Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Langit pagi terlihat cerah ketika Sahira melangkah melewati gerbang sekolah barunya. SMA Nusantara adalah sekolah dengan reputasi baik di kota ini, tetapi bagi Sahira, sekolah ini adalah dunia yang sama sekali berbeda dari tempat asalnya. Sebelumnya, ia bersekolah di madrasah yang mayoritas siswanya beragama Islam, sementara di sini, lingkungannya jauh lebih beragam. Ada siswa dari berbagai latar belakang agama dan budaya, sesuatu yang jarang ia temui sebelumnya.
Mengenakan seragam putih abu-abu dan jilbab biru muda, Sahira melangkah masuk ke dalam gedung sekolah dengan perasaan campur aduk—antara antusias dan sedikit canggung. Ia menyadari bahwa di sekelilingnya ada banyak wajah baru, beberapa mengenakan kalung salib, beberapa memakai tilak merah di dahi, sementara yang lain tampak tidak memiliki simbol keagamaan sama sekali.
Di kelasnya, Sahira memilih duduk di kursi dekat jendela. Tak lama kemudian, seorang gadis berkulit sawo matang dengan rambut panjang terikat rapi duduk di sebelahnya. Gadis itu tersenyum ramah.
“Hai! Aku Suhana,” sapanya.
Sahira tersenyum balik. “Aku Sahira. Senang bertemu denganmu.”
Percakapan mereka mengalir begitu saja. Dalam beberapa menit, Sahira menyadari bahwa Suhana adalah orang yang ceria dan penuh semangat. Mereka memiliki banyak kesamaan—keduanya menyukai membaca, senang b...