Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Panggilan Sumur Tua
0
Suka
3,161
Dibaca

Bab 1 – Rumah Baru, Awal Baru

Rumah itu berdiri dengan tenang di ujung jalan buntu, diselimuti bayangan pepohonan rindang yang seolah memeluknya. Cat putihnya yang mengelupas di sana-sini, atap genting yang menghitam karena lumut, dan jendela-jendela yang tampak kosong, semua memancarkan aura melankolis yang aneh. Bagi sebagian orang, itu adalah rumah yang perlu direnovasi total. Bagi Bima, itu adalah satu-satunya pilihan.

“Lihat, Bu, halaman belakangnya luas sekali!” seru Bima, berusaha keras terdengar antusias. Senyumnya dipaksakan, disembunyikan di balik kumis tipisnya. Ia melirik Rini, istrinya, yang wajahnya masih memancarkan gurat kekhawatiran. Mata Rini menyusuri setiap sudut rumah, seolah mencari-cari celah atau tanda-tanda bahaya tersembunyi.

“Ya, tapi… apa kita yakin, Mas?” Rini berbisik, suaranya pelan nyaris tak terdengar. Ia mendekap Dara, putri semata wayang mereka yang baru berusia enam tahun. Dara sendiri tampak tidak terpengaruh, matanya yang besar dan jernih sibuk menjelajahi setiap sudut baru yang asing ini.

Keluarga Bima adalah keluarga kecil yang sedang berjuang. PHK massal di perusahaan Bima telah meluluhlantakkan stabilitas finansial mereka. Tabungan menipis, cicilan menumpuk, dan tekanan hidup di kota besar semakin menyesakkan. Rumah tua ini, yang dijual dengan harga yang luar biasa murah—seolah pemiliknya ingin cepat-cepat lepas dari beban—adalah jawaban yang mereka butuhkan. Atau setidaknya, yang mereka kira mereka butuhkan.

“Ini cuma sementara, Sayang,” Bima mencoba meyakinkan, lebih kepada dirinya sendiri daripada Rini. “Kita akan renovasi sedikit-sedikit, cari kerjaan baru, lalu kita bisa beli rumah yang lebih bagus. Yang ini… lumayan lah untuk permulaan.”

Mereka melangkah masuk. Aroma apek, debu tebal, dan kelembaban langsung menyergap indra penciuman. Udara terasa berat, seolah menyimpan napas dari tahun-tahun yang telah berlalu. Namun, Rini mencoba melihat sisi positifnya. Ruangan-ruangan luas, langit-langit tinggi, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk—meski sedikit terhalang dedaunan.

Dara, dengan rasa ingin tahu khas anak-anak, langsung berlari ke arah pintu belakang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Daruma-San
Mizan Publishing
Novel
Kabar Duka
Maureen Fatma
Cerpen
Bronze
Mawar Kematian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Dendam Arwah
Amelia Purnomo
Flash
Suara Hati
Yitro
Novel
SONGKO
M A R U T A M I
Novel
Kutukan boneka Meggy
najla shafaa
Novel
Bronze
Tangisan Tengah Malam
Franciarie
Novel
Jangan Tidur di Sekolah
abil kurdi
Novel
Lebur Sukma
Netrakala
Flash
Bronze
Tawa yang membunuh
Sky Eyes
Cerpen
Bronze
Potongan Tangan
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Kereta Terakhir
Risti Windri Pabendan
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mawar Kematian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Indigo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Catatan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Di Balik Tirai
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jejak Pulang Yang Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Dari Frekuensi Mati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Senandung Lukisan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin