Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Nyaris
0
Suka
1,321
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Langit hari ini kelabu lagi.

Bukan hanya karena mendung menggantung di ujung atap sekolah, tapi juga karena rasanya warna telah menghilang dari mataku sejak lama. Awan-awan menggumpal seperti benjolan ingatan yang tak bisa kutelan atau kulepaskan. Aku berdiri di depan gerbang sekolah seperti biasa, menunggu bel berbunyi, berharap waktu bisa mempercepat segalanya agar aku bisa cepat pulang meski pulang pun tak pernah terasa sebagai jawaban.

Namaku Rania Zahra. Tapi di sekolah, tak ada yang menyapaku begitu. Mereka lebih sering memanggilku “si diam”, atau kadang “hantu koridor”. Julukan-julukan itu dilemparkan bukan dengan suara, tapi dengan lirikan mata, bisikan tajam di lorong, dan tawa kecil yang membungkam. Aku belajar sejak lama: luka paling dalam bukan ditoreh pisau, tapi diiris dengan keheningan.

Aku berjalan masuk, menapaki ubin koridor yang mulai retak. Di dinding tergantung poster-poster bertuliskan motivasi “Jadilah Generasi Hebat!”, “Speak Up, Be Brave!” semuanya terasa sarkastik di mataku. Kata-kata itu mengambang di ruang yang tak benar-benar mendengar.

Kelas 10-B terletak di ujung lorong. Meja belajarku di pojok kiri belakang, dekat jendela yang menghadap pohon asam tua di halaman belakang. Aku memilih tempat itu bukan karena suka pemandangan. Tapi karena itu tempat yang paling jauh dari mereka. Dari Alya dan gengnya. Dari tatapan yang membuatku ingin menciut jadi titik kecil.

Alya duduk di depan, dengan rambut lurus sebahu dan kacamata modis yang membuatnya terlihat pintar meski tak pernah benar-benar mengerjakan tugas. Dia tak pernah menyentuhku. Tapi dia tahu cara menyakiti tanpa menyentuh. Caranya menertawakan puisi yang tanpa sengaja tertinggal di bang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Tentang Dia Senior Ku
Putri Inda Aulia
Novel
Bronze
Sebelum Matahari Tenggelam
Mia Fransiska
Cerpen
Bronze
Nyaris
Muhamad Irfan
Novel
Wanda Cinta Putri Biarawati untuk Ayahnya
princess bermata biru
Novel
PLOT HOLE
Ade Agustia Putri
Novel
Perjalanan Hitam
Rida nurtias
Novel
Malaikat Tanpa Sayap
Dewi sartika
Novel
Kita yang Saling Ingkar
Zuyaa
Novel
Borgol Membawa Petaka
Baiq Desi Rindrawati
Novel
Cinta yang menghancurkan segalanya.
Aditya aji pamungkas
Novel
Kelap-Kelip Kunang-Kunang di Telapak Tangan dan Telapak Kaki Kami
Dirman Rohani
Komik
Kenangan
Billy Yapananda Samudra
Skrip Film
Growth: Story of the Inner Child
Azkiatunnisa Rahma Fajriyati
Skrip Film
Perihal Luka dan Waktu
Marantika Rizka Prasasti
Skrip Film
BALIK
Alfian N. Budiarto
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Nyaris
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tidak ada Tempat untuk Kita Berteduh
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tanpa Balasan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
JIKA RUMAH ADALAH LUKA
Muhamad Irfan
Cerpen
Tak Layak
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Satu Kursi yang Kosong
Muhamad Irfan
Cerpen
BISU
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Jaket Merah yang Tak Pernah Dikembalikan
Muhamad Irfan
Cerpen
Tersisa di Gaza
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
24 Jam Yang Menghapusku
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tak Terdengar
Muhamad Irfan
Cerpen
Sepotong Roti Hangat di Ujung Hujan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Terlambat
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bunga yang Tak Pernah Ditaruh di Vas
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Jejak yang Hilang di Lorong 4
Muhamad Irfan