Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Thriller
Pengantin Bara
2
Suka
408
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pengantin Bara

 "Aku tidak bisa menikah dengan wanita kotor seperti dia!" suara Dion menggelegar, membelah keheningan.

" Dia bukan wanita suci! dia tidak pantas menjadi istriku!"

Duniaku seakan runtuh, kain putih yang ku kenakan terasa memberat, menjeratku dalam pusaran malu. Bisikan-bisikan mulai riuh, tatapan-tatapan menghujamku seperti ribuan belati. Air mataku mengering, digantikan oleh rasa perih yang teramat sangat.

 "Apa yang kau katakan?" tanyaku padanya.

“Ngga usah jadi wanita sok polos deh, WANITA JALANG!!!!!” ucap dion dengan muka senyum seperti mengejek.

 “Malam itu, disaat aku datang untuk menjemput dirimu, aku melihat kau bersama dengan lelaki tua bangka berhidung belang itu. Awalnya aku tidak percaya tentang apa yang teman-teman mu katakan, tetapi malam itu aku menjadi percaya dan aku mengingat satu satu pepatah bahwa buah tidak jauh jatuh dari pohonnya. Anak seorang pelacur pasti akan mengikuti jejak ibunya menjadi pelacur. Ohhh… ya jika kau bertanya dari aman aku mengetahui status ibu mu dan mengapa aku memilih membatalkan pernikahan kita tepat hari ini di depan penghulu dan tamu undangan, maka aku akan menjawabnya pertama aku mengetahuinya dari bibi tercinta mu dan yang kedua jawabannya karena aku ingin mereka tahu dan lebih berhati-hati dengan wanita seperti diri mu ini.”

Dion mempermalukan diriku, ia menatapku dengan tatapan jijik, seolah aku adalah sampah yang tak layak dipandang. Ia melemparkan cincin pertunangan kami ke lantai marmer, bergemuruh di tengah keheningan yang menyesakkan. Para tamu undangan, yang tadinya berseri-seri, kini menatapku dengan mata menghakimi. Bisikan-bisikan sumbang menusuk telingaku,

"wanita murahan!"

"wanita jalang"

"wanita sampah"

"pantas saja Dion membatalkan pernikahan!"

"Dia memang tidak suci!"

bisikan penghinaan itu serasa memenuhi kepalaku, tangan ku mengepal, amarahku membuncah. Namun apa dayaku? aku terjebak dalam badai fitnah yang tak berdasar. Aku ingin berteriak dan menjelaskan pada mereka bahwa aku tidak melakukan itu, tapi lidahku kelu, tenggorokanku terasa tercekat, hanya isak tangis tertahan yang sanggup aku keluarkan.

Setelah semua tamu undangan pergi, tubuhku seakan lemas tak bertenaga. Aku terduduk dilantai dengan air mata yang berlinang, rasa sesak di dada ku begitu terasa, rasa sakit di hati ku seolah-olah membuatku lelah menghadapi hidup ini. Aku tidak menyangka bahwa pujaan yang sangat ku percaya tiba-tiba menghancurkan duniaku.

Plakkkkk .... Wanita sialan ternyata kelakuan mu sama saja dengan wanita dongo itu!!!!

Tiba-tiba dari arah belakang bik Mirna kakak tertua ibu menarik rambuku dan membuat tanda merah lima jari dipipi ku. Tamparan itu lebih menyakitkan daripada tuduhan Dion, tamparan itu datang dari tangan yang selama ini selalu memberiku kasih sayang, tangan yang selalu merangkulku disaat semua orang tidak bersamaku. Aku menatapnya mencari setitik kepercayaan, tapi aku hanya menemukan dinding kebencian.

"Pergi! Aku tidak sudih melihatmu lagi! kau bukan bagian dari keluarga ini!" bibir bibi Mirna bergetar menahan amarah

“bibi malu Tina, semua orang menjauhi keluarga kita karena dirimu!!! sekarang….” menunjuk ke arah pintu.

"Pergilah bersama laki-laki hidung belangmu itu! wanita hina sepertimu tidak pantas berada di rumah ini, aku mengira setelah ibumu meninggal semua caci maki ini akan menghilang tapi ternyata aku salah!! aku lupa bahwa wanita dongo itu telah meninggalkan bibitnya disini!" ujar bi mirna kepada ku.

"Ya tuhan ntah dosa apa yang keluarga kami perbuat sehingga mendapat wanita sialan ini," ucap Rina anak dari bibik Mirna

"Ya tapi mau gimana lagi diakan anak dari seorang pelacur," ucapnya kembali dengan nada berbisik tapi masih dapat ku dengar

“stop! kalian semua stoppp ... !!!”

mendengar semua yang di katakana bik mirna dan anaknya membuat diriku bangkit dan membalas segala ucapannya.

“aku tau bahwa kehadiran diriku banyak membawa penderitaan, aku sadar bahwa aku pembawa sial, tapi ku mohon bi jangan pernah menyangkut pautkan masalah ini dengan almarhum ibu ku,” ucapku dengan penuh memohon.

“Kalau bibi ingin aku meninggalkan rumah ini, oke aku akan pergi sekarang juga bik. Semoga keluarga bibi selalu bahagia dan terima kasih sudah menerima pelacur ini.” 

Aku diusir, dengan hanya bermodal sehelai baju di badan dan hati yang remuk. Malam itu, di bawah kerlip bintang yang tampak mencemooh aku bersumpah untuk membalas segala rasa sakit ini segala rasa malu ini dan segala pengkhianatan ini.

Beberapa bulan kemudian…

Setelah diusir dari rumah bibi, aku hidup menggelandang berjuang bertahan di tengah kerasnya kota yang tak pernah tidur. Luka dan dendam membara dalam dadaku menjadi api yang tak pernah padam. Aku tak lagi peduli pada cinta, kebahagiaan, atau masa depan yang cerah hanya satu tujuan yang menguasai pikiranku dendam, dendam dan dendam. Suatu malam, saat aku bekerja serabutan di sebuah kafe kecil, sebuah mobil lamborghini veneno berhenti tepat di depanku. Dari balik pintu yang terbuka, seorang pria dengan muka tegas, hidung mancung, kulit putih, dengan sorot mata tajam dan jangan lupa bentuk badan yang sangat ideal bagi seorang lelaki keluar dengan aura karismatiknya. Namanya Rian, pengusaha muda yang sukses dan kaya raya sudah setahun aku mengenalnya. Rian sering berkunjung ke tempat kerja ku tanpa alasan, satu hal yang ku ketahui sepertinya ia memiliki rasa pada diriku, seorang pemilik perusahaan mobil terkenal seasia menyukai diriku yang benar saja hahahahah... itu tidak mungkin. Tetapi tidak hanya itu hal yang aku tahu hal yang paling mengejutkan yaitu Rian sepupu dari Dion pria yang selama ini menjadi musuh sekaligus sumber penderitaanku.

Tatapan Rian menusuk tajam seolah ia melihat sesuatu yang tersembunyi dalam diriku. Ia bukan sekadar pria cerdas dan ambisius ia juga pria yang mampu melihat potensi yang tersembunyi, bukan sebagai objek belas kasihan, melainkan sebagai alat untuk mencapai ambisinya sendiri. Ia menawarkan diriku pekerjaan, kehidupan yang lebih baik, dan akhirnya, sebuah pernikahan. Aku tahu pernikahan ini bukan dilandasi cinta, akupun tahu ada motif tersembunyi di balik semua itu. Namun aku menyetujui tawarannya, karena di balik itu aku melihat jalan untuk melancarkan dendamku. Pernikahan kami digelar secara sederhana, tanpa gemerlap dan kemewahan berlebihan. Aku resmi menjadi nyonya Rian, hidup dalam kemewahan yang tak pernah kubayangkan. Namun, hatiku tetap kosong, membeku oleh luka lama. Setiap hari aku merencanakan setiap langkah dengan cermat, mengumpulkan informasi tentang Dio, mencari tahu setiap kelemahan dan rahasianya.

Melalui kekuasaan dan pengaruh mas Rian, perlahan tapi pasti aku mulai menggoyahkan kerajaan bisnis Dion. Proyek-proyek besar lepas dari genggamannya, sahamnya anjlok, dan reputasinya hancur berkeping-keping dan aku menikmati setiap detik penderitaannya, seolah menyesap madu dari sarang lebah beracun. Namun, takdir memperlihatkan sisi lain yang lebih menguntungkan. Karena Dion adalah sepupu Rian, aksesku ke dunia Dion menjadi lebih mudah. Aku bisa menilik gerak-geriknya, bahkan merancang akhir yang lebih tragis untuk pria bermulut ember itu. Kini, bukan hanya kehancuran bisnis yang menantinya, melainkan juga kehancuran hidupnya dan semua itu ada di ujung jariku.

Rencana yang ku buat sedemikian rupa hampir gagal, Dion mengetahui siapa aku sebenarnya wanita yang pernah ia permalukan dan hina di masa lalu. Ia mulai menunjukkan sikap benci yang mendalam terhadap hubunganku dengan Rian. Ia merasa terancam dan tak rela sepupunya menikah dengan wanita sepertiku. Dion bersekongkol dengan mertuaku, wanita yang sangat menjunjung tinggi status dan kehormatan keluarga. Ibu mas Rian memandang rendah diriku, menganggap aku tak pantas menjadi istri anaknya. Menurutnya, mas Rian harus menikah dengan wanita yang sederajat, yang bisa menjaga nama baik keluarga dan memperkuat posisi sosial mereka. Dion dan mertuaku berusaha memisahkan aku dengan mas Rian

"tante harus tau bagaimana liciknya wanita itu, ia pernah menipuku dengan cara menikah denganku tan … "dengan muka dion seperti sangkuni yang sedang mempengaruhi seseorang.

Pada suatu hari ibu mertuaku bersama dengan lelaki bangsat itu berusaha mempengaruhi mas rian

“kau menikahi seorang jalang kak, bagaimana kau bisa menikahi seorang perempuan yang tidak perawan?” ucap Dion.

Mas Rian dengan muka penuh amarah pun menjawab "apa yang kau ketahui tentang kamar dan ranjangku? dan ibu aku tidak ingin mendengar hasutan apapun tentang istriku."

Aku dari lantai 2 mendengar percakapan mereka, namun aku tak gentar justru keadaan yang telah Dion dan mertuaku buat ini semakin menguatkan tekadku. Aku tahu, dengan bantuan mas Rian dan rencana matang yang telah kusiapkan aku bisa mengalahkan mereka semua terutama Dion yang kini menjadi musuh terbesar dalam hidupku.

Tidak terasa hari berganti hari, minggu berganti minggu, rencana pembalasan dendamku berjalan dengan lancar, tujuan ku tinggal setitik lagi untuk selesai. Dion bangkrut ia kehilangan segalanya, termasuk harga dirinya, hutangnya menggunung dan yaa … satu lagi kematiannya pun mendekat. Pada suatu malam, aku meminta izin pada mas Rian untuk menjenguk Dion dengan alibi bahwa aku merasa kasihan dengan keadaannya sekarang. Mas Rian pun mengiizinkan diriku untuk mengunjungi rumah Dion. Sesampai di rumahnya yang kini terbengkalai dengan senyum kemenangan aku melangkah memasuki rumah itu. Dion menatapku dengan tatapan kosong seolah tak mengenali wanita yang pernah ia permalukan.

"Kau ingat aku, Dion?" ucapku, suaraku terden gar dingin dan tajam.

"Aku wanita kotor yang kau permalukan, wanita tidak suci yang kau campakkan."

Dion tak bergeming, hanya menatapku dengan tatapan bingung.

"Kau telah menghancurkan hidupku," lanjutku, "Dan kini, aku akan menghancurkan hidupmu."

Aku menjelaskan setiap detail dari rencanaku, bagaimana aku menggunakan Rian, bagaimana aku menjatuhkan bisnisnya. Wajah Dion memucat, menyadari bahwa ia telah terjebak dalam jaring laba-laba yang kubuat. Ia mencoba melawan, berteriak, tapi tenaganya sudah terkuras habis.

Dengan sebilah pisau yang sudah kupersiapkan, aku mengakhiri hidupnya dan berkata padanya

"andai kau bertanya kepada ku pada saat itu siapa lelaki tua hidung belang yang ku temui malam itu" ucap ku dengan air mata yang luruh "DIA AYAH KU DION ... DIA AYAH KANDUNG KU YANG CARI SELAMA INI ... DIA CALON MERTUA MU PADA SAAT ITU ... " pisau itu tidak berhentinya menusuk.

Tidak ada penyesalan dan tidak ada keraguan, hanya kepuasan yang merasuki setiap sel tubuhku. Aku menatap tubuhnya yang tak bernyawa, memandangi wajahnya yang kini pucat pasi. Kemudian, dengan tangan gemetar namun sangat mantap dan percaya jika aku membakar rumahnya maka semua bukti yang mengarah padaku akan hilang aku keluar dari rumah itu dan berlari ke arah mobil dan mengambil sebuah cairan biru dan menuangnya di sekitar rumah dion. Aku membakar rumah itu tanpa rasa bersalah, api menjilat-jilat, melahap setiap kenangan pahit yang tersimpan di dalamnya. Asap hitam membumbung tinggi, seolah menjadi saksi bisu atas pembalasan dendamku. Aku berdiri terpaku, memandangi api yang melalap habis rumah itu, hingga hanya tersisa puing-puing dan abu.Dendamku terbalaskan. Namun, apakah aku bahagia? entahlah, api dendam telah pada tapi hati ini terasa semakin kosong aku telah menari di atas bara dan kini hanya abu yang tersisa.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Thriller
Cerpen
Pengantin Bara
Vanillanil
Novel
Bronze
Budak Cacing
Omius
Novel
Bronze
Krisis Moral
Dodi Spur
Novel
MEI KE 25
Marliana
Novel
Bronze
Impian dan Dendam
Riswandi
Novel
Rahasia Tante Nina
Johanes Gurning
Cerpen
Bronze
Sehidup Sesurga
Imajinasiku
Cerpen
Yang Berjuang di Balik Sunyi
Fazil Abdullah
Novel
Bronze
Chimera Project : The Gifted Ones
Mordekhai Von
Novel
DIADEM
Al Szi
Flash
Disemayamkannya Pelacur Gila Itu
Deny Pamungkas
Skrip Film
Memori Jangka Pendek
Himmatul 'Aliyah
Novel
Bronze
Pembunuhan sang Ratu
Dimas Adiputra
Novel
LOVE IS KILLING ME
Risa Nova Rheincya
Novel
Bronze
Aqila Family
M.ALKAHFI
Rekomendasi
Cerpen
Pengantin Bara
Vanillanil