Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Matahari telah meninggalkan Kota Bandung dua jam yang lalu. Lampu-lampu kini mengambil alih penerangan di kota itu. Gemerlap.
Langit membentang memamerkan kerlip bintang, bulan tak hadir malam ini. Sakitkah? Atau sedang pergi ke luar kota? Entah, yang pasti bocah tak beralas kaki itu tidak bisa menebaknya dan mata redupnya masih juga mengarah ke sana. Ke arah bintang-gemintang yang terus mengajaknya bermain mata. Buncir duduk di teras jalan, di samping tiang lampu merah yang berdiri kukuh. Di samping lainnya sebuah pohon yang telah menua melindunginya dari terpaan angin malam yang berembus kencang dari arah sana.
“Jadi, bintang mana yang kamu pilih?” Suara itu datang dari balik pohon.
Buncir mengenali suara itu tanpa harus menoleh. “Enggak tahu atuh A, banyak teuing euy.” Telunjuknya terangkat, memastikan bintang mana yang ingin dia pilih. Namun, dia tetap belum bisa menentukan pilihan.
“Buncir, Buncir. Milih bintang ajah susah, gimana mau milih cewek.” Suara itu kini muncul bersama sosok lelaki yang tinggi kurus. Rambutnya dipotong gaya anak-anak punk diwarnai merah. Kedua tangannya mengais sebuah gitar. Lelaki ...