Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Priyo melamun di pinggir jalan sambil menghisap sebatang rokok di atas motor koplingnya. Ia bingung, sangat bingung. Ke mana lagi ia akan mencari. Sudah hampir setahun ia mengarungi jalanan panjang dari desa hingga ke kota. Sedari bujang ia sudah hafal daerah kampung halamannya. Tidak satu pun tempat yang luput dari kunjungannya. Kota kecil itu sudah khatam ia jelajahi berhari – hari. Dengan uang sisa dari warisan ibunya ditambah hasil tabungannya jauh hari juga pemberian rutin dari bibinya, ia bisa berkeliling nyaris tanpa henti.
Priyo membuka galeri foto di handphonenya. Ia mengusap wajah manis yang terpampang di sana. Dahi Priyo mengernyit sedih. Ia merindukan wanita di foto itu. Sangat rindu hingga matanya berkaca – kaca. Nafasnya terasa berat dan terdengar hembusan angin berisi lendir dari hidungnya. Lalu tiba – tiba handphonenya berdering dengan tulisan nama seseorang yang “memanggil” di sana. Priyo mendadak berubah menjadi kesal dan mengangkat panggilan itu dengan kasar.
“Halo!”, bentak Priyo pada si pemanggil di seberang sana.
“Abang di mana? Masih lama pulangnya?”, terdengar kegelisahan dari suara seorang wanita.
“Tidak perlu menunggu aku. Kerjakan apa yang mau kau kerjakan”, bentak Priyo lagi.
“Aku sudah masak makanan kesukaanmu. Abang pulanglah cepat. Kita makan bersama”, bujuk si wanita.
“Aku bilang jangan tunggu aku. Aku masih lama pulang!”.
Priyo menutup telepon itu dengan kasar. Ia bahkan membanting handphonenya ke ...