Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Bab 1: Radio Misterius di Pasar Loak
Andi selalu punya kebiasaan aneh. Dia mencintai barang-barang usang, benda-benda yang memendam cerita, relik dari masa lalu yang terabaikan di sudut-sudut pasar loak. Hari itu, Sabtu yang terik di akhir bulan, hasratnya membawanya ke sebuah lapak yang jarang dikunjunginya, terselip di antara tumpukan perkakas tua dan kemeja bekas. Matanya menyapu deretan barang-barang berdebu sebelum akhirnya terpaku pada sebuah benda yang memancarkan aura berbeda: sebuah radio tua berwarna cokelat. Bodinya kayu jati, panel depannya kusam, dengan tombol-tombol putar yang sebagian besar sudah pudar. Sebuah antena kawat tipis mencuat miring dari belakangnya.
"Berapa ini, Pak?" tanya Andi pada pria tua di balik meja, yang sibuk mengisap rokok kreteknya.
"Itu... radio istimewa," jawab si penjual, matanya yang cekung melirik Andi dengan senyum samar. "Harganya tiga ratus ribu, Nak. Nego tipis."
Andi mengangkat sebelah alis. Cukup mahal untuk sebuah radio tua yang terlihat hampir mati. Namun, ada sesuatu yang memanggilnya dari dalam benda itu, resonansi aneh yang tak bisa dia jelaskan. Dia menawarnya dua ratus, dan setelah sedikit tarik ulur, radio itu berpindah tangan. Menggendong radio itu pulang, beratnya mengejutkan, seolah ada sesuatu yang padat bersembunyi di dalamnya.
Sesampainya di apartemennya yang minimalis, Andi segera membersihkan radio itu dengan lap basah. Debu yang menempel rontok, memperlihatkan guratan kayu yang masih kokoh. Dia menemukan stopkontak dan dengan sedikit keraguan, menekan tombol power. Sebuah...