Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Panggilan Sumur Tua
0
Suka
3,589
Dibaca

Bab 1 – Rumah Baru, Awal Baru

Rumah itu berdiri dengan tenang di ujung jalan buntu, diselimuti bayangan pepohonan rindang yang seolah memeluknya. Cat putihnya yang mengelupas di sana-sini, atap genting yang menghitam karena lumut, dan jendela-jendela yang tampak kosong, semua memancarkan aura melankolis yang aneh. Bagi sebagian orang, itu adalah rumah yang perlu direnovasi total. Bagi Bima, itu adalah satu-satunya pilihan.

“Lihat, Bu, halaman belakangnya luas sekali!” seru Bima, berusaha keras terdengar antusias. Senyumnya dipaksakan, disembunyikan di balik kumis tipisnya. Ia melirik Rini, istrinya, yang wajahnya masih memancarkan gurat kekhawatiran. Mata Rini menyusuri setiap sudut rumah, seolah mencari-cari celah atau tanda-tanda bahaya tersembunyi.

“Ya, tapi… apa kita yakin, Mas?” Rini berbisik, suaranya pelan nyaris tak terdengar. Ia mendekap Dara, putri semata wayang mereka yang baru berusia enam tahun. Dara sendiri tampak tidak terpengaruh, matanya yang besar dan jernih sibuk menjelajahi setiap sudut baru yang asing ini.

Keluarga Bima adalah keluarga kecil yang sedang berjuang. PHK massal di perusahaan Bima telah meluluhlantakkan stabilitas finansial mereka. Tabungan menipis, cicilan menumpuk, dan tekanan hidup di kota besar semakin menyesakkan. Rumah tua ini, yang dijual dengan harga yang luar biasa murah—seolah pemiliknya ingin cepat-cepat lepas dari beban—adalah jawaban yang mereka butuhkan. Atau setidaknya, yang mereka kira mereka butuhkan.

“Ini cuma sementara, Sayang,” Bima mencoba meyakinkan, lebih kepada dirinya sendiri daripada Rini. “Kita akan renovasi sedikit-sedikit, cari kerjaan baru, lalu kita bisa beli rumah yang lebih bagus. Yang ini… lumayan lah untuk permulaan.”

Mereka melangkah masuk. Aroma apek, debu tebal, dan kelembaban langsung menyergap indra penciuman. Udara terasa berat, seolah menyimpan napas dari tahun-tahun yang telah berlalu. Namun, Rini mencoba melihat sisi positifnya. Ruangan-ruangan luas, langit-langit tinggi, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk—meski sedikit terhalang dedaunan.

Dara, dengan rasa ingin tahu khas anak-anak, langsung berlari ke arah pintu belakang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Komik
Time to Seek
ubi aja
Cerpen
Bronze
Pesugihan Makhluk Pemakan Janin
Salim
Komik
Bronze
GENITRI
Aitzuga
Cerpen
Bronze
PETAKA BONEKA TERKUTUK
ari prasetyaningrum
Komik
Teror di Kampung Sanes
Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Flash
Bronze
PENJEMPUT
Mxxn
Flash
Bronze
The Hollow Rite
Okhie vellino erianto
Komik
Bronze
LIVESTREAMING
livestreamingwebcomic
Cerpen
Bronze
Terkutuk
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Mistery of Archelloite
Mizan Publishing
Komik
Selamat Datang di Toko Batavia
Tri Agustinauli
Novel
Bronze
Badan Intelijen HANTU
Ainun
Novel
Penumpang Setia
Ery Sithi Badriyya
Cerpen
Bagian dalam Dirimu
liszzah
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terkutuk
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Main Di Tengah Malam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rig Minyak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siaran Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kabut Asap Pelabuhan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panti Jompo Harum Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pintu Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Elara
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku
Christian Shonda Benyamin