Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
PUKUL DUA
1
Suka
1,493
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku adalah rumah sunyi yang pintunya tak pernah benar-benar kau kunci. Kau singgah tak berniat tinggal. Berkelana jauh, hanya pulang saat luka memuncak di jalanmu yang tak kenal arah.

Hatimu taman duri dan aku hanya tanah lapang yang sudi ditempeli perih. Tak pernah kau sematkan aku di peta tujuan, hanya persinggahan kala langkahmu patah. Kau merangkak diam-diam, menyusun alibi agar tak gugup menjawab, “mengapa kembali?”

Tak sempat tamat, tulisan itu usang berdebu termakan waktu. Menyisakan tanda tanya siapa gerangan tokoh yang dimaksud dalam surat itu.

Mawar adalah gadis sederhana yang tinggal di pinggiran kota. Ia sangat hobi menulis, hari-harinya dihabiskan untuk merangkai aksara. Wajahnya biasa saja, tapi senyumnya mampu meluluhkan siapa pun. Ia jatuh cinta kepada Reno, lelaki tampan dengan latar belakang keluarga berada. Hubungan mereka ditentang banyak orang, terutama dari pihak keluarga Reno, tapi Mawar bertahan karena ia percaya, cinta mampu menembus segalanya.

Selama lebih dua tahun, ia menunggu kembalinya Reno dari luar negeri. Dia mencintai Reno sepenuh hatinya. Ia mengorbankan waktu, impian, bahkan pekerjaannya demi bisa selalu ada untuk lelaki itu. Ia percaya Reno adalah masa depannya, rumahnya, tempatnya pulang.

Namun cinta yang ia pelihara, perlahan berubah menjadi luka.

Mereka memutuskan untuk menikah tanpa restu dari orang tua Reno. Mereka tinggal dirumah kontrakan yang disewa dari tabungan bersama saat masih pacaran dulu. Hanya ada satu kamar, ruang tamu dan juga dapur yang menyambung dengan ruang makan sederhana. Mawar yang berharap kisah cinta dapat mereka lanjutkan Kembali dalam rumah tersebut, cinta yang ia harapkan akan berakhir indah, ternyata sebaliknya.

Reno mulai berubah. Reno yang sekarang bukan Reno yang ia kenal saat awal mengenalnya. Reno tidak pernah memberi kabar, ia selalu pulang membawa aroma parfum asing dan tak lagi menatap mata Mawar saat berbicara. Mawar mencoba bertanya, tapi jawabannya selalu sama: “Kamu terlalu sensitif.”

Jawaban Reno sontak menyayat hati Mawar, gadis yang selama ini rela berkorban menunggu kepulangan Reno. Tetapi apa balasannya, Reno mengkhianati ketulusan Mawar dengan bermain dengan wanita lain. Reno menjadi sosok yang tempramen, tutur kata tak lagi halus, matanya selalu merah melotot. Tak terima masukan atau saran dari sang istri.

Malam semakin larut menyisakan dingin yang menembus dinding. Membuka lembaran-lembaran di buku yang tintanya berwarna biru. Tetapi ending cerita dalam buku masih semu. Didapatinya tulisan yang dulu pernah dirangkainya saat masih gadis. Saat itu dia masih lugu, tidak tahu makna dari tulisannya itu. Namun kini dia tahu bahwa itu adalah kisah kehidupan yang pilu.

Mawar melanjutkan tulisannya yang belum sempat dia tamatkan dahulu. Dengan hati yang penuh kecewa karena sang pujaan hati yang saat ini telah menjadi suami tega menghianatinya. Dia terus melanjutkan tulisannya sampai larut sambil menunggu sebuah kabar yang mustahil akan ia dapatkan dari sang suami. Mawar tersakiti namun terpaksa menghapus air dipipinya sendiri. Karena pernikahan inilah yang diinginkan sejak dulu.

Aku adalah peluk teduh yang jiwanya kau tusuk semaumu. Kau berlari dari badai yang kau bangun sendiri, lalu berselimut pada hangatku yang bodohnya masih sudi menyambut kau yang tak pernah ingin dimiliki.

Kau berpesta dalam rumahku, menumpahkan tawa dimeja makanku, menari di atas serpih yang kau pecahkan. Lalu, saat pagi mengetuk kau lenyap di ambang, tak pamit, tanpa niat merapikan jejak rusak yang kau tinggalkan.

Mawar terus melanjutkan tulisannya sampai pada pertengahan malam menjelang dini hari. Berharap tulisannya dapat tamat malam ini.

Tring…tring…

Mawar menerima sebuah pesan singkat tanpa nama :

“Dia akan membunuhmu. Hati-hati, Mawar.”

Tok tok tok…

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Mawar. Ia mengendap-endap untuk mengintip dari jendela untuk memastikan siapa di balik pintu. Ternyata sang suami yang sangat ia cintai pulang dengan keadaan yang amburadul, mata merahnya dan aroma parfum asing yang selalu menjadi jejak pertanyaan.

Mawar kembali mengingat pesan misterius tadi. Awalnya ia mengira itu lelucon. Tapi sejak malam itu, ia mulai merasa diawasi. Ada bayangan yang selalu muncul di balik jendela. Langkah-langkah asing saat malam semakin larut. Tapi Reno, seperti biasa, menertawakannya. “Jangan kebanyakan nonton film horor,” katanya.

Paginya Reno berencana untuk mengajak Mawar untuk pergi ke bukit pada sore hari agar bisa menikmati senja. Namun, karena menurutnya perjalanan akan sangat jauh dan membutuhkan waktu yang lama. Akhirnya mereka berencana untuk pergi ke puncak bukit lebih awal. Mawar yang tak pernah sekalipun diajak keluar oleh Reno selama menikah sangat bahagia, dia sudah mempersiapkan semua perlengkapan yang diperlukan selama di bukit.

Mengetahui rencana perjalanan liburan Reno dan Mawar ke Bukit, sontak memebuat ibunda Reno murka, menyebut Mawar sebagai memanfaatkan kekayaan dan fasilitas yang dimiliki Reno. Ibu Reno mengancam akan memutus semua bantuan keuangan dan mencoret Reno dari warisan.

Reno terjebak antara cinta dan kewajiban sebagai anak. Setiap hari, ibunya mengirim pesan-pesan ancaman, memaksa Reno menceraikan Mawar, bahkan datang langsung untuk mempermalukan Mawar di rumah kontrakan mereka. Mawar merasa bersalah menjadi penyebab keretakan keluarga Reno, dan mulai mendesak Reno agar menceraikannya demi kebaikan. Ini memperparah tekanan mental Reno.

Reno tidak menghiraukan ancaman ibunya dan melanjutkan perjalanan ke bukit. Ketika hendak mengambil uang di sebuah ATM, ternyata semua ATM Reno sudah diblokir ibunya. Suasana hati Reno berubah, emosi dan amarah sudah diujung lidahnya. Dalam keadaan depresi dan emosi yang labil, setelah malam panjang bertengkar panjang dengan Mawar karena ibunya memutus seluruh keuangan.

Akhitrnya Reno secara impulsif menusuk Mawar dari belakang dengan pisau dapur yang ada di Villa bukit hingga tewas bukan karena benci, tapi karena frustrasi, keputusasaan, dan kehancuran jiwanya. Ia menangis sambil memeluk mayat istrinya yang sudah tak bernyawa.

Tiga hari kemudian, tubuh Mawar ditemukan di taman belakang Vila bukit. Taman yang dulu sering dikunjunginya bersama Reno. Tempat mereka berjanji akan menikah. Mawar ditemukan terbaring di antara bunga mawar merah tapi darahnya membuat kelopak itu menjadi merah tua.

Polisi menyelidiki. Tak ada tanda perampokan. Tak ada saksi. Hanya sebuah surat kecil di genggaman tangan Mawar, berlumuran darah:

“Aku mencintaimu sampai mati. Tapi ternyata itu tak cukup.”

Tiga minggu kemudian. Reno ditangkap.

Jejak darah di mobilnya cocok dengan darah Mawar. Kamera CCTV tetangga pada pukul dua merekam siluet dirinya berjalan dari arah depan Vila menuju ke taman malam itu. Tapi yang paling mengejutkan, adalah pengakuannya:

“Dia tahu aku berselingkuh. Dia bilang mau pergi. Aku… aku tak sanggup kehilangannya. Tapi aku juga tak sanggup hidup hanya dengan cinta..”

Ibunya datang ke pengadilan, menangis bukan karena kehilangan menantu, tapi karena malu pada tetangga selalu membanggakan sang anak yang kini mendekam di penjara. Dalang dari semua ini adalah Ibunya tetapi Reno yang dijadikan tumbal untuk memusnahkan Mawar.

Akhirnya cinta itu membunuh.

Bukan karena kebencian. Tapi karena ego yang dibungkus dengan kata “cinta”. Mawar mencintai sepenuhnya, tanpa tahu bahwa cinta yang tidak dijaga dengan kejujuran… bisa menjadi senjata paling mematikan.

Kini setelah kematian Mawar, sepucuk tulisan tanpa identitas tokoh menjadi terbongkar. Ternyata tokoh tersebut adalah Reno, orang yang sangat dicintai oleh Mawar. Kini setiap pukul dua di Vila tersebut kini selalu terdengar tangisan wanita yang selalu meminta untuk diterima dan dicinta selayaknya istri.

Bunga-bunga bermekaran dipupuk dengan simbah darah hasil dari emosi dan amarah. Harapan dan impian yang indah hanya kata-kata sebagai penunda dari sebuah musibah.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
PUKUL DUA
Maulinda Wulandari
Flash
Menjaring Matahari
Utep Sutiana
Cerpen
Bronze
Trilogi Kereta : Kereta yang Terekam
Rumpang Tanya
Skrip Film
Miranda Advertising (Script)
qiararose
Cerpen
Membatin
ImaRosyi
Novel
Bronze
Mendung di Karang Jati
OmBoth
Cerpen
Bronze
Jangan Jadi Orang Baik
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Jangan Bersedih, Koara
Nita Roviana
Cerpen
Bronze
4 Jam ke Depan
Refy
Novel
Untuk Kakak
Cahya hanifah
Novel
Dandelion Punya Rara
Anisa Sriyanti
Novel
Bronze
Meet you at 0,001% Chance
Antrasena
Novel
Penyanyi Miskin yang Terbelenggu oleh Mimpi
Jagaddhita Pradana
Flash
Memeluk Masa Lalu
Devi Wulandari
Cerpen
Bintang Berkelip dengan Jenaka
Henry
Rekomendasi
Cerpen
PUKUL DUA
Maulinda Wulandari