Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
True Story
Aku menatap batu nisan dengan tatapan kosong dan hampa. Udara malam hari menusuk relung hatiku, dinginnya seakan menembus hingga ke tulang. Gerimis rintik-rintik membasahi pipiku, tak jelas apakah itu air hujan atau air mataku. Apakah aku menangis? Apa tidak?
Dalam kesunyian pemakaman, aku merasa begitu kecil dan sendirian, seolah dunia ikut berduka atas kepergiannya. Ketika semua orang menangis, aku menatap batu nisan dengan kosong. Aku tidak paham kenapa aku tidak menangis.
Mungkin karena aku telah menumpahkan semua air mataku ketika tubuhnya semakin mendingin. Aku sangat terkejut karena pundakku ditepuk oleh ibuku. Ibuku mengajakku pergi untuk meni...