Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Bronze
Paranoid
1
Suka
2,950
Dibaca

Bab 1 – Undangan Eksklusif

Profesor Arka Mahendra, seorang psikiater forensik ternama dengan sorot mata tajam dan rambut yang mulai memutih di pelipis, menatap undangan perak di tangannya. Sebuah kartu tebal dengan motif abstrak yang samar-samar menyerupai gelombang otak, di dalamnya terukir nama Dr. Karindra Satyaki. Karindra. Nama itu membawa kembali memori akan seorang kolega brilian namun eksentrik, seorang visioner yang selalu di ambang batas pemikiran konvensional. Mereka terakhir bertemu di sebuah konferensi lima tahun lalu, di mana Karindra menguraikan teorinya tentang "resonansi kognitif kolektif" – sebuah gagasan yang, pada saat itu, dianggap lebih fiksi ilmiah daripada ilmiah, sebuah konsep yang membuat banyak koleganya mengangkat alis, namun diam-diam memicu rasa ingin tahu yang mendalam. Arka sendiri, meskipun skeptis secara ilmiah, tidak pernah bisa sepenuhnya mengabaikan ide-ide Karindra yang berani.

Undangan itu tidak biasa. Bukan sekadar reuni, melainkan sebuah "retret relaksasi pikiran dan terapi eksperimental" di Pulau Nelantha, sebuah pulau pribadi yang baru saja dibeli oleh Karindra. Arka tahu Nelantha adalah surga terpencil, jauh dari jangkauan sinyal ponsel dan hiruk pikuk dunia. Sebuah tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari tuntutan profesinya yang melelahkan, dari kasus-kasus kriminal yang selalu meninggalkan jejak gelap di benaknya. "Sebuah tempat untuk melepaskan belenggu pikiran modern," begitu bunyi kalimat pembuka undangan itu, ditulis dengan tinta perak yang berkilauan, seolah memancarkan janji ketenangan yang absolut. Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Arka. Eksperimen Karindra selalu menarik, meskipun terkadang menakutkan. Ada desas-desus tentang metode Karindra yang tidak konvensional, bahkan di luar batas etika, namun tidak pernah ada bukti konkret. Undangan ini, dengan segala misterinya, terasa seperti panggilan yang tak bisa ia tolak.

Selain Arka, enam psikiater lain menerima undangan serupa. Ada Dr. Elena Santika, seorang psikolog klinis yang dikenal karena pendekatan empatinya dan risetnya tentang trauma memori. Elena, dengan jubah labu favoritnya yang selalu tergantung di punggung kursi, merasa undangan ini adalah kesempatan langka untuk mendalami metode baru. Ia sendiri sedang bergulat dengan kasus-kasus trauma yang semakin kompleks, merasa ada batasan dalam metode konvensional yang ia kuasai. Ia sering terbangun di malam hari, dihantui oleh cerita-cerita pasiennya, merasa beban emosional itu mulai mengikis dirinya. Nelantha menjanjikan sebuah pelarian, sebuah kesempatan untuk mengisi ulang energinya.

Kemudian, Dr. Bayu Anggara, seorang psikiater anak yang energik, yang selalu memancarkan aura ceria namun menyimpan ketakutan mendalam terhadap ketidakpastian dan kehilangan kendali. Bayu, yang baru saja menerbitkan buku terlaris tentang kecemasan generasi muda, melihat ini sebagai peluang untuk "detoksifikasi digital." Ia membayangkan hamparan pasir putih dan air jernih, jauh dari notifikasi dan tekanan pekerjaan yang tak henti-hentinya. Namun, di balik senyum lebarnya, ada kecemasan samar tentang meninggalkan praktik sibuknya, tentang pasien-pasien yang ia tinggalkan, dan tentang keheningan yang mungkin terlalu sunyi baginya. Ia adalah orang yang selalu membutuhkan stimulasi, dan gagasan tentang isolasi total, meskipun untuk relaksasi, sedikit mengganggunya.

Dr. Citra Dewantara, seorang spesialis gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang dikenal dengan logikanya yang tajam dan kerapiannya yang nyaris obsesif. Citra awalnya skeptis. Retret di pulau terpencil? Terapi eksperimental? Kedengarannya terlalu "holistik" untuk selera ilmiahnya yang kaku. Ia adalah seorang yang percaya pada data, pada struktur, pada diagnosis yang jelas dan pengobatan yang terbukti. Gagasan tentang "terapi eksperimental" tanpa protokol yang jelas membuatnya gelisah. Namun, rasa penasarannya terhadap metode Karindra dan nama-nama besar lain yang diundang pada akhirnya mengalahkan keraguannya. Ia berpikir, mungkin ada sesuatu yang bisa ia pe...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp13.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Bronze
Paranoid
Christian Shonda Benyamin
Novel
Superpower - Your Life Is The Price
Alexander Blue
Flash
Sang Penjaga (2)
Omius
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Flash
Babi Babi Babi
Hendra Purnama
Cerpen
Bronze
Kematian Halfin Frayser karya Ambrose Bierce penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Novel
Misteri Masalembo : Crash Landing
Yaldi Mimora
Novel
KOL (Karang Ombak Laut)
Hendrakur
Skrip Film
Ergo
Rifatia
Skrip Film
Langit Putih Awan Biru
Jafri Hidayat
Skrip Film
Misteri Gunung Halilintar
Vitri Dwi Mantik
Flash
Bronze
Kereta Terakhir
Afri Meldam
Skrip Film
JARUM BESI
Muhammad Adli Zulkifli
Cerpen
After Impact
Fuseliar
Flash
BUKU CATATAN HITAM
Deswara Syanjaya
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Paranoid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ouija
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kematian Di Tanah Rawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Teror
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Gema Yang Membeku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panti Jompo Harum Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bunker Jepang
Christian Shonda Benyamin