Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Udara sore hari merayap lembut ke dalam mobil Arini, membawa serta aroma gorengan dan bensin dari jalanan yang ramai. Anggita, putrinya yang berusia lima tahun, bersenandung riang di kursi belakang, memegang erat sebuah boneka baru. Boneka itu, dengan rambut kucir kuda berwarna cokelat kemerahan dan gaun bunga-bunga cerah, baru saja dibeli Arini dari sebuah toko mainan kecil di pinggir jalan yang menarik perhatiannya. Boneka tersebut tersenyum kaku, matanya terbuat dari kancing hitam mengkilat, dan pipinya merona merah muda.
“Mama, Lili cantik sekali!” seru Anggita, mengecup kepala boneka berambut sintetis.
Arini tersenyum di balik kemudi, hatinya menghangat melihat kebahagiaan putrinya. "Iya, Sayang. Mama yakin dia akan jadi teman bermain yang baik." Anggita mengangguk antusias, mendekap erat boneka yang kini ia panggil Lili. Sepanjang perjalanan pulang, suara celotehan Anggita pada Lili mengisi kabin mobil, membuat perjalanan terasa lebih ringan dan penuh warna.
Sesampainya di rumah, Anggita langsung berlari masuk, memamerkan Lili kepada Indra, ayahnya yang sedang membaca koran di ruang keluarga. Indra mendongak, matanya yang lelah menatap boneka di tangan putrinya. Senyumnya yang semula ramah mendadak memudar. Wajahnya mengeras, bibirnya membentuk garis tipis, seolah melihat sesuatu yang tidak seharusnya ada. Tangannya yang memegang koran sedikit gemetar...