Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Pergi Untuk Pulang
5
Suka
59
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Gontor Putri Kampus 3

Widodaren-ngawi, Jawa Timur Indonesia.

Waktu menunjukkan pukul 03:30 dini hari, aku terbangun dari tidurku. Kupandangi setiap sudut ruangan tempatku berada saat ini. Kamar yang menjadi tempatku berteduh dari panasnya matahari yang menyengat dan dari rintikan hujan yang lebat, tempatku berkumpul dan berbagi cerita bersama teman-temanku baik suka maupun duka selama satu tahun terakhir. Kurapihkan dan kubersihan tempat tidurku, hal yang selalu kulakukan di setiap pagi.

Sampai akhirnya aku tersadar bahwa aku harus meninggalkan tempat penuh kenangan itu hari ini, aku kembali memasukkan seluruh pakaianku dan barang-barang yang kumiliki ke dalam koper. Melihat foto-foto yang tertempel rapih di dalam lemari yang sudah kugunakan selama aku berada di sini, banyak kenangan yang terlintas dalam pikiranku. Rasa sedih, rasa senang, rasa khawatir, dan rasa takut selama hari-hari yang telah kulalui di tempat ini.

Kulangkahkan kakiku keluar dari ruangan itu dengan membawa alat mandiku, kulewati taman yang berada tepat di depan asramaku, aku memandangi teman-temanku yang sedang serius belajar kala aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Banyak doa yang ku panjatkan agar teman-temanku dipermudah dalam menghadapi ujian yang akan mereka lalui. Memang benar dari 2 hari yang lalu sudah dimulai nya ujian semester akhir di tempatku berada, dan sekarang adalah minggu ujian lisan sebelum menghadapi ujian tulis. Maka dari itu hampir seluruh murid sudah mulai belajar dari pagi hari bahkan hingga malam hari tiba, membawa buku kemanapun mereka pergi, dan belajar dikala sempat, sebisa mungkin mereka akan membaca walaupun sedikit, memanfaatkan waktu yang mereka punya dengan sebaik-baiknya, mereka belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Setelah selesai menyegarkan tubuh tepat pukul 05:50 aku bersama teman-temanku membawa masing-masing alat makan kami berjalan menuju dapur makan. Kami mengantri dengan tertib di tempat yang telah ditentukan, mengambil nasi serta lauk yang telah disuguhkan, mencari tempat yang kosong dan menempatinya agar bisa segera menyantap makanan kami. Sambil menyantap hidangan sesekali kami mengobrol ringan serta saling melemparkan canda tawa. Kala ini pula aku tersadar bahwa sekarang adalah kali terakhir aku makan bersama teman-temanku.

Setelah selesai menikmati sarapan dan membersihkan alat makan yang telah kami gunakan, kami kembali ke kamar kami agar bisa mempersiapkan diri kami, mempersiapkan buku-buku yang akan dibawa untuk belajar. Setelah semua selesai bersiap-siap, seluruh anggota asrama berkumpul dan duduk dengan rapih di teras asrama yang cukup luas untuk menampung anggota satu asrama, terdapat setidaknya dua atau tiga orang yang berdiri di depan seluruh anggota asrama guna memimpin do'a sebelum belajar, yaaa itu adalah hal yang harus dilakukan sebelum masing-masing dari kami pergi ke tempat-tempat yang telah ditentukan oleh panitia ujian, belajar bersama se-angkatan. Tapi tidak dengan diriku, aku tetap berdiam di kamar dan membereskan sisa-sisa barang yang belum dikemas, memasukkan barang barang yang tersisa ke dalam tas ransel berwarna hitam milikku.

Setelah merasa selesai mengemas semua barang milikku aku menggendong ransel berwarna hitamku serta dengan perlahan aku menarik gagang koper biru muda itu berjalan keluar dari ruangan tersebut. Kudapati 3 teman baikku yang dengan setia menungguku. Kala manik mata mereka melihatku yang keluar dengan barang bawaan milikku, aku bisa melihat sorot mata mereka yang memancarkan kesedihan yang mendalam dan aku dapat melihat mata mereka yang berlinang oleh air mata.

Mereka dengan tidak bersemangat menemaniku menuju ke bagian pengasuhan untuk membereskan sisa surat-surat yang harus aku selesaikan saat itu juga, sebelum aku bisa meninggalkan tempat ini. Setelah selesai mendapatkan semua yang kubutuhkan, dan menyelesaikan surat-surat yang kubutuhkan, aku melanjutkan perjalananku ditemani dan dibantu oleh teman-temanku untuk menuju sebuah gerbang, gerbang yang tidak cukup besar tetapi menjadi jalan keluar-masuk utama bagi seluruh penghuni sekolah tersebut, gerbang yang telah menjadi saksi bisu saat aku pertama datang kemari dan akan menjadi saksi lagi atas kepergianku dari tempat ini serta perpisahanku dengan teman-temanku.

Tak jauh dari tempatku berjalan sudah terlihat gerbang yang menjadi tempat persinggahanku selanjutnya. Mataku menggercap, sudut bibirku terangkat membentuk senyuman yang cerah hingga memperlihatkan gigi yang berbaris rapih. Aku mempercepat langkahku kala melihat seseorang yang tengah berdiri di samping gerbang, seseorang yang tak asing lagi bagiku, seseorang yang selalu memberikan semua yang terbaik untukku. "Ayaaah," aku berteriak memanggilnya dengan suara yang sedikit kulantangkan. Dia melihat ke arahku membalas dengan senyuman yang tak kalah manis. Kuraih tangannya lalu ku cium punggung tangannya. Sudah cukup lama sejak terakhir kali aku bertemu dengannya.

Sampai akhirnya aku tersadar bahwa sekarang aku harus benar-benar berpisah dengan teman-temanku, teman-teman yang telah menemaniku selama aku berada di sini, yang selalu menjagaku, membantuku, menjadi salah satu penyemangatku untuk tetap berjuang bersama. Sebelum akhirnya aku memutuskan untuk berhenti berjuang di tempat yang sama, empat pasang mata yang saling memandang secara bergantian, dan dapat dilihat masing-masing dari kami telah membasahi pipi kami dengan tetesan-tetesan air mata yang tidak dapat terbendung lagi. Memeluk satu sama lain dengan erat, saling melempar nasihat serta doa untuk satu sama lain, menumpahkan seluruh tangis sedih yang kita rasakan.

Setelah ayahku selesai memasukkan seluruh barang-barang yang kubawa ke dalam bagasi ayahku memanggilku dengan panggilan yang biasa dipakai oleh keluarga ku, "Teteh, ayoo." Dia mengajakku untuk segera bergegas masuk ke dalam mobil. Kulonggarkan pelukanku dengan teman-temanku, berjalan menjauh secara perlahan lalu masuk ke dalam mobil bersama dengan ayahku. Kubuka kaca mobil, mengeluarkan kepalaku sambil melambaikan tanganku pada mereka, tepat pada pukul 09:20 mobil yang kutumpangi melenggang pergi meninggalkan tempat yang telah kutempati selama kurang dari 4 tahun itu.

Setelah cukup jauh mobil ini berjalan kusandarkan tubuhku. Selama perjalanan kuingat ulang bagaimana awal aku memilih tempat itu untuk menimba ilmu, bagaimana pertama kalinya aku sampai di tempat itu, dan apa saja yang telah ku lewati selama hampir 4 tahun di tempat itu. Cukup banyak memori yang telah tersimpan dalam ingatan dikala rasa sedih, kala rasa senang, kala rasa gundah, kala rasa kesal, kala rasa marah, kala rasa takut, dan banyak perasaan lainnya. Banyak pengalaman berharga yang kudapat dari sekolah ini hingga akhirnya aku memutuskan untuk berhenti berjuang di tempat ini, meninggalkan semua yang telah ku perjuangkan di tempat ini dan memulai kembali semuanya, pulang ke daerah asalku, tempat tinggalku, daerah aku dibesarkan.

Terimakasih untuk sekolahku atas semua yang terdapat di dalamnya atas kebahagiaan serta kesedihan yang didapat, juga pengalaman yang sangat berharga untukku serta menjadi tempatku bertumbuh dan berkembang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Pergi Untuk Pulang
Nurul Islah
Cerpen
Bronze
Diam Diam Protes
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Bronze
INSOMNIA
Intan Andaru
Cerpen
Bronze
Bukan Dari Mereka
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Cerita Toko Kopi Padma
Ananda Putri Damayanti
Cerpen
Bronze
Perempuan Pemakan Bangkai
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Cerpen
Bronze
Mantra Untuk Yunan
N. HIDAYAH
Cerpen
Bronze
Matahari Kembar di Langit Bruistagi
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Bronze
LUH
Soerja HR Hezra
Cerpen
Seperti mati, hidup juga punya banyak alasan
tseasalt
Cerpen
Pergi Melaut, Tak Kembali
HIJACKED LIBRARY
Cerpen
Bronze
Bahtera di Lautan Waktu
Haswardi Eka putra
Cerpen
A Journey of Self-Discovery
Tiisept
Cerpen
Tentang Teman dan Waktu
Aura R
Cerpen
Bronze
Coba Kau Lihat ke Arah Ban, Nak!
Nuel Lubis
Rekomendasi
Cerpen
Pergi Untuk Pulang
Nurul Islah
Cerpen
MISTERI UANG SAKU
Nurul Islah