Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Aksi
Odyssey: Melintasi Dimensi Waktu
0
Suka
65
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Kau yakin kita siap untuk ini?” Letnan Sarah Lewis memandangi kaptennya, Maya Carter, yang sedang menatap ke layar besar di hadapan mereka. Wajahnya tegang, mencerminkan kekhawatiran yang menyelimuti seluruh awak kapal penjelajah Starlight.

Maya menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sendiri, “Kita sudah mempersiapkan ini selama bertahun-tahun. Andromeda bukan perjalanan sehari-hari, tapi kita dilatih untuk ini, Sarah.” 

Dr. David Chang, ilmuwan astrofisika yang jenius, memasuki ruang kendali dengan tenang, meskipun ada kerutan kecil di dahinya, “Kalian harus ingat, kita bukan hanya pergi untuk menjelajah. Kita mungkin menemukan hal-hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Ini bisa mengubah sejarah umat manusia.”

“Tepatnya, atau menghancurkannya,” gumam Sarah, matanya berkilat gelisah, “Tapi aku harap intuisi kita benar kali ini, Kapten. Sistem galaksi Andromeda bisa menyimpan lebih dari sekadar bintang-bintang indah.”

Maya menatap mereka satu per satu, berusaha memberikan keyakinan, “Ingat, kita tidak hanya membawa beban ambisi pribadi, tetapi harapan seluruh umat manusia. Mari kita lakukan ini untuk mereka.”

Dengan anggukan terakhir, Maya menekan tombol untuk memulai peluncuran. Mesin hyperdrive mulai berdengung, mengirimkan Starlight melesat keluar dari orbit bumi, menuju ke kegelapan ruang angkasa yang tak berujung.

Untuk beberapa saat, ruang terasa seperti kosong, hanya dihiasi dengan bintang-bintang berkilauan di kejauhan. Semua tampak berjalan lancar. Sarah memeriksa instrumen kapal dengan cermat.

"Mesin berfungsi dengan baik," ucap Sarah, meskipun nadanya belum benar-benar lega.

Chang menghampiri Maya, "Andromeda. Kita benar-benar melakukan ini," wajahnya penuh kekaguman, "Dulu aku hanya bisa bermimpi, sekarang kita benar-benar di sini."

Maya tersenyum tipis, meskipun jauh di lubuk hatinya ada kegelisahan yang tak bisa dia ungkapkan. Mereka terlalu cepat. Terlalu mulus. Sesuatu tidak beres.

"Tunggu," Sarah tiba-tiba terdiam, memandang layar deteksi, "Ada sesuatu..."

Tiba-tiba kapal berguncang keras, melemparkan seluruh awak ke berbagai arah, “Apa-apaan ini?!”

“Gravitasi aneh. Kita tertarik oleh sesuatu!” Teriak Sarah, jari-jarinya dengan cepat menari di atas panel kontrol, berusaha mendapatkan kembali kendali.

“Kita bahkan belum mencapai Andromeda! Apa yang bisa menarik kita seperti ini?” Chang mendesak, nafasnya tertahan.

“Kita akan tahu dalam waktu lima detik,” jawab Maya dengan suara tegang, tatapannya tidak lepas dari layar besar di depan mereka yang tiba-tiba menampilkan sebuah objek besar berbentuk piramida di depan mereka. Piramida itu melayang, mengeluarkan cahaya kehijauan yang terasa tak masuk akal.

“Apa itu?” Sarah berbisik pelan, suara ketakutannya nyata, “Ini tidak ada dalam peta bintang kita.”

Maya mengerutkan kening, “Aku belum pernah melihat sesuatu seperti ini. Kapal? Stasiun ruang angkasa? Atau, sesuatu yang lain?”

Sebelum ada yang bisa menanggapi, layar komunikasi tiba-tiba menyala, menampilkan wajah manusia. Atau setidaknya, sesuatu yang menyerupai manusia.

"Selamat datang di ambang kehancuran kalian," suara itu mengalir keluar, dingin dan tanpa emosi, "Kami telah menunggu kalian."

"Apa maksudmu?" Maya mencoba bertahan dengan tenang, meskipun di dalam dirinya, perasaan tidak nyaman semakin mendesak.

Wajah di layar tidak berubah, "Kalian akan segera tahu. Tapi pertama-tama, kalian harus berhadapan dengan masa depan kalian. Sebuah peringatan."

Dengan satu gerakan tiba-tiba, kapal Starlight tersedot ke dalam piramida. Guncangan keras menggetarkan seluruh tubuh kapal dan menghentikan semua sistem mereka. Maya terlempar dari kursinya, terengah-engah saat berusaha berdiri.

“Apa yang terjadi?” Sarah berteriak panik, mencoba menghidupkan kembali sistem kontrol, tapi semuanya tampak mati total. 

“Kita telah disergap,” Chang menyimpulkan, nadanya penuh kekhawatiran, “Entah oleh siapa, atau oleh apa.”

Kapal akhirnya berhenti bergerak. Pintu utama terbuka sendiri, menuntun Maya dan timnya keluar. Di hadapan mereka, terbentang sebuah koridor panjang yang terasa tak berujung, dengan dinding logam yang berkilauan dengan pola aneh.

Maya memimpin timnya, dengan hati-hati menapaki lorong misterius itu. Tidak ada suara, hanya kesunyian yang menyelimuti mereka.

“Kita tidak punya pilihan,” Maya bergumam. “Kita harus terus maju.”

Saat mereka mencapai ujung lorong, sebuah pintu besar terbuka. Di dalam, mereka disambut oleh pemandangan yang tak terduga. Beberapa sosok yang tampak seperti manusia, tetapi berbeda dalam banyak hal, menunggu mereka. Wajah-wajah mereka tidak ekspresif, dan mata mereka bersinar dengan cahaya aneh.

“Kalian adalah makhluk dari masa depan kita,” ucap salah satu dari mereka dengan suara datar, “Namun, kalian datang lebih cepat dari yang seharusnya.”

Maya melangkah maju, berusaha keras untuk tetap tenang, “Apa maksud kalian? Kami hanya menjelajah galaksi Andromeda.”

Makhluk itu menggeleng pelan, “Tidak, kalian telah melintasi dimensi waktu yang seharusnya tak terjamah. Kalian berada di persimpangan yang salah. Dan sekarang, kalian membawa bahaya yang tak terhindarkan.”

“Kami tidak paham,” Chang mencoba bertanya dengan logika ilmiahnya, “Bagaimana kami bisa melintasi waktu? Mesin kami hanya untuk hyperdrive, bukan penjelajah waktu.”

Makhluk itu melangkah maju, “Kalian telah dipilih oleh sesuatu yang lebih besar dari kalian sendiri. Kini kalian harus membayar harganya.”

Tanpa peringatan, sosok itu menekan sebuah tombol di lengannya. Tiba-tiba, layar besar di dalam ruangan itu menyala, menampilkan pemandangan mengerikan: Bumi. Namun, bumi yang ditampilkan bukanlah yang mereka kenal. Hancur, dengan reruntuhan bangunan dan api yang membara di seluruh penjuru.

“Apa yang terjadi?” Sarah berteriak, suaranya dipenuhi ketakutan, “Apa yang terjadi pada bumi?!”

“Itu adalah masa depan kalian. Jika kalian terus maju.”

Maya menatap layar itu dengan ngeri, “Kami harus menghentikan ini! Bagaimana caranya? Apa yang harus kami lakukan?”

Makhluk itu menatap mereka dengan dingin, “Hanya ada satu jalan keluar, salah satu dari kalian harus mengorbankan diri untuk menutup celah waktu yang telah kalian buka.”

Semua orang terdiam, saling memandang dengan bingung.

"Siapa yang harus dikorbankan?" Chang bertanya, meskipun jawaban itu tampak jelas di udara.

Makhluk itu menggeleng, “Kalian harus memilih.”

Tiba-tiba, Sarah menarik pistolnya dan mengarahkannya ke Maya, “Aku minta maaf, Kapten. Tapi jika ada yang harus bertahan hidup, itu aku.”

Maya terbelalak, tak percaya, “Sarah? Kau tidak serius, kan? Kita satu tim.”

Sarah memutar matanya, suaranya dingin, “Ini bukan tentang tim lagi. Ini tentang siapa yang bertahan. Aku akan memastikan aku keluar dari sini.”

Chang berdiri di antara mereka, mengangkat tangannya, “Sarah, jangan lakukan ini. Kita bisa menemukan jalan lain!”

Tapi sudah terlambat. Sarah menarik pelatuknya.

Namun, saat peluru seharusnya meledak, sesuatu yang aneh terjadi. Waktu tampak berhenti. Peluru itu membeku di udara, hanya beberapa inci dari Maya. Maya merasakan jantungnya berhenti berdetak. Apa yang baru saja terjadi?

Dari sudut ruangan, makhluk-makhluk tadi menghilang, dan muncul sosok baru—seorang wanita yang tak terduga: Maya. Ya, sosok itu adalah dirinya, tetapi dari masa depan, “Waktu tak berjalan seperti yang kalian kira. Aku di sini untuk memperbaiki semuanya.”

Maya dari masa depan mendekat, mengambil peluru yang membeku di udara dan menghancurkannya di tangannya, “Kalian terperangkap dalam perangkap waktu yang tidak bisa kalian pahami.”

Chang dan Maya menatapnya tak percaya.

“Apa... Siapa kau?” Tanya Chang gemetar.

“Aku adalah Maya. Dari masa depan. Dan kau, Chang, juga ada di sini. Tapi kalian tak akan bisa kembali tanpa menghentikan rantai waktu yang terpecah.”

Maya dari masa depan mendekati mereka, “Seseorang harus mengorbankan diri, tetapi bukan dengan cara yang kalian pikirkan.”

Maya yang sekarang menatap dirinya sendiri, bingung dan marah, "Apa maksudmu? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

Maya masa depan menatapnya dengan penuh kesedihan, "Kami semua, termasuk dirimu, berada dalam siklus waktu yang telah terpecah sejak kalian tiba di sini. Itu sebabnya Sarah mencoba mengkhianatimu. Itu sebabnya masa depan bumi tampak hancur. Kita telah memasuki dimensi waktu yang tidak seharusnya dijelajahi oleh manusia."

Maya yang sekarang menarik napas dalam-dalam, mencoba mencerna semua informasi, "Jadi untuk menghentikan semua ini, apa yang harus kita lakukan? Apa yang kau maksud dengan 'pengorbanan'?"

Maya dari masa depan menatap Chang dan Sarah, "Seseorang di antara kalian adalah kunci kehancuran ini. Celah waktu terbuka karena salah satu dari kalian. Jika kalian mengorbankan orang yang salah, semuanya akan sia-sia."

Chang menatap Maya dari masa depan dengan tajam, "Kau mengatakan salah satu dari kami menyebabkan semua ini? Itu mustahil! Kami semua adalah ilmuwan, bukan perusak waktu!"

Maya dari masa depan menggeleng, "Bukan karena niat buruk, tetapi karena keputusan yang salah. Kalian tidak menyadarinya, tetapi Sarah membawa teknologi terlarang ke kapal ini. Teknologi yang membuka celah dimensi."

Maya berbalik menatap Sarah, yang kini pucat dan gemetar, "Sarah, apa yang telah kau lakukan?"

Sarah mencoba membela diri, suaranya bergetar, "Aku... Aku tidak tahu! Aku hanya ingin memastikan kita bisa pulang jika sesuatu yang buruk terjadi. Aku membawa perangkat navigasi waktu rahasia dari laboratorium militer.. Aku pikir itu hanya alat pelacak cadangan!"

Maya dari masa depan menatap Sarah dengan keras, "Itu bukan alat pelacak, Sarah. Itu adalah perangkat yang menciptakan lubang di jaringan waktu dan dimensi. Karena perangkat itu, waktu mulai terpecah. Itulah mengapa kita ada di sini, terjebak dalam paradoks waktu."

Suasana tiba-tiba tegang. Sarah mundur perlahan, merasa terpojok, "Aku tidak tahu ini akan terjadi! Aku.. Aku hanya ingin kita semua selamat!"

"Aku tahu," kata Maya dari masa depan dengan tenang, "Tapi sekarang, kita harus menghentikan kehancuran ini."

Maya yang sekarang maju selangkah, "Bagaimana kita menghentikannya?"

Sebelum Maya dari masa depan bisa menjawab, tiba-tiba ada suara gemuruh dari luar. Makhluk-makhluk yang sebelumnya memperingatkan mereka kini muncul kembali, kali ini bersenjata, “Waktunya sudah habis. Kalian harus membuat pilihan.”

Maya menatap kedua dirinya dan timnya, "Ini bukan hanya tentang perangkat waktu, kan? Ini tentang pilihan kita sebagai manusia."

Makhluk-makhluk itu mendekat, mengarahkan senjata mereka, “Kalian hanya punya beberapa detik. Korbankan yang seharusnya, atau kalian semua akan dihancurkan.”

Maya yang sekarang merasakan kepanikan merayap ke dalam dirinya. Haruskah dia mengorbankan Sarah? Atau ada pilihan lain?

Namun, sebelum dia bisa bertindak, Maya dari masa depan bergerak cepat. Dia mengambil perangkat waktu dari Sarah dan melemparkannya ke udara, "Aku akan menutup celahnya!"

Dengan satu ledakan cahaya, perangkat itu hancur di udara, menciptakan gelombang energi besar yang melambung melalui ruangan, menghantam makhluk-makhluk itu dan memusnahkan mereka dalam sekejap.

Namun, ledakan itu juga menguras energi Maya dari masa depan. Dia jatuh ke lantai, terengah-engah.

"Maya!" Teriak Chang, berlari mendekat.

Maya dari masa depan tersenyum lemah, menatap Maya yang sekarang, "Kita telah menghentikan celah waktu. Tapi ingat, harga dari ini semua adalah diriku."

Maya berlutut di samping dirinya yang lebih tua, air mata mengalir di pipinya, "Mengapa harus kau? Kenapa aku tidak bisa menghentikan ini?"

Maya dari masa depan mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Maya yang sekarang, "Karena dalam setiap perjalanan, ada sesuatu yang harus dikorbankan. Aku adalah bayangan masa depanmu yang tidak seharusnya ada. Sekarang, kau harus kembali ke jalanmu."

Maya dari masa depan memudar, tubuhnya berubah menjadi cahaya, dan menghilang. Ruangan menjadi sunyi, dan semuanya kembali normal.

Setelah semua kekacauan yang terjadi, Starlight berhasil keluar dari piramida misterius itu dan kembali ke jalur semula. Sarah menunduk, menangis pelan karena kesalahan yang dia buat, sementara Chang memeluknya, berusaha menenangkannya.

"Kita sudah melewati banyak hal, tapi kita masih hidup, dan kita akan kembali ke Bumi,” gumam Maya. 

Chang menatap Maya dengan kekaguman, "Kau menyelamatkan kita semua, Kapten."

Maya tersenyum tipis, meskipun matanya menunjukkan kelelahan yang mendalam, "Aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan."

Dengan sisa energi yang dimiliki, mereka memulai perjalanan pulang setelah berhasil mengalahkan masa depan yang kelam. Starlight meluncur kembali menuju atmosfer Bumi. 

—Tamat—

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Cerpen
Odyssey: Melintasi Dimensi Waktu
Shinta Larasati
Novel
Perempuan Perempuan Pesantren
Tsamrotul Ayu Masruroh
Cerpen
Bronze
Bodyguard Cat
Nabilla Shafira
Novel
Rama's Story : Kirana - Bittersweet Symphony
Cancan Ramadhan
Novel
Bhairava
Ghozy Ihsasul Huda
Novel
Bronze
CINTA MENEMBUS BATAS
Pina Ope Nope
Novel
KEMBALI
rizky al-faruqi
Flash
Bronze
Bersama Al-Aqsa
Daud Farma
Flash
Menjinakkan Naga
Impy Island
Novel
MMLXX111
sabrina tri j
Novel
THE VISIBILITY
Dwi Budiase
Flash
Rokok tak berasap
Mahmud
Flash
Bronze
Gears and Metals
Satrio Wibowo
Flash
PILIHAN!
V.N.Lietha / Vica Lietha
Flash
Dinda Mimpi
Aneidda
Rekomendasi
Cerpen
Odyssey: Melintasi Dimensi Waktu
Shinta Larasati
Novel
Warisan Perempuan Terbuang
Shinta Larasati
Cerpen
CHARLIE
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Neraca Uriping Manungsa
Shinta Larasati
Cerpen
Bintang Mariska Bulan Dua Belas
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Toko Masa Depan
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
30 Hari Menuju Cinta
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Diam Diam Protes
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Jalan Cemara No. 8
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Paradoks Kehidupan
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Langkah Terakhir
Shinta Larasati
Cerpen
Bronze
Jejak Dunia Maya
Shinta Larasati
Cerpen
Sepatuku Bukan Sepatumu, Sepatumu Bukan Sepatuku
Shinta Larasati
Cerpen
Cinta Tanpa Batas
Shinta Larasati
Flash
Hilang Di Antara Jejak
Shinta Larasati