Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sekelompok anak murid berseragam, melintas di jalan untuk menuju gerbang Flamboyant International High School. Diantara mereka ada Calrobinon, Vino dan Stanley. Jangan heran sama murid yang seperti mereka. Mereka bertiga setiap hari dengan bangganya berjalan menuju pekarangan sekolah, Padahal bel masuk berbunyi sekitar lima belas menit yang lalu. Ya tentu saja mereka terlambat tetapi mereka tidak akan pernah peduli. Kondisi pintu gerbang saat ini sedang terkunci dan tertutup sehingga membuat ketiganya kesal dan frustasi. Pasalnya kalau mereka memanjat pun sama saja akan ketahuan dan akan dikembalikan kerumah untuk pulang dan tidak dapat mengikuti pelajaran.
Tiba-tiba dari kejauhan indera pendengaran mulai merasakan sebuah klakson mobil. Ya benar saja Mobil Toyota Alphard berwarna hitam mengkilap melintasi ketiga lelaki itu, tiba-tiba pandagan ketiga laki-laki tersebut tertuju pada dua orang yang sedang turun dari mobil dengan postur tubuh yang tidak asing. Stanley pun menghampiri disusul dengan Vino dan Calrobinson. “Eh lo, bro”. Stanly menepuk pundak Alhusayn yang dibalas dengan sahutan dagunya. “Hahaha apa gua ga salah liat? Tumben nih ada angin apa?”. Ejek Vino saat melihat Iren turun dari pintu sebelah. “Lah lo juga terlamat?” tanya Raenna. “Yoi, seperti apa yang lo lihat”. Vino mengangkat bahunya. “Tuh kan apa yang gua bilang, terlambatkan lo. Bodo ahh gua mau balik”. Kemudian Alhusayn kembali memasuki mobilnya dan meninggalkan Raenna bersama ketiga laki-laki tersebut.
Raenna diam namun nampak kesal, tetapi ketiga pria tersebut tidak bisa menebak raut wajah si perempuan dan hanya menebak-nebak. Pasalnya Raenna belum pernah terlamabat. Ini semua karen jam di ponselnya eror yang membuat Raenna terlambat masuk sekolah. “Bro, gua nitip tolong jagain bocah ini ya” ucap Alhusayn sembari melihat wajah Raenna yang sedang murung. “Hey? Bukannya Raenna terlambat karena asik bermain ponsel?” ucap Calrobinon. “Terus gimana nih?” tanya Stanley. “Oh ya aku tahu kita ajak aja dia manjat pagar.” Sahut Vino. “Heh! ya kali ajakin si Raenna manjat? Kan dia pakai rok. Ngotak dong tolol”. Calrobinson menoyor kepala Vino. “Lahh iyaa juga duhh maaf yaa Raenna” Sahut Vino yang sedang menutupi rasa malunya.
Raenna malas bergabung bersama mereka, ia mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang. Tidak sampai 2 menit tiba-tiba seseorang datang dari dalam sekolah. “Ehh Raenna si neng geulis”. Sapanya “Pak Ahmad, sorry saya terlamat soalnya tadi di jalan macet” ujarnya Raenna. “Begitukah kejadiannya nona?, baik tidak apa-apa neng geulis silahkan masuk.” Pak Ahmad membukakan kunci pagar untuk Raenna kemudian menutupnya kembali. “Buset pak! Kalau kita gimana?” Vino komplain. “Tolong lah pak jangan di kunci lagi pagarnya…” kini Calrobinson mengeluarkan suaranya. “Pak, kami juga mau masuk” Seru Stenly. “Walah walahh kalian lagi kalian lagi, udahlah mending dengerin pantun dari bapak” Jawab pak Ahmad. “Hiksss pak Ahmad ini apa-apaan sih, kan kita mau masuk bukan dengerin pantun pak Ahmad” Sahut Calrobinson. “Iyaa huuu pak Ahmad payahhh” Ucap Vino. “Katanya mau masuk ya udah syaratnya dengerin saya pantun dulu, gimana setuju atau ga nih?” Tanya pak Ahmad sambari menaikkan aslinya. “Eeeeitsss iya pak mau mau” sahut Stenly dan di susul juga dengan Calrobinson “Iya pak kami setuju tapi cepetan ya pak, soalnya bentar lagi kelas bakal mulai”. Dengan wajah sumeringah Pak Ahmad pun memulai pantunnya yang berbunyi “Jalan jalan ke gunung bromo, jangan lupa membeli tali, saya tahu kalian sudah fomo, tapi saya tetap tak peduli”. Sembari mengunci pintu pagar rapat-rapat. Lahhh pakk kok malah di kunci lagi sih? Tanya Vino. Iyaa nih Pak Ahmad gak konsisten banget sama perjanjian awalnya” sahut Calrobinson. “Baiklah baik, saya akan bukakan pintu gerbang ini.. tapi hari ini adalah kesempatan terakhir kalian. Jika terjadi lagi jangan harap saya akan mempedulikannya”. Pernyataan pak Ahmad. “Siap pak, Terima kasih banyak sudah mau menolong kami” Tutur kata Calrobinson, Vino dan Stenly.
Hai namaku Raenna, aku bersekolah di flamboyant International High School. Di sekolah, aku bisa dibilang salah satu anak kesayangan guru. Ahh bukannya mau sombong namun hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa diriku terkenal sebagai anak yang pintar, cantik, sopan ramah dan ya aku tidak bodoh menyadari bahwa ada banyak kaum adam yang tergila-gila padaku bahkan nekat mengajakku berkencan. Hanya saja aku terlalu malas untuk menanggapi hal yang terakhir. Sepertia anak SMA lain aku juga punya geng ehh bukan geng sih lebih tepatnya teman-teman yang lebih tahu kondisiku, sikapku, everything about me di bandingkan orang lain disekolah. Oke aku sebut saja geng biar kalian lebih mudah memahaminya. Gengku terdiri dari 3 orang yang benar-benar anak anak berpengaruh di sekolah ini. Aku Raenna, Cantik tentu saja, kalem, pintar, kesayangan banyak orang dan yang paling membanggakan aku adalah langganan juara olimpiade setiap tahun. Jennie, Kim Jennie temanku yang petekilan ini adalah selebgram hits dan juga anak dencer yang mukanya baby face sampai nurun ke kelakukannya yang manja tapi Jennie ini paling pekaan diantara teman-temanku yang lain. Clarissa, Lentera Clarissa Putri hmm tidak kalah cantik dari Jennie, Clarissa ini temanku yang paling aktif ikut ekskul sekolah, dia juga terkenal dikalangan guru-guru, anaknya ramah dan sangat care senyumannya juga bikin cewek/cowo meleleh.
Itulah mereka teman temanku yang sekarang berada di depanku. Kami sedang menikmati makan siang dikantin sekolah. Menu makan siang kami yaitu Chicken Katsu With Curry Sauce yang dipadupadanan dengan minum Thai Tea dengan extract milk and less ice. Sembari menunggu makanan kami datang, pasti kami selalu melakukan kegiatan yang namanya Spin name for payment selalu ada saja hal aneh yang terjadi dalam meja kami selalu memperhatikan setiap embari menikmati makanan yang lezat ini Tiba-tiba… “AAAAAAAAKKKKKK….!!!” Jeritan Raenna yang membuat seisi kantin seketika menjadi hening dan Raeena menjadi pusat perhatian oleh semua pasang mata. “Raenna tenang… tenangkan diri lo!” Clarissa memeluk Raenna dengan wajah yang khawatir. “Iya Ren tenangkan diri lo dulu” Sahut Jennie. “Gakk gaaaaak Ini gue gak bisa tenang! coba kalian lihat baik-baik dalam makanan gua ada something wrong!” Jawab Raenna. Tatapan Clarissa dan Jennie pun mulai tertuju pada makanan Raenna “Mana mana coba gua liat Jawab Jennie sambil memperhatikan makanan Raenna. “Iyuhhh itu ituu coba lo liat ris, ada yang gerak gerak di makanan si Reanna!!!” ucap Jennie sambil menunjuk makan Reanna. “Ehhh iyaa dong itu ada belatung gak sih?!” Jawab Clarissa.
Mendengar hal itu Raenna mulai merasakan mual sehingga ia lebih memilih lari menuju toilet. Namun tidak disangka-sangka bahu Raenna tidak sengaja menabrak bahu cowo yang sering ia panggil si paling bermata empat. Tiba-tiba mereka berdua pun tersungkur di lantai sehingga membuat perut Raenna terguncang lebih keras. Makanan yang Rainna makan pun terkeluar semua dan mendarat di seragam cowok bermata empat tersebut. Susana mood Raenna menjadi kacau. Tatapan tajam Raenna tertuju pada lelaki menyebalkan yang ada di hadapannya. Tatapan itu pun di balas juga dengan tatapan yang menggambarkan wajah sedang meminta pertanggung jawaban atas kotornya seragam yang ia kenakan. Sehingga indera penglihatan mereka saling bertatap begitu cukup lama. Dalam sela-sela tatapan mereka terlintas dalam benak Raenna “Ini si mata empat apa-apaan sih liat-liat gua? Dengan tatapan tidak berdosa lagi! Harusnya dia malu sudah buat cewe cantik yang ada di sekolah ini jatuh ke dasar lantai”. Tutur batin Raenna. Tiba-tiba sang lelaki ini mulai berani membuka mulut “Woi apa-apaan ini kok lo muntah di baju gua?” Tutur kata Bara. “Lah kok lo yang marah? Harusnya gua yang marah karena sudah di buat jatuh dengan tubuh lo yang gede itu!” Jawab Raenna. “Buset Apa lo bilang badan gua gede?” Tutur kata Bara yang kaget karena badannya di bilang besar. “Iya badan lo besar banget mana berat, hiksss sakit semua nih gara-gar lo” Jawab Raenna yang sudah cukup malas berbicara pada lelaki tersebut. Mendengar hal itu, tanpa aba-aba Bara pun pergi meninggalkan Raenna. “Hehh hehhh.. luu mau kemana? bantu dulu gua berdiri ihhh malah main pergi-pergi aja, btw bye hati-hati di jalan” Keluh Raenna yang membuat semua cowo-cowo di kantin langsung bergegas menuju tempat Raenna tersungkur dan mulai membantu Raenna untuk bangkit. “Eitsss lo pada jangan sentuh sentuh gua yaa! Kalau ada yang sampai nyentuh gua. Gua tampol lo ya!” Ucap Raenna sambil berdiri sembari di bantu Jennie dan Clariss. Raenna meminta teman-temannya untuk mengantarkan dirinya menuju toilet. Sesampai Raenna di toilet, dirinya hanya bisa mematung di depan wastafel sembari memuntahkan semua makanan yang telah dirinya kunyah. Lalu di iringi dengan linangan air mata yang meleset di pipi mulusnya yang berwarna merah jambu. Tidak lama kemudian kaki Raenna Mulai lemas dan ia mulai kehilangan keseimbangan tubuh. Melihat peristiwa itu membuat Clarissa dan Jennie menjadi panik sehingga mereka inisiatif membawa Raenna ke UKS. Sesampai di UKS, Jennie menelpon Alhusyan karena Alhusyan merupakan suami Raenna. Ya Raenna sudah di jodohkan saat ia sedang duduk dibangku kelas 11 SMA. Memang hal ini terkenal sangat aneh dan gila tapi Ini semua terjadi demi kebaik Raenna. Tidak sampai tiga menit setelah Jennie menelpon Alhusyan, tiba-tiba muncul dari kejauhan seorang lelaki tampan dengan postur tubuh yang kekar berjalan terburu-buru menuju ruang UKS. Ya benar saya dia adalah Alhusyan suami dari Raenna.
Saat Alhusyan melewati koridor sekolah semua pandangan tertuju padanya pasalnya baru kali ini Alhusyan masuk kedalam ingkungan sekolah Flamboyant International High School. Alhusyan pun menghampiri Raenna yang sedang terbaring lemas. “Assalammualaikum” sapa Alhusyan pada Jennie dan Clariss. “Waa.. waalaiikum salam kak husyan” Jawab Jennie dan Clarissa dengan nada yang gugup. “Kenapa kalian gugup gitu? Tenang aja, gua ga makan orang kok btw terima kasih ya kalian sudah membantu Raenna” Sahut Alhusyan. Pandangan Alhusyan terus tertuju pada Bed Raeena. Saat ini Raenna sedang di periksa oleh dokter. Sembari menunggu Raenna di periksa, Alhusyan pun bertanya kepada Jennie “Tolong kasih tau kak kenapa hal ini bisa terjadi?”. “Begini kak tadi kami makan di kantin dan di dalam makanannya Raenna terdapat belatung kak, otomatis Raenna shock dan selalu muntah-muntah terus di toilet tadi terus kami bawa dia ke UKS untuk mendapatkan pertolongan kak, maaf banget kak kami kurang becus jaga Rainna kakak” tutur kata Jennie yang sangat amat merasa bersalah. “Emmm berarti kebersihan dalam kanin kalian ini kurang baik, tapi terima kasih yaa pertolongan kalian lebih cepat dari pada kakak” Jawab Alhusyan. “Iya benar itu kak ini semua karena kantin, pasti tidak lama lagi kantin itu akan ditutup dan di ganti orang lain kak” Sahut Clarissa dengan nada yang percaya dirinya. Mendengar hal itu Alhusyan pun dengan percaya dirinya mengataka “Baiklah kalian tenang aja biar kakak yang akan atur semua itu”. Tiba-tiba Raenna terbangun dari tidurnya dan berkata “Emm ngapain lo disini?”. Lah harusnya gua yang tanya ngapain lo bisa sampai masuk UKS gini, dihh katanya cewe kuat tapi sekarang apa yang gua liat” Jawab Alhusyan yang tampak dari matanya sedang berkaca-kaca. Melihat hal itu membuat Raenna merasa dirinya paling mengecewakan semua orang. Raenna memeluknya, membawa di dalam dekapan. Menepuk-nepuk pundaknya yang bergetar karena menahan isak dan berkata “It’s okey to cry, man still human” bisik Raenna pada Alhusyan. Alhusyan akhirnya menangis menumpahkan seluruh bebannya. Tangisan sedihnya teramat pilu di telinga Raenna. Dari kejadian ini memnuat Raenna benar-benar merasa bersalah. Kalian tahu istilah “love is blind” Dulu aku kira istilah itu untuk mengatakan orang-orang yang rela melakukan apa saja untukmu karena begitu mencintaimu. Tidak salah si sebenarnya. Tapi pada usiaku yang sekarang aku tahu, blind yang dimaksud bukan hanya sekedar itu. Bagiku Alhusyan adalah sosok laki-laki yang terbaik sebelum ayahku. Aku merasa sudah bertemu dengan sang puas.