Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Panggilan Sumur Tua
0
Suka
2,651
Dibaca

Bab 1 – Rumah Baru, Awal Baru

Rumah itu berdiri dengan tenang di ujung jalan buntu, diselimuti bayangan pepohonan rindang yang seolah memeluknya. Cat putihnya yang mengelupas di sana-sini, atap genting yang menghitam karena lumut, dan jendela-jendela yang tampak kosong, semua memancarkan aura melankolis yang aneh. Bagi sebagian orang, itu adalah rumah yang perlu direnovasi total. Bagi Bima, itu adalah satu-satunya pilihan.

“Lihat, Bu, halaman belakangnya luas sekali!” seru Bima, berusaha keras terdengar antusias. Senyumnya dipaksakan, disembunyikan di balik kumis tipisnya. Ia melirik Rini, istrinya, yang wajahnya masih memancarkan gurat kekhawatiran. Mata Rini menyusuri setiap sudut rumah, seolah mencari-cari celah atau tanda-tanda bahaya tersembunyi.

“Ya, tapi… apa kita yakin, Mas?” Rini berbisik, suaranya pelan nyaris tak terdengar. Ia mendekap Dara, putri semata wayang mereka yang baru berusia enam tahun. Dara sendiri tampak tidak terpengaruh, matanya yang besar dan jernih sibuk menjelajahi setiap sudut baru yang asing ini.

Keluarga Bima adalah keluarga kecil yang sedang berjuang. PHK massal di perusahaan Bima telah meluluhlantakkan stabilitas finansial mereka. Tabungan menipis, cicilan menumpuk, dan tekanan hidup di kota besar semakin menyesakkan. Rumah tua ini, yang dijual dengan harga yang luar biasa murah—seolah pemiliknya ingin cepat-cepat lepas dari beban—adalah jawaban yang mereka butuhkan. Atau setidaknya, yang mereka kira mereka butuhkan.

“Ini cuma sementara, Sayang,” Bima mencoba meyakinkan, lebih kepada dirinya sendiri daripada Rini. “Kita akan renovasi sedikit-sedikit, cari kerjaan baru, lalu kita bisa beli rumah yang lebih bagus. Yang ini… lumayan lah untuk permulaan.”

Mereka melangkah masuk. Aroma apek, debu tebal, dan kelembaban langsung menyergap indra penciuman. Udara terasa berat, seolah menyimpan napas dari tahun-tahun yang telah berlalu. Namun, Rini mencoba melihat sisi positifnya. Ruangan-ruangan luas, langit-langit tinggi, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk—meski sedikit terhalang dedaunan.

Dara, dengan rasa ingin tahu khas anak-anak, langsung berlari ke arah pintu belakang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Double R
Mizan Publishing
Skrip Film
BONGKAH
Aisyah
Novel
Bronze
Dream House
Ighavianna
Skrip Film
Pulang
Paulus Agus Kun Karyadi
Flash
Dunia Lorong Waktu
Vanillarose
Novel
The Sweet Girl
Camèlie
Cerpen
Mimpi
myht
Novel
Gold
Fantasteen The Cursed George
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Petaka Dara Haid
Bintang kecil@15
Cerpen
Telepon
Egi
Flash
Hidup tanpa Warna
SURIYANA
Flash
Bronze
Ketukan Bolpoin
Sunarti
Flash
Undangan Lingsir Wengi
Choirunisa Ismia
Cerpen
Bronze
Rantai Pemicu
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rantai Pemicu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pintu Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hutan Larangan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Di Bawah Ancaman Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Tersisa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Putih
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lilo Main Dengan Siapa
Christian Shonda Benyamin