Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Panggilan Sumur Tua
0
Suka
1,036
Dibaca

Bab 1 – Rumah Baru, Awal Baru

Rumah itu berdiri dengan tenang di ujung jalan buntu, diselimuti bayangan pepohonan rindang yang seolah memeluknya. Cat putihnya yang mengelupas di sana-sini, atap genting yang menghitam karena lumut, dan jendela-jendela yang tampak kosong, semua memancarkan aura melankolis yang aneh. Bagi sebagian orang, itu adalah rumah yang perlu direnovasi total. Bagi Bima, itu adalah satu-satunya pilihan.

“Lihat, Bu, halaman belakangnya luas sekali!” seru Bima, berusaha keras terdengar antusias. Senyumnya dipaksakan, disembunyikan di balik kumis tipisnya. Ia melirik Rini, istrinya, yang wajahnya masih memancarkan gurat kekhawatiran. Mata Rini menyusuri setiap sudut rumah, seolah mencari-cari celah atau tanda-tanda bahaya tersembunyi.

“Ya, tapi… apa kita yakin, Mas?” Rini berbisik, suaranya pelan nyaris tak terdengar. Ia mendekap Dara, putri semata wayang mereka yang baru berusia enam tahun. Dara sendiri tampak tidak terpengaruh, matanya yang besar dan jernih sibuk menjelajahi setiap sudut baru yang asing ini.

Keluarga Bima adalah keluarga kecil yang sedang berjuang. PHK massal di perusahaan Bima telah meluluhlantakkan stabilitas finansial mereka. Tabungan menipis, cicilan menumpuk, dan tekanan hidup di kota besar semakin menyesakkan. Rumah tua ini, yang dijual dengan harga yang luar biasa murah—seolah pemiliknya ingin cepat-cepat lepas dari beban—adalah jawaban yang mereka butuhkan. Atau setidaknya, yang mereka kira mereka butuhkan.

“Ini cuma sementara, Sayang,” Bima mencoba meyakinkan, lebih kepada dirinya sendiri daripada Rini. “Kita akan renovasi sedikit-sedikit, cari kerjaan baru, lalu kita bisa beli rumah yang lebih bagus. Yang ini… lumayan lah untuk permulaan.”

Mereka melangkah masuk. Aroma apek, debu tebal, dan kelembaban langsung menyergap indra penciuman. Udara terasa berat, seolah menyimpan napas dari tahun-tahun yang telah berlalu. Namun, Rini mencoba melihat sisi positifnya. Ruangan-ruangan luas, langit-langit tinggi, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk—meski sedikit terhalang dedaunan.

Dara, dengan rasa ingin tahu khas anak-anak, langsung berlari ke arah pintu belakang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Persimpangan Mimpi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Poppok : Teror Makhluk Misterius
AndikaP
Cerpen
Bronze
Kutukan Sang Arjuna
elmero_id
Flash
Undangan Lingsir Wengi
Choirunisa Ismia
Cerpen
Bronze
ARWAH-ARWAH KORBAN ERUPSI SEMERU
Sri Wintala Achmad
Novel
Di Antara Rumah yang Kosong
Imajiner
Novel
Gold
Fantasteen Mistery of Archelloite
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Shadow
Mizan Publishing
Komik
Bronze
Medical Horror
Qonita Nur Qolby
Flash
Bronze
Diperbudak
Omius
Flash
Terlambat
Deandrey Putra
Novel
Gold
Kagome-Kagome
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Pemanggilan Arwah
Endah Wahyuningtyas
Novel
Gold
Fantasteen Glitter of Diamonds
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Persimpangan Mimpi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Mencium Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Kota Fajar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kabut Asap Pelabuhan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Yakin Ini Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Indigo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tak Ada Percaya Pada Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Melodi Desiran Ombak
Christian Shonda Benyamin