Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Bayangkan sebuah ruang, tak berbatas, tak terdefinisi, di mana hukum-hukum peradaban tidak lagi berlaku. Ruang itu bukanlah kosmos yang jauh, melainkan hutan lebat, basah, dan seolah tak mengenal kompromi. Setiap ranting yang patah, setiap desiran angin, seperti mengingatkan satu hal yang tak terbantahkan: manusia hanyalah tamu, dan tamu selalu berada di bawah kuasa tuan rumah.
Hara berdiri dengan tubuh gemetar, menatap batang-batang pohon menjulang seperti tiang kosmik yang menembus langit. Ia tak lagi tahu berapa lama dirinya terjebak di sini. Satu-satunya ukuran waktu hanyalah rasa lapar yang datang berulang, dan kegelapan yang selalu tiba lebih cepat dari perkiraannya.
“Apakah kewarasan itu bersifat absolut,” pikirnya, “atau hanya ilusi yang kita ciptakan ketika masih berada di tengah orang-orang?”
Ia mendengar sesuatu. Bukan sekadar suara burung malam atau gesekan daun. Suara itu lain, terlalu ritmis, terlalu mirip langkah manusia. Di dalam hutan, langkah itu bukan hanya tanda kehadiran, melainkan pertanyaan besar: siapa yang melangkah?
Hara merasakan jantungnya berd...