Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
PESAN TERAKHIR
1
Suka
1,543
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"AKU INGIN BERTEMU MAMA!!!"

Teriak Sani dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi, kedua matanya terlihat merah, hidungnya berair dengan ingus yang belepetan, mengotori wajah bulatnya. Semua orang terlihat kepo, menguping sambil bertanya satu sama lain apa yang sedang terjadi, mengapa Sani berteriak seperti orang kerasukan.

Dengan langkah panik, mbak Dinar meminta dengan sopan ibu-ibu komplek yang kepo untuk pergi, karena ia yang akan sendiri mengurus Sani, adiknya.

Setelah diusir, para ibu-ibu yang kembali ke rumah masing-masing beberapa kali masih terlihat menyiyir, "Sani kayaknya kerasukan deh?"

"Tidak, dia memang sudah gila."

"Benar, beberapa hari terakhir memang sering terdengar Sani mengamuk seperti itu."

Dan nyinyiran-nyinyiran mengiyakan yang lainnya.

Melihat kondisi rumahnya yang sudah sepi, mbak Dinar menutup pintu rumah dan melangkah mendekati adiknya yang terduduk di lantai ruang tamu, masih menangis.

"Kamu ini apa-apaan? Enggak malu didengar tetangga?!" ujar mbak Dinar terdengar kesal.

Setelah kepergian Mama, tingkah Sani memang berubah tidak secara drastis berubah tapi cukup mengejutkan untuk mbak Dinar yang mengenal Sani sebagai anak yang cukup pendiam. Sani yang biasanya cukup pintar menutupi perasaannya, sekarang dikit-dikit marah bahkan tak jarang membanting benda-benda di dekatnya. Ucapannya yang biasanya kalem dan lembut, menjadi kasar.

Sani hanya terdiam, tatapannya terlihat kosong. Beberapa kali ia mendengar mbak Dinar menceramahinya, tapi sama sekali tak ada satu ucapan mbak Dinar yang terdengar di telinga Sani, Sani hanya mendengar suara-suara aneh yang timbul dari batinya.

Capek dengan sikap Sani yang bebal ketika diberitahu, mbak Dinar memutuskan untuk meninggalkan Sani sendirian di ruang tengah, "Terserah kamu, mbak mau bikin pesanan," ucapnya sambil berlalu menuju dapur, ada banyak pesanan kue yang harus ia buat dan pekerjaanya terganggu karena harus mengurus Sani yang menurutnya sedan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Bad Relationship
Fitri Lailyah
Flash
Bronze
Warung Tetangga Bangkrut
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
PESAN TERAKHIR
Moon Satellite
Novel
Bronze
Certainties
S. F. Hita
Novel
Gold
Perjalanan Rasa
Bentang Pustaka
Novel
Gold
IPA & IPS
Coconut Books
Novel
Semestaku Sebelum dan Sesudah Dia Datang
Niken Karsella
Novel
Lakon
Putriyani Hamballah
Flash
Pendakian
Ejas Intan
Cerpen
Bronze
Ice Cream Rasa Yang Pernah Ada Namun di Sia-siakan
Haidee
Novel
La Douleur Exquise
Afiska Dila Ananda
Novel
Bronze
Garis Hitam
Ryo Meta Olympia
Flash
Capung Merah Aira
Riswandi
Novel
Bronze
Akar Masalah
yurisa
Flash
Bronze
Pertemuan Terakhir
silvi budiyanti
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
PESAN TERAKHIR
Moon Satellite
Novel
Bronze
The Pieces of Memories
Moon Satellite
Cerpen
1001 CARA MELUPAKANMU
Moon Satellite