Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
PESAN TERAKHIR
1
Suka
1,726
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"AKU INGIN BERTEMU MAMA!!!"

Teriak Sani dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi, kedua matanya terlihat merah, hidungnya berair dengan ingus yang belepetan, mengotori wajah bulatnya. Semua orang terlihat kepo, menguping sambil bertanya satu sama lain apa yang sedang terjadi, mengapa Sani berteriak seperti orang kerasukan.

Dengan langkah panik, mbak Dinar meminta dengan sopan ibu-ibu komplek yang kepo untuk pergi, karena ia yang akan sendiri mengurus Sani, adiknya.

Setelah diusir, para ibu-ibu yang kembali ke rumah masing-masing beberapa kali masih terlihat menyiyir, "Sani kayaknya kerasukan deh?"

"Tidak, dia memang sudah gila."

"Benar, beberapa hari terakhir memang sering terdengar Sani mengamuk seperti itu."

Dan nyinyiran-nyinyiran mengiyakan yang lainnya.

Melihat kondisi rumahnya yang sudah sepi, mbak Dinar menutup pintu rumah dan melangkah mendekati adiknya yang terduduk di lantai ruang tamu, masih menangis.

"Kamu ini apa-apaan? Enggak malu didengar tetangga?!" ujar mbak Dinar terdengar kesal.

Setelah kepergian Mama, tingkah Sani memang berubah tidak secara drastis berubah tapi cukup mengejutkan untuk mbak Dinar yang mengenal Sani sebagai anak yang cukup pendiam. Sani yang biasanya cukup pintar menutupi perasaannya, sekarang dikit-dikit marah bahkan tak jarang membanting benda-benda di dekatnya. Ucapannya yang biasanya kalem dan lembut, menjadi kasar.

Sani hanya terdiam, tatapannya terlihat kosong. Beberapa kali ia mendengar mbak Dinar menceramahinya, tapi sama sekali tak ada satu ucapan mbak Dinar yang terdengar di telinga Sani, Sani hanya mendengar suara-suara aneh yang timbul dari batinya.

Capek dengan sikap Sani yang bebal ketika diberitahu, mbak Dinar memutuskan untuk meninggalkan Sani sendirian di ruang tengah, "Terserah kamu, mbak mau bikin pesanan," ucapnya sambil berlalu menuju dapur, ada banyak pesanan kue yang harus ia buat dan pekerjaanya terganggu karena harus mengurus Sani yang menurutnya sedan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
love Mosquito
Herman Sim
Cerpen
Bronze
PESAN TERAKHIR
Moon Satellite
Novel
Bronze
Koresponden
Ranang Aji SP
Novel
Bronze
Aku, Kamu, Dia
Naftalia Satra
Novel
The Carrot Can Fly
Yesno S
Novel
Bronze
Kompleksitas [Sophisticated Novel Version]
Albert Stefanus
Cerpen
Harmonika Penghubung (kenali dirimu dan aku)
muhamad fahmi fadillah
Novel
Gold
Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Mizan Publishing
Novel
Sowon
Bella Puteri Nurhidayati
Novel
Bronze
Rupiah Untuk Agus
Bond Monosta
Novel
KELINDAN
Hilda KiandraAesha
Novel
Bronze
Jadikan Aku Islam ~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
My First Love
Ign Joko Dwiatmoko
Novel
Bronze
SATU-SATUNYA CINTA
KUMARA
Novel
Gold
Asa Untuk Sang Kupu-Kupu
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
PESAN TERAKHIR
Moon Satellite
Novel
Bronze
The Pieces of Memories
Moon Satellite
Cerpen
1001 CARA MELUPAKANMU
Moon Satellite