Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Angin malam menggigit tajam saat Aditya Wira melangkah keluar dari kafe kecil di sudut Jalan Veteran. Sejak meninggalkan dunia intelijen dua tahun lalu, hidupnya hanyalah deretan rutinitas biasa—kopi, membaca, dan lari pagi. Ia pikir dunia lamanya sudah terkubur. Ia pikir... salah.
Ponselnya bergetar. Pesan masuk tanpa nama pengirim.
> “72 jam. Atau sahabatmu menghilang selamanya. —E.”
Aditya mendadak berhenti. Matanya menyipit. Ia tahu hanya satu orang yang cukup dekat untuk disebut 'sahabat' — Arga, rekannya saat masih di badan intelijen. Arga yang dulu selalu menutupi punggungnya dalam misi-misi penuh darah dan tipu daya.
Dengan napas memburu, Aditya segera menghidupkan motor tuanya dan melesat menembus kota yang basah oleh gerimis. Ia menuju satu-satunya tempat yang mungkin bisa memberinya jawaban cepat—Markas Lama Divisi Phantom, unit bayangan rahasia tempat ia dan Arga dulu mengabdi.
Tapi saat i...