Donny Setiawan
Cerpen
Bronze
The Holders Of End
Miss Anonimity
Cerpen
Bronze
Kematian Terakhir
Omius
Flash
Accismus, Jouska, Wiyata
Jafri Hidayat
Skrip Film
Langit Putih Awan Biru
Jafri Hidayat
Cerpen
Bronze
Dia Yang Menjinjing Kepalanya
Lian lubis
Cerpen
Bronze
Gadis Gila dan Ajal
penulis kacangan
Novel
Bronze
Ilmu Warisan Leluhur
Jasmine23Pramestia
Flash
Bronze
Biang Gila
Yuisurma
Cerpen
Bronze
misteri di pumcak gunung
agus tardi rohenda
Flash
After Dark
Populartflower
Novel
Margin
Aliurridha
Cerpen
Petualangan Bersama Kelinci
zahra alisha nurrachma
Skrip Film
Senja Berkabut Merah
zainal nuzuli
Cerpen
Ketika Telepon Terputus
zain zuha
Rekomendasi
Cerpen
Raja Tikus
Donny Setiawan
Novel
Kehormatan
Donny Setiawan
Flash
Gasan Rahmi
Donny Setiawan
Novel
Pangledjar
Donny Setiawan
Novel
Orang-Orang Kotabuku
Donny Setiawan
Flash
Stasiun
Donny Setiawan
Cerpen
Misteri Hantu Rumah Kosong
Donny Setiawan
Flash
Adera Lina
Donny Setiawan
Flash
Delana
Donny Setiawan
Flash
Balasan Pesan
Donny Setiawan
Flash
Bintang
Donny Setiawan
Flash
Chandramaya
Donny Setiawan
Flash
Jalan Groove
Donny Setiawan
Novel
Marisa
Donny Setiawan