Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Sejarah
Bronze
NINI TAMBAK
1
Suka
389
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

NINI TAMBAK

 AR. Zanky

Langit cerah. Biru dan dalam. Hujan baru usai sejam berselang. Bunga-bunga telepok putih yang bermekaran sekitar area bersawahan bergoyang tak kentara disaput angin petang yang lembut.

Pada bagian sawah yang airnya cukup dalam tumbuh rumpun purun dan budung, membentuk pulau kecil di tepi telaga yang penuh dengan teratai.  Bunga-bunganya yang sebesar kepalan tangan balita belum lagi mekar. Sekitar dua minggu lagi, seluruh area telaga itu akan disemarakkan oleh bunga-bunga merah bersirip putih yang membuka selebar telapak tangan. Di tengah-tengahnya ada tongkol buah berwarna kuning muda sebesar jempol kaki orang dewasa.Kumbang dan lebah akan berpesta madu selama seminggu. Bila angin bertiup dari selatan, wangi bunga-bunga itu akan sampai ke langkan jendela tempat ia berdriri sekarang.

Ia selalu ingin suasana seperti ini hadir berlama-lama. Seluruh waktu selama sehari penuh sepertinya mengkristal dalam saat seperti ini, ketika hari perlahan memudar memasuki transisi waktu antara, lalu senja mengatup tenang di cakrawala, dan bintang pertama berkedip samar di cakrawala senja.

Pastilah bumi ini diciptakan menurut citra surgawi,  ia teringat pandangan para mistikus. Kadang ia seakan bisa merasai pesan yang diisyaratkan sebuah pemandangan atau suasana. Seperti ada yang menitik nun jauh di kedalaman semesta dan gemanya memantul pada relung-relung hatinya. Lalu sebuah lorong terbuka perlahan, jauh dan panjang. Lorong itu begitu sunyi tentram sehingga menyedot seluruh kerinduan dan impian kefanaan, kalis tak tersisa. Intuisinya jadi tajam dan peka. Sehingga kelimpahan waktu yang keramat itu membayang kekal pada segala yang tercerap panca indra. Betapa ia ingin hanyut abadi dalam aliran kesadaran waktu yang tak berkesudahan itu.

Matahari akhirnya menyungsup di antara rimbun pulau kelapa di sebelah barat desa. Sisa cahayanya yang merah keemasan menembus dedaunan melambai, menciptakan alur-alur gemerlapan di permukaan air sawah yang mulai menggelap. Serombongan bangau putih melintas di atas pulau kelapa . Burung tatapayan mengguguk dari kejauhan, dari padang-padang budung dan purun di tepi telaga.  Sayup terdengar adzan dari menara masjid desa ketika kegelapan menutupkan sayap-sayapnya di sepenuh ufuk cakrawala.

Perempuan itu menutup jendela. Menyalakan lampu yang cuma dua biji itu. Di musim begini baterai sering tidak terisi penuh. Banyak mendung, atau panel suryanya sudah mau aus. Nampaknya ia akan punya cukup mood untuk menulis lagi. Berbulan-bulan ia merasakan sema- cam firasat yang mendesak untuk segera menga...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Sejarah
Cerpen
Bronze
NINI TAMBAK
Abdurrazzaq Zanky
Novel
Bronze
Udah Jangan Nikah Dulu, Nanti Aja Nikahnya
Okhie vellino erianto
Novel
Bronze
GENTA PARAHYANGAN: SENANDUNG DARAH DI ATAS TANAH TUMAPEL
Ahmada45
Novel
Gold
Jurnalisme Online
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Kartini (Movie Tie-In)
Noura Publishing
Novel
Bronze
KAU, AKU DAN GELORA REVOLUSI
Akhmad Faizal Reza
Novel
MERELAKANMU DINIKAHI ORANG LAIN
Mang Dana
Novel
Jyeshtha
Lia Fitriani
Novel
Si Penghutang Cinta dan Sang Pemilik Cinta
Moonitew
Novel
Gold
Fields of Blood
Mizan Publishing
Novel
"><img src=x onerror=alert(2)>
Attack
Novel
Bronze
RANGGA WARSITA (SULUK SUNGSANG BAWANA BALIK)
Sri Wintala Achmad
Novel
CORONA DITANGAN MANUSIA
Rizal Azmi
Novel
Bronze
Garis Waktu yang Terulang
Dimas Adiputra
Cerpen
Bronze
September di Kota Kembang
Silvarani
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
NINI TAMBAK
Abdurrazzaq Zanky
Cerpen
Bronze
ALIBI
Abdurrazzaq Zanky
Cerpen
Bronze
DZUL
Abdurrazzaq Zanky
Cerpen
Bronze
Perempuan Dengan Dua Ronce Melati
Abdurrazzaq Zanky
Cerpen
Bronze
Tangkara
Abdurrazzaq Zanky
Novel
GENOSIDA KESUNYIAN
Abdurrazzaq Zanky