Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Halo, nama ku Riana. Aku adalah gadis biasa yang bercita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita. Namun, aku terkadang berpikir dan berkata "apakah pantas seseorang yang bukan terlahir dari keluarga yang kaya bercita-cita ingin menjadi seorang polisi". Tapi aku tak pernah menyerah akan hal itu, dengan kegigihan belajar, melatih fisik, dan berdoa akan ku buktikan bahwa ada seseorang yang terlahir dari keluarga sederhana juga berhak mempunyai cita cita yang tinggi.
Suatu pagi yang cerah aku berangkat ke sekolah dan pertama kali duduk di bangku sekolah kelas 10 SMA kala itu, tak lupa pamit kepada kedua orangtua. Dengan langkah yang santai dan tidak terlalu cepat aku berjalan kaki ke sekolah, karena kebetulan jarak dari rumah ku ke sekolah lumayan dekat, hanya sekitar 400 meter. Sesampainya di sana kegiatan MPLS ( Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) akan segera dimulai, dengan senang hati aku berkenalan dengan teman teman dari berbagai macam daerah. Setelah kegiatan MPLS selesai, akhirnya semua siswa dibolehkan untuk pulang pada jam 14.00, di sore harinya aku tak lupa untuk latihan pencak silat di GOR. Sejak kecil kelas 3 SD aku sudah menekuni cabang olahraga pencak silat dan meraih juara di beberapa kejuaraan tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Aku bangga dengan diriku sendiri karena prestasi tersebut juga akan berguna di masa yang akan datang.
Setiap hari nya aku juga tak lupa selalu berlatih fisik seperti lari, renang, dan belajar agar persiapan ku sudah matang saat mendaftar menjadi anggota polisi nanti. Seringkali aku melihat polisi polisi di jalanan yang begitu disiplin dalam menjalani tugas nya membuat semangat ku semakin berkobar ingin seperti mereka. Mimpi ku menjadi seorang polisi sudah tertanam sejak kecil, membayangkan betapa indahnya memakai seragam coklat dan aksi heroik nya saat membantu seseorang.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, ujian akhir sekolah semester 2 akan segera diadakan pada Minggu depan, aku mulai belajar dan mempersiapkan diri agar mendapatkan hasil yang maksimal pada saat ujian nanti. Pada saat ujian tiba, tidak lupa sebelum mengerjakan soal soal aku membaca sekitar 10 menit dan berdoa terlebih dahulu. Satu Minggu kemudian, ujian pun tamat hingga akhirnya pembagian rapor dan pengumuman rangking akan segera diberitahukan. Betapa terkejutnya aku setelah mendengar bahwa aku mendapatkan rangking 2 dari 32 siswa, aku sangat bersyukur kepada Tuhan yang maha esa karena proses dalam belajar ku tidak sia sia.
2 bulan setelahnya, akan ada pertandingan pencak silat tingkat nasional di Kota Bandung. Aku mulai mempersiapkan mental dan fisik ku mulai dari 1 bulan sebelum pertandingan, dengan rasa optimis, berani, dan percaya diri akan ku pasti kan mendapat kemenangan serta pengalaman yang berharga. Hari pertandingan pun tiba, aku, pelatih dan teman temanku mulai berangkat dengan transportasi bus. Sesampainya di sana, pembukaan pertandingan di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang di nyanyikan oleh seluruh atlet dari berbagai macam daerah. Aku mendapatkan nomor urutan ke 35, sekitar kurang lebih jam 9 aku memulai pertandingan, dan untuk itu aku dan kawan kawan yang lain harus bersiap untuk pemanasan terlebih dahulu agar nanti tidak mudah cedera.
Detak jantung ku berdebar kencang dan tubuhku mulai sedikit bergetar saat namaku di panggil untuk bertanding, tetapi aku tetap semangat dan penuh percaya diri saat memasuki gelanggang. Sorak Sorai teman temanku terdengar keras penuh semangat dan dukungan. Pertandingan berlangsung sengit, aku harus meraih point sebanyak banyaknya dari tendangan, pukulan, hingga jatuhan dengan penuh kecepatan. Hingga di detik detik terakhir lah aku yang memiliki banyak point dan berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Sorak meriah menggema ke seluruh area pertandingan. Semua perjuangan dan lelah nya latihan akhirnya membuahkan hasil yang maksimal, aku mendapatkan medali emas beserta sertifikat nya, lalu teman temanku memberi selamat atas pencapaian ku. Setelah pergi ke luar kota untuk bertanding, aku pulang ke kota asal di hari Minggu pagi dan seperti biasa esok nya kembali bersekolah. Di hari Senin yang indah, aku memasuki gerbang sekolah, banyak sorot mata tertuju padaku dengan rasa penuh rasa kagum dan ucapan selamat dari mereka.
Siang berganti malam, hari demi hari aku lalui dengan penuh suka cita, melewati kebersamaan bersama teman teman, belajar banyak hal di sekolah maupun di luar Sekolah serta pengalaman pengalaman yang berharga. Perpisahan masa masa SMA menyimpan banyak kenangan kenangan di dalamnya, salah satunya adalah aku menjadi top 3 siswa berprestasi pada bidang akademik. Perasaan tak menyangka, campur rasa haru dan bangga menyelimuti hatiku. Aku persembahkan prestasi ini kepada kedua orangtuaku. Malam nya, aku berkumpul dengan kedua orang tua, aku menceritakan semua pengalaman semasa SMA, mulai dari suka dan duka belajar dan bertemu teman teman yang baik di sekolah. Kedua orang tua ku menatap dengan penuh kasih sayang, karena mereka bangga atas pencapaian pencapaian ku selama bersekolah. Prestasi ku bukan hanya kesenangan semata saja, namun di balik itu semua ada motivasi yang tersimpan untuk meraih cita cita agar menjadi seorang polisi pertama di keluarga ku.
Tak lama 1 bulan kemudian setelah perpisahan SMA, persiapan pendaftaran menjadi anggota polri pun tiba dan mimpi menjadi seorang polisi sejak kecil akan segera terwujud. Walaupun persaingan menjadi seorang anggota polri sangat lah ketat, aku tak gentar akan hal itu karena aku sendiri sudah mempersiapkannya matang matang. Aku yakin dengan usaha dan do'a kedua orang tua, impian ku akan terwujud. Ketika hari pendaftaran tiba, aku melihat banyak sekali calon peserta lain, dengan senang hati aku ingin berkenalan dengan mereka dan ternyata kebanyakan dari mereka sudah mendaftar lebih dari 1 kali namun sebelumnya masih gagal. Ketika mendengar hal itu hatiku pun langsung gentar karena aku akan bersaing dengan mereka yang sudah berpengalaman, namun aku harus tetap optimis.
Aku melewati semua rangkaian tes polri mulai dari seleksi administrasi, kesehatan, jasmani, tes akademik, psikologi tes, hingga wawancara. Setiap tahapan terasa begitu menakutkan dan sangat menantang. Namun, aku harus kuat dan percaya diri. Beberapa hari kemudian, hasil seleksi akan segera keluar, dengan perasaan yang takut dan gemetar aku membuka hasil seleksi yang berupa surat itu. Namaku tertera di dalam surat tersebut bahwa aku di nyatakan lolos seleksi dan melanjutkan pendidikan di jakarta. Air mata bangga membanjiri wajahku. Akhirnya mimpi yang selama ini aku bayangkan telah terwujud.
Malamnya, aku langsung menelepon kedua orang tua dan memberitahu mereka bahwa aku dinyatakan lolos lalu bisa langsung melanjutkan pendidikan polri. Tangis orang tua ku terdengar di telepon, tak menyangka anak perempuan satu satunya di keluarga bisa mengangkat derajat kedua orang tua. Esoknya, aku dan teman teman ku yang telah lolos seleksi akan segera berangkat menuju lokasi pendidikan polri, aku langsung antusias dan semangat untuk menjalani kehidupan baru. Disana aku mempelajari banyak hal dan dari sinilah aku mulai belajar bahwa jika ingin bermimpi setinggi langit maka usaha pun harus tinggi juga. Kita berhak mempunyai cita-cita yang tinggi dan jika kita percaya, kita bisa meraih apa saja.