Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Nyaris
0
Suka
5,442
Dibaca

Langit hari ini kelabu lagi.

Bukan hanya karena mendung menggantung di ujung atap sekolah, tapi juga karena rasanya warna telah menghilang dari mataku sejak lama. Awan-awan menggumpal seperti benjolan ingatan yang tak bisa kutelan atau kulepaskan. Aku berdiri di depan gerbang sekolah seperti biasa, menunggu bel berbunyi, berharap waktu bisa mempercepat segalanya agar aku bisa cepat pulang meski pulang pun tak pernah terasa sebagai jawaban.

Namaku Rania Zahra. Tapi di sekolah, tak ada yang menyapaku begitu. Mereka lebih sering memanggilku “si diam”, atau kadang “hantu koridor”. Julukan-julukan itu dilemparkan bukan dengan suara, tapi dengan lirikan mata, bisikan tajam di lorong, dan tawa kecil yang membungkam. Aku belajar sejak lama: luka paling dalam bukan ditoreh pisau, tapi diiris dengan keheningan.

Aku berjalan masuk, menapaki ubin koridor yang mulai retak. Di dinding tergantung poster-poster bertuliskan motivasi “Jadilah Generasi Hebat!”, “Speak Up, Be Brave!” semuanya terasa sarkastik di mataku. Kata-kata itu mengambang di ruang yang tak benar-benar mendengar.

Kelas 10-B terletak di ujung lorong. Meja belajarku di pojok kiri belakang, dekat jendela yang menghadap pohon asam tua di halaman belakang. Aku memilih tempat itu bukan karena suka pemandangan. Tapi karena itu tempat yang paling jauh dari mereka. Dari Alya dan gengnya. Dari tatapan yang membuatku ingin menciut jadi titik kecil.

Alya duduk di depan, dengan rambut lurus sebahu dan kacamata modis yang membuatnya terlihat pintar meski tak pernah benar-benar mengerjakan tugas. Dia tak pernah menyentuhku. Tapi dia tahu cara menyakiti tanpa menyentuh. Caranya menertawakan puisi yang tanpa sengaja tertinggal di bang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Awang Mencari Pahlawan
Hendra Purnama
Flash
Kereta
Nurmala Manurung
Cerpen
Bronze
Nyaris
Muhamad Irfan
Flash
Pandora
MAkbarD
Novel
Bronze
Untuk Pertiwi
Amriyana
Flash
Hitchhiking Diary
Luca Scofish
Flash
Bronze
Coretan Cinta
Sia Bernadette
Novel
Bronze
Suamiku Impoten
aas asmelia
Novel
Bronze
Jakarta enggak Ramah, Tapi Aku Nekat Datang
muhammad rio al fauzan
Skrip Film
Satu Persen
Dinda Fadhila Sari
Skrip Film
Perfect Husband to My Sister
mahes.varaa
Flash
Novelis Berjenggot
Dwi Kurnialis
Flash
Bronze
Rumah (Kita) Nanti
Hilyati Marsyalita
Flash
Bronze
Black Coffee Chemistry
Silvarani
Novel
Ipah
Tika Sofyan
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Nyaris
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tak Terdengar
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tidak ada Tempat untuk Kita Berteduh
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Satu Kursi yang Kosong
Muhamad Irfan
Cerpen
Sepotong Roti Hangat di Ujung Hujan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tanpa Balasan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bunga yang Tak Pernah Ditaruh di Vas
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Jaket Merah yang Tak Pernah Dikembalikan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bayangan di Meja Sebelah
Muhamad Irfan
Cerpen
Tak Layak
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
24 Jam Yang Menghapusku
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Terlambat
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
JIKA RUMAH ADALAH LUKA
Muhamad Irfan
Cerpen
BISU
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bayangan yang Tidak Pernah Pulang
Muhamad Irfan