Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di musim panas, matahari menggantung tinggi, memancarkan sinarnya yang menyengat permukaan kolam renang. Cahaya matahari memantul di air, menciptakan kilauan yang menari seperti ribuan berlian. Permukaan yang tenang sesekali terusik oleh riak halus. Udara dipenuhi aroma klorin yang tajam, bercampur dengan wangi lembut melati dari taman sekitar. Alika duduk di tepi kolam, kaki telanjangnya menyentuh air yang sejuk. Jemari rampingnya menyentuh permukaan air dengan lembut, merasakan kesegaran yang menyejukkan kulitnya, sementara bayangannya bergoyang samar di bawah permukaan.
Senyum tipis menghiasi bibirnya yang pucat, menunjukkan kelembutan dan manisnya. Namun, mata hitamnya yang dalam dan dingin menyimpan rahasia yang hanya ia sendiri yang mengerti. Di sudut matanya, tampak kilatan gelap, misteri tersembunyi di balik penampilannya yang sempurna.
Aira, sahabatnya, berenang mendekat dengan gerakan mulus dan anggun, seperti ikan menjelajahi lautan. Tawa kecilnya mengalun di udara hangat, membawa kehangatan yang kontras dengan suasana hati Alika. "Ayo masuk, Alika. Airnya segar sekali," ajak Aira, menggoyangkan tangannya dan memercikkan air ke arah Alika dengan canda.
Alika tersenyum lebih lebar, meskipun pikirannya melayang jauh, terseret badai batin yang tak terlihat. Getaran air yang menyentuh kulitnya mengingatkan Alika pada sensasi yang terlalu dikenalnya—pertempuran batin antara dorongan gelap dan kesadaran yang berusaha melawan. Daun-daun palem bergoyang pelan oleh hembusan angin, seolah mengintip drama yang tengah terjadi dalam keheningan.
Suasana di sekitar tampak sempurna, tetapi dalam benak Alika, tidak ada yang benar-benar ideal. Di balik senyum yang ia pamerkan kepada Aira, ada kehampaan berbahaya, dan di bawah permukaan air yang tenang, terdapat kekuatan yang siap meledak kapan saja. Alika merasa terjebak, namun juga diuntungkan oleh kedalaman misteri yan...