Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Nada Berdarah
1
Suka
2,751
Dibaca

Bab 1 – Pemutar Lagu, Pemanggil Luka

Bayu, seorang pemuda yang dibentuk oleh gema masa lalu, hidup dalam bayangan obsesi yang tak terlihat. Bukan harta atau kekuasaan, melainkan sejarah kelam Indonesia, khususnya tahun 1965, yang menariknya seperti magnet. Sejak kecil, ia dibisiki cerita tentang kakeknya, seorang pria yang lenyap ditelan kegelapan tahun itu, meninggalkan lubang menganga di hati keluarganya dan pertanyaan tak berjawab yang menghantui Bayu hingga dewasa. Ia percaya, dengan menggali masa lalu, ia mungkin menemukan jejak kakeknya, atau setidaknya, memahami kebisuan yang menyelimuti nasibnya.

Setiap akhir pekan, Bayu menjelajahi pasar loak, sebuah labirin waktu yang dipenuhi benda-benda usang, masing-masing menyimpan cerita bisu. Ia merasakan energi aneh dari barang-barang tua, seolah mereka adalah kapsul waktu yang menunggu untuk dibuka. Di antara tumpukan perkakas karat dan buku-buku lusuh, matanya terpaku pada sebuah pemutar piringan hitam antik. Kayunya yang kusam, jarumnya yang berkarat, dan tuasnya yang dingin seolah memanggilnya. Di samping pemutar itu, tergeletak satu piringan hitam tanpa sampul, hanya sebuah label kertas lusuh bertuliskan tangan: "Suara Nusantara 1940–1965". Angka-angka itu, terutama "1965", sontak membuat jantung Bayu berdesir. Ini dia, mungkin ini petunjuk yang selama ini ia cari.

Pemilik toko, seorang lelaki tua dengan mata cekung dan aura misterius, memperhatikan ketertarikan Bayu. "Nak, benda ini," katanya, suaranya serak dan perlahan, menunjuk pemutar dan piringan itu, "tidak sembarangan. Ia punya jiwanya sendiri. Ia tidak menyukai kebohongan sejarah." Matanya menatap Bayu tajam, seolah menembus relung jiwanya. "Kalau kau berniat membelinya hanya untuk sekadar koleksi, lupakan. Ia akan menunjukkan padamu apa yang benar-benar terjadi. Bersiaplah." Bayu mengangguk, jantungnya berdebar kencang, antara rasa takut dan antisipasi. Peringatan itu justru semakin menguatkan keyakinannya bahwa ia telah menemukan sesuatu yang luar biasa. Ia membayar harga yang diminta, yang sebenarnya tidak seberapa dibandingkan dengan potensi rahasia yang mungkin disimpannya.

Sesampainya di rumah, Bayu meletakkan pemutar piringan hitam itu di meja kerjanya, di samping tumpukan buku sejarah dan peta usang. Ruangan itu dipenuhi aroma kertas tua dan kopi dingin, mencerminkan dunianya yang tenggelam dalam masa lalu. Ia mengamati pemutar itu, membersihkan debu yang menempel, merasakan tekstur kayunya yang lapuk di bawah ujung jarinya. Ada aura mistis yang terpancar darinya, seolah benda itu bernapas, menunggu saatnya untuk hidup kembali.

Piringan hitam "Suara Nusantara 1940–1965" kini ada di tangannya. Ia membalik-balik piringan itu, mencari goresan atau cacat, tetapi permukaannya tampak mulus, seolah tak pernah disentuh. Kenapa tahun 1965? Apakah ini kebetulan, atau takdir? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di benaknya, menambah lapisan misteri pada temuannya. Ia teringat kata-kata penjua...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen: Lost and Found
Mizan Publishing
Novel
NENG!
Via Mardiana
Cerpen
Insomnia
Noer Eka
Novel
Bronze
Petaka Tambang Emas Berdarah
Achmad Benbela
Flash
Hadiah
Dark Specialist
Novel
The Sweet Girl
Camèlie
Novel
KISAH GADIS BISU DAN TULI
Aydhaa Aydhaa
Flash
Bronze
LAWON ( kain kafan 40 hari )
Okhie vellino erianto
Novel
Tirakat
Eric Shandy Admadinata
Flash
Bronze
Pemakaman Jhon Mortonson karya Ambrosr Bierce penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Cerpen
Rumah Istimewa
Sucayono
Skrip Film
PUAKA RATU ARJUNA
Delly Purnama Sari
Flash
Rahasia Karim
Listian Nova
Flash
Bronze
Leak
Bakasai
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Backpacker Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dharmawangsa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pintu Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 02
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bus Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Tersisa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Yamero
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin