Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Perempuan-Perempuan Abang
0
Suka
954
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

* * *

TADINYA aku berpikir, ini adalah cerita tentang Bunda. Tentang Bunda yang resah dengan uban yang terus bertambah di setiap helainya, tentang Bunda dengan keriput yang mulai menggantung di bawah kelopak mata dan dagunya, atau tentang Bunda yang mulai tidak tenang dengan punggung yang terasa sakit di tidur malamnya.

Bunda harus aku tinggal setiap harinya untuk bekerja dari datang pagi dan tak sampai petang pulangnya. Meski begitu, toh aku masih juga berada di dekat Bunda; menemaninya menonton serial televisi yang tak juntrung akhirnya atau sekadar mengantar pergi ke warung sebelah rumah hanya untuk membeli keperluan dapur dan sebagainya dan terpaksa harus menunggui Bunda selesai ngobrol panjang dengan setiap tetangga yang ditemuinya. Jadi, ya benar saja kalau ini cerita tentang Bunda, tentang Bunda yang rasanya tak pernah lela...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
PENJARA
Aniela
Cerpen
Bronze
Perempuan-Perempuan Abang
Gin Teguh
Novel
Lili
Ria Rahmawati
Novel
Gold
Rafilus
Noura Publishing
Novel
Gold
My Wonderful Friendship
Mizan Publishing
Novel
Gold
KKPK Ibu Baru
Mizan Publishing
Novel
Gold
Rambutanholic
Mizan Publishing
Novel
Imagine
it's her.
Novel
HELP
Kismin
Novel
Drakula Bertato Celurit
Mulia Nasution
Novel
Bronze
BONG LI MEI
Onet Adithia Rizlan
Flash
Broken
iam_light.blue
Novel
Bronze
10 Tahun
Sri Rokhayati
Flash
Hadiah Bawang Bombai
Athar Farha
Novel
Bronze
HIDUP TAK SEBERCANDA ITU
Adji Sukman
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Perempuan-Perempuan Abang
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Telur Ceplok
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Percakapan Enam Meter Persegi
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Salju Turun di Alun-Alun
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
41 Mil
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Malaikat Pemberi Luka
Gin Teguh