Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Pena Tanpa Akhir
4
Suka
48
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator
Pena Tanpa Akhir

Malam itu, hujan turun deras, menciptakan irama konstan yang terdengar di atas atap rumah tua di pinggiran kota. Suara tetesan air yang jatuh terdengar begitu menenangkan, tetapi bagi Malik, yang duduk di depan meja kayu lusuh di dalam kamar kecil yang remang-remang, hujan itu membawa lebih dari sekadar ketenangan. Tangannya gemetar saat menggenggam pena antik yang baru saja ia temukan di pasar loak. Pena itu tampak biasa, tetapi ukiran di gagangnya berbunyi: "Untuk mereka yang berani menulis sejarah."

Malik adalah penulis yang gagal. Selama bertahun-tahun, ia mencoba menciptakan novel yang layak dibaca, tetapi tak satu pun dari karyanya berhasil mencapai ketenaran atau pengakuan. Malam itu, dengan keputusasaan yang meremas-remas hatinya, ia memutuskan untuk mencoba pena itu. Ia merasakan dorongan aneh yang sulit dijelaskan, seperti ada sesuatu yang mendesaknya untuk menulis.

Tangannya kaku dan gemetar, namun ia meraih selembar kertas usang dan mulai menulis. Kata-kata mengalir begitu lancar, seperti bukan berasal dari pikirannya sendiri. Dalam waktu singkat, ia selesai menulis cerita pendek tentang seorang wanita yang dihantui oleh bayangan masa lalunya. Cerita itu sederhana, tetapi begitu intens, dan seolah-olah muncul dari tempat yang jauh di dalam dirinya.

Ketika ia selesai, rasa kantuk menyerangnya dengan tiba-tiba, dan ia tertidur di meja. Pagi harinya, Malik terbangun karena suara ketukan di pintu. Seorang tetangganya berdiri di sana, wajahnya pucat pasi. “Kau harus melihat ini,” katanya sambil menyerahkan surat kabar. Di halaman depan, terdapat berita tentang seorang wanita yang bunuh diri setelah mengaku melihat bayangan masa lalunya menghantui setiap langkahnya. Ceritanya persis seperti yang Malik tulis malam sebelumnya.

Ketakutan mulai merayapi pikirannya. Apa yang baru saja terjadi? Kisah yang ia tulis telah menjadi kenyataan. Tapi bagaimana mungkin? Tak ada penjelasan logis untuk itu. Tangan yang gemetar, ia mencoba menepis perasaan itu, tetapi rasa ingin tahu mengalahkan segalanya. Ia menulis lagi, kali ini tentang seorang pria yang menemukan harta karun di bawah pohon besar di hutan dekat rumahnya.

Besoknya, berita tentang seorang pria yang menemukan emas tua di lokasi yang sama persis dengan yang ia tulis muncul di televisi. Setiap cerita yang ia tulis menjadi kenyataan. Pena itu memiliki kekuatan yang tak terjelaskan. Dalam waktu singkat, Malik menjadi terkenal sebagai penulis terbaik di dunia. Ceritanya selalu viral, dibicarakan di mana-mana. Namun, Malik mulai menyadari bahwa setiap cerita yang ia tulis bukan hanya menjadi kenyataan, tetapi juga membawa konsekuensi yang mengerikan.

Ketika ia menulis tentang cinta sejati yang abadi, dunia mulai kehilangan kemampuan untuk merasakan cinta sepenuhnya. Orang-orang mulai merasa kosong dan hampa, seperti boneka-boneka yang bergerak tanpa tujuan. Ketika ia menulis tentang seorang pahlawan yang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan dunia, jumlah kecelakaan meningkat drastis, seakan alam semesta sedang mencoba mencari pengganti yang tak bisa ditemukan.

Setiap kata yang ditulis Malik membawa dampak yang dalam dan menyedihkan. Dunia seakan tenggelam dalam kekosongan. Malik mulai merasa seolah-olah dirinya bukan lagi manusia biasa, melainkan alat dari sesuatu yang lebih besar dan tak terjelaskan. Pena itu seolah-olah memiliki kekuatan misterius yang mengendalikan nasib dan realitas, mengubah segala sesuatu sesuai dengan cerita yang ia tulis.

Malik merasa terjebak. Setiap malam, ia menulis cerita baru, dan setiap cerita membawa dampak yang lebih besar, semakin mengerikan. Suatu malam, dalam kebingungan dan keputusasaan, Malik memutuskan untuk berhenti menulis. Tetapi pena itu tidak membiarkannya. Tangan Malik mulai bergerak sendiri, seolah ada kekuatan di luar dirinya yang mengendalikan pena tersebut.

Cerita demi cerita ia ciptakan, tetapi semakin banyak Malik menulis, semakin mendalam ia terjebak dalam kegelapan. Dalam ceritanya, ia mulai menggambarkan dunia yang tenggelam dalam kegelapan, di mana semua orang kehilangan kendali atas hidup mereka. Kota-kota berubah menjadi tempat yang tak lagi dikenal, penuh ketakutan dan kesuraman.

Ketika cerita itu selesai, Malik mendapati dirinya terjebak di ruang kosong yang gelap. Pena itu muncul di hadapannya dalam wujud sosok bayangan yang tak jelas bentuknya. Sosok itu begitu kelam, seolah-olah menyerap cahaya dari sekelilingnya. Malik terpaku, tak mampu bergerak.

“Aku adalah penulis terhebat sepanjang sejarah,” kata sosok itu, suaranya lembut tetapi penuh tekanan. “Aku tidak membutuhkan manusia, tetapi kalian adalah medium untuk menyampaikan cerita tanpa akhir.”

Malik menyadari kebenaran yang mengerikan: ia bukan penulis dari kisah-kisahnya. Pena itu menggunakan dirinya sebagai alat, sebuah entitas yang jauh lebih besar dari dirinya. Ia hanyalah pengantar dari cerita-cerita yang telah dirancang oleh pena itu sejak awal waktu.

Dunia mulai berubah sesuai dengan cerita terakhir yang ditulis Malik. Orang-orang kehilangan kendali atas nasib mereka. Setiap langkah, setiap keputusan, telah ditentukan oleh narasi yang tak terlihat. Malik merasa dirinya tenggelam dalam kegelapan yang mengerikan, dan pena itu menunggu di suatu tempat, siap untuk memilih pemilik baru yang tak terduga.

Namun, dalam bayang-bayang dunia yang suram, Malik merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar ketakutan. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan menunggu. Kisah ini takkan pernah berakhir, dan mereka yang memegang pena akan selalu menjadi alat dari sesuatu yang jauh melampaui mereka sendiri. Kisah ini akan terus berlanjut, tanpa akhir.

Malik mencoba mengabaikan keberadaan pena itu, berharap ia bisa melupakan kisahnya dan hidup normal kembali. Tetapi setiap hari, ia merasa ada sesuatu yang menggerogotinya dari dalam. Pena itu seperti bayangan yang selalu mengikuti langkah-langkahnya. Dalam sunyi malam, ia sering merasa ada bisikan lembut di telinganya, meminta untuk menulis, meskipun tubuhnya menolak.

Hingga suatu malam, ketika Malik hampir putus asa, ia merasakan dorongan tak tertahankan untuk kembali ke meja kayu lusuhnya. Pena itu tergeletak di sana, seperti benda mati, tetapi entah mengapa ia merasa harus meraihnya sekali lagi. Tanpa sadar, ia mulai menulis, kalimat-kalimat yang mengalir tanpa henti. Kisah-kisah baru terlahir, dan dengan setiap cerita, realitas menjadi semakin terdistorsi.

Dalam ketakutan yang mendalam, Malik mulai menyadari bahwa pena itu memiliki tujuan yang lebih gelap. Pena itu bukan sekadar alat, melainkan entitas yang ingin mengendalikan semua orang. Malik mencoba melawan, tetapi daya tarik dari pena itu terlalu kuat. Ia mencoba menghancurkannya, tetapi pena itu pecah dan berubah menjadi debu, hanya untuk menyatu kembali dengan cara yang tak terduga.

Pena itu memiliki kekuatan yang tak terduga, dan Malik mulai memahami bahwa bukan hanya dirinya yang akan menghadapi akibatnya. Setiap cerita yang ditulis oleh siapa pun yang memegang pena itu, memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Tanpa sadar, Malik menyaksikan bagaimana dunia perlahan-lahan kehilangan arah, terbenam dalam kekacauan yang tak terprediksi.

Di tengah semua itu, Malik merasa bahwa ia adalah korban dari kekuatan yang lebih besar. Pena itu menjadi simbol dari kekuatan gelap yang tidak dapat ia kontrol, tetapi tetap saja, ia tahu bahwa ia tidak bisa melarikan diri. Setiap hari, kisah-kisah yang ia tulis menjadi kenyataan, dan dunia mulai tenggelam dalam kegelapan yang mendalam.

Namun, di balik semua ketakutan dan kehancuran, Malik merasa ada harapan yang samar. Jika ada satu hal yang ia yakini, itu adalah bahwa mungkin, suatu hari, kisah ini akan berakhir. Mungkin, akan ada seseorang yang dapat mengambil pena itu darinya dan menghancurkannya sekali untuk selamanya. Atau mungkin, Malik harus menjadi orang yang melakukannya.

Dalam diam, Malik melanjutkan perjalanan di dunia yang penuh misteri dan ketidakpastian. Ia tahu bahwa kisah ini tidak akan berakhir dengan mudah, tetapi ia akan melawan dengan segala cara yang ia punya. Karena, baginya, pena tanpa akhir mungkin memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi harapan takkan pernah mati.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Sepembacaanku, karyamu ini adalah sebuah sinopsis, entah novel atau skrip.
@acehdigest : terimakasih
keren sekali ceritanya
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Pena Tanpa Akhir
Nyaa ko
Flash
Nenek di Balik Cermin
Nyaa ko
Flash
Pesta di Malam Itu
eunike_xiuling
Flash
Giliran
Dark Specialist
Flash
Manusia Kera
Areta Swara
Novel
Gold
Fantasteen Closer
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Juwita
Ersi Safitri
Flash
Bronze
Adel Tersayang
Reva Lenathea
Cerpen
IBLIS BETINA
Hendra Wiguna
Flash
Bronze
Haunted
Lucia Triwulan Yuniestri
Novel
An Indigo Mum
Priskila Wi
Novel
Parasomnia
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
Badan Intelijen HANTU
Ainun
Novel
Gold
Fantasteen They Call Me Psycopath
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Mati Kemaren
Salim
Rekomendasi
Cerpen
Pena Tanpa Akhir
Nyaa ko
Flash
Nenek di Balik Cermin
Nyaa ko
Cerpen
Agus: Kutukan di Balik Gelap
Nyaa ko
Cerpen
Hikmah Segelas Es Teh
Nyaa ko
Novel
"Pandemi: Ketika Cinta Menyembuhkan Luka"
Nyaa ko