Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Rahasia Di Balik Pintu
0
Suka
92
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Rahasia Di Balik Pintu Tua

Di sebuah desa kecil bernama Tirta Jaya, berdiri sebuah rumah tua yang selalu menarik perhatian setiap orang yang melewatinya. Rumah itu terlihat kokoh meskipun dindingnya sudah berlumut dan catnya mengelupas. Namun, yang paling mencolok adalah pintu kayu besar yang menjadi bagian utama rumah tersebut. Pintu itu dihiasi ukiran rumit berupa bunga teratai dan naga kecil yang saling melilit. Tidak ada seorang pun di desa yang pernah melihat pintu itu terbuka, dan banyak yang berspekulasi tentang apa yang ada di baliknya.

Siti, seorang gadis berusia 17 tahun yang tinggal di desa itu, adalah orang yang paling penasaran dengan rumah tersebut. Setiap sore sepulang sekolah, ia selalu menyempatkan diri berhenti di depan rumah tua itu, menatap pintu kayu besar sambil memikirkan cerita-cerita yang sering didengar dari orang-orang desa.

“Konon, ada harta karun di dalam rumah itu,” kata Pak Amir, penjual nasi goreng di pasar.

“Tidak mungkin. Itu pasti tempat penyimpanan barang-barang terkutuk!” balas Bu Mariam, salah satu tetangga Siti.

Namun, ada pula yang percaya bahwa rumah itu tidak lebih dari bangunan tua biasa yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya.

Hari Penemuan

Pada suatu sore yang cerah, Siti memutuskan untuk memberanikan diri mendekati rumah tua itu. Ia mengintip melalui celah-celah jendela yang retak, tetapi kegelapan di dalam rumah membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Merasa tidak puas, ia mencoba menyentuh pintu kayu besar itu. Anehnya, pintu tersebut terasa hangat, seolah-olah ada kehidupan di baliknya.

Ketika tangannya menyentuh salah satu ukiran bunga teratai, ia merasakan sebuah getaran kecil. Lalu, tanpa peringatan, pintu itu terbuka dengan suara derit pelan. Siti terkejut sekaligus merasa takut. Namun, rasa penasarannya lebih besar daripada rasa takutnya. Dengan langkah hati-hati, ia melangkah masuk.

Ruangan di balik pintu itu ternyata jauh lebih besar daripada yang ia bayangkan. Ada banyak perabotan kuno, rak-rak penuh dengan buku tua, dan sebuah meja besar di tengah ruangan yang dipenuhi kertas-kertas berserakan. Tapi yang paling menarik perhatian Siti adalah sebuah lukisan besar yang tergantung di dinding. Lukisan itu menggambarkan seorang perempuan muda yang wajahnya sangat mirip dengan Siti.

Rahasia Keluarga

Siti mendekati lukisan itu dengan rasa heran. Ia yakin tidak pernah melihat perempuan di lukisan itu sebelumnya, tetapi kemiripan wajah mereka tidak mungkin kebetulan. Di sudut bawah lukisan, ada tulisan kecil yang berbunyi: Rafidah, 1893.

"Siapa dia?" bisik Siti pada dirinya sendiri.

Saat itulah ia mendengar suara langkah kaki dari belakang. Jantungnya berdebar kencang. Ia berbalik dan melihat seorang pria tua berdiri di ambang pintu. Pria itu mengenakan jubah hitam panjang dan membawa tongkat kayu.

“Siapa kau, anak muda?” tanyanya dengan suara serak namun penuh wibawa.

Siti gugup. “S-saya Siti, Pak. Saya tidak sengaja masuk ke rumah ini.”

Pria tua itu mengamati Siti dengan cermat. Lalu, senyumnya mengembang. “Jadi, kau akhirnya datang juga. Nama yang diberikan keluargamu tidak jauh dari takdir, ya? Siti, kau adalah keturunan Rafidah.”

Siti bingung sekaligus penasaran. “Apa maksud Bapak? Siapa Rafidah?”

Pria itu menjelaskan bahwa Rafidah adalah nenek buyut Siti, seorang perempuan cerdas dan pemberani yang pernah tinggal di desa itu lebih dari seratus tahun yang lalu. Rafidah adalah penjaga sebuah benda kuno yang sangat berharga, sebuah liontin yang konon memiliki kekuatan untuk melindungi desa dari bencana.

“Liontin itu disembunyikan di rumah ini setelah kematiannya,” lanjut pria tua itu. “Namun, hanya keturunannya yang bisa menemukannya.”

Pencarian Liontin

Siti merasa terpanggil untuk melanjutkan tugas Rafidah. Dengan bantuan pria tua itu, yang ternyata adalah seorang penjaga rumah bernama Pak Darmo, Siti mulai mencari liontin tersebut. Mereka memeriksa setiap sudut rumah, dari ruang bawah tanah yang gelap hingga loteng yang penuh dengan sarang laba-laba.

Setelah berjam-jam mencari, Siti menemukan sebuah peti kecil tersembunyi di balik rak buku. Peti itu terkunci, dan kuncinya hilang entah di mana. Namun, Pak Darmo memberi tahu bahwa kunci itu mungkin ada di taman belakang rumah.

Malam itu, Siti dan Pak Darmo menyusuri taman yang dipenuhi tanaman liar. Di bawah sinar bulan, mereka menemukan sebuah sumur tua. Di dasar sumur, Siti melihat sesuatu yang berkilauan. Dengan bantuan tali, ia turun ke dasar sumur dan mengambil benda tersebut. Itu adalah sebuah kunci kecil yang tampak seperti emas.

Kembali ke dalam rumah, Siti membuka peti itu dengan tangan gemetar. Di dalamnya, ia menemukan liontin perak berbentuk bulat dengan ukiran bunga teratai. Begitu ia menyentuh liontin itu, ia merasa tubuhnya dipenuhi oleh kehangatan aneh.

Kekuatan Liontin

Pak Darmo menjelaskan bahwa liontin itu tidak hanya melindungi desa, tetapi juga memberikan pemiliknya kemampuan untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka. Saat Siti memakai liontin itu, ia melihat sosok Rafidah muncul di hadapannya.

“Terima kasih telah menemukan liontin ini, cucuku,” kata Rafidah dengan senyum lembut. “Sekarang, kau memiliki tanggung jawab besar. Gunakan kekuatan ini untuk menjaga desa kita.”

Rafidah lalu menghilang, meninggalkan Siti dengan rasa haru dan tanggung jawab yang besar.

Epilog

Sejak saat itu, Siti menjadi pelindung desa Tirta Jaya. Dengan bantuan liontin tersebut, ia mampu mengatasi berbagai masalah, mulai dari bencana alam hingga konflik antar warga. Rumah tua itu pun menjadi tempat yang sering ia kunjungi, bukan hanya untuk mengingat Rafidah, tetapi juga untuk menjaga warisan keluarganya tetap hidup.

Dan pintu tua itu? Kini terbuka lebar, seolah menyambut siapa saja yang ingin mengetahui kisah di baliknya.

Namun, tugas Siti sebagai pelindung desa ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Malam demi malam, ia sering bermimpi tentang masa lalu Rafidah. Dalam mimpinya, ia melihat perjuangan sang nenek buyut melawan ancaman dari luar desa, termasuk serangan kelompok pemburu harta yang ingin mencuri liontin itu. Mimpi itu terasa begitu nyata, seolah ia sedang menyaksikan kisah itu langsung.  

Pak Darmo menjelaskan bahwa mimpi-mimpi tersebut adalah cara Rafidah berkomunikasi, memberi tahu apa yang harus Siti waspadai. Salah satu pesan dalam mimpi itu memperingatkan bahwa ancaman lama mungkin akan muncul kembali.  

Ancaman itu datang lebih cepat dari dugaan. Suatu malam, beberapa orang asing tiba di desa. Mereka berpenampilan rapi, namun tatapan mereka penuh kecurigaan. Salah satu dari mereka, seorang pria berjas hitam, terlihat memperhatikan rumah tua itu dengan saksama.  

“Pak Darmo, siapa mereka?” tanya Siti saat mengamati dari dalam rumah.  

“Mereka mungkin keturunan dari para pemburu harta yang pernah menyerang Rafidah dulu,” jawab Pak Darmo dengan nada serius.  

Siti merasa jantungnya berdebar. Ia tahu bahwa ia harus melindungi liontin itu, apapun risikonya. Malam itu, ia memutuskan untuk memindahkan liontin ke tempat yang lebih aman. Dengan bantuan Pak Darmo, ia menyembunyikannya di sebuah gua kecil di hutan yang hanya bisa diakses oleh orang-orang yang mengetahui jalan rahasianya.  

Namun, para pendatang itu tidak menyerah. Mereka mulai mengajukan pertanyaan kepada penduduk desa, mencoba mencari tahu tentang liontin itu. Siti merasa beban yang ia tanggung semakin berat, tetapi ia tidak gentar. Dengan kekuatan liontin, ia berkomunikasi dengan Rafidah setiap malam, meminta petunjuk.  

Dalam salah satu percakapan, Rafidah memberi pesan penting: *“Kebaikan akan selalu mengalahkan keserakahan, selama kau tidak kehilangan keyakinan.”*  

Kata-kata itu menjadi pegangan Siti. Ia bertekad menjaga desa dengan sepenuh hati, memastikan pintu tua itu, simbol rahasia keluarganya, tetap menjadi pelindung bagi Tirta Jaya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Rahasia Di Balik Pintu
Rohmat Solehudin
Cerpen
Perempuan yang Lehernya Terjerat Rantai Setan
Anita Utami
Novel
Sang Penjaga
Rizki Ramadhana
Flash
Buku Harian Nana
Adnan Fadhil
Novel
Wanita di Tepi Jurang
Ma'arif
Cerpen
Bronze
ketakuan akan masalah
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Leyl the Writer
Ika Karisma
Novel
KOL (Karang Ombak Laut)
Hendrakur
Novel
Bronze
Susuk Jaipong
silvi budiyanti
Flash
Getaran Itu
arke milieu
Novel
Gold
Hollowpox: Nevermoor #3
Noura Publishing
Skrip Film
STASIUN 13
Embart nugroho
Novel
Bronze
Persinggahan Mistik
Tira Riani
Novel
Married by Magic
Ikhsan Ardiansyah
Novel
Rembulan di Kaki Gunung Ceremai
R Fauzia
Rekomendasi
Cerpen
Rahasia Di Balik Pintu
Rohmat Solehudin