Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Nada Berdarah
0
Suka
27
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1 – Pemutar Lagu, Pemanggil Luka

Bayu, seorang pemuda yang dibentuk oleh gema masa lalu, hidup dalam bayangan obsesi yang tak terlihat. Bukan harta atau kekuasaan, melainkan sejarah kelam Indonesia, khususnya tahun 1965, yang menariknya seperti magnet. Sejak kecil, ia dibisiki cerita tentang kakeknya, seorang pria yang lenyap ditelan kegelapan tahun itu, meninggalkan lubang menganga di hati keluarganya dan pertanyaan tak berjawab yang menghantui Bayu hingga dewasa. Ia percaya, dengan menggali masa lalu, ia mungkin menemukan jejak kakeknya, atau setidaknya, memahami kebisuan yang menyelimuti nasibnya.

Setiap akhir pekan, Bayu menjelajahi pasar loak, sebuah labirin waktu yang dipenuhi benda-benda usang, masing-masing menyimpan cerita bisu. Ia merasakan energi aneh dari barang-barang tua, seolah mereka adalah kapsul waktu yang menunggu untuk dibuka. Di antara tumpukan perkakas karat dan buku-buku lusuh, matanya terpaku pada sebuah pemutar piringan hitam antik. Kayunya yang kusam, jarumnya yang berkarat, dan tuasnya yang dingin seolah memanggilnya. Di samping pemutar itu, tergeletak satu piringan hitam tanpa sampul, hanya sebuah label kertas lusuh bertuliskan tangan: "Suara Nusantara 1940–1965". Angka-angka itu, terutama "1965", sontak membuat jantung Bayu berdesir. Ini dia, mungkin ini petunjuk yang selama ini ia cari.

Pemilik toko, seorang lelaki tua dengan mata cekung dan aura misterius, memperhatikan ketertarikan Bayu. "Nak, benda ini," katanya, suaranya serak dan perlahan, menunjuk pemutar dan piringan itu, "tidak sembarangan. Ia punya jiwanya sendiri. Ia tidak menyukai kebohongan sejarah." Matanya menatap Bayu tajam, seolah menembus relung jiwanya. "Kalau kau berniat membelinya hanya untuk sekadar koleksi, lupakan. Ia akan menunjukkan padamu apa yang benar-benar terjadi. Bersiaplah." Bayu mengangguk, jantungnya berdebar kencang, antara rasa takut dan antisipasi. Peringatan itu justru semakin menguatkan keyakinannya bahwa ia telah menemukan sesuatu yang luar biasa. Ia membayar harga yang diminta, yang sebenarnya tidak seberapa dibandingkan dengan potensi rahasia yang mungkin disimpannya.

Sesampainya di rumah, Bayu meletakkan pemutar piringan hitam itu di meja kerjanya, di samping tumpukan buku sejarah dan peta usang. Ruangan itu dipenuhi aroma kertas tua dan kopi dingin, mencerminkan dunianya yang tenggelam dalam masa lalu. Ia mengamati pemutar itu, membersihkan debu yang menempel, merasakan tekstur kayunya yang lapuk di bawah ujung jarinya. Ada aura mistis yang terpancar darinya, seolah benda itu bernapas, menunggu saatnya untuk hidup kembali.

Piringan hitam "Suara Nusantara 1940–1965" kini ada di tangannya. Ia membalik-balik piringan itu, mencari goresan atau cacat, tetapi permukaannya tampak mulus, seolah tak pernah disentuh. Kenapa tahun 1965? Apakah ini kebetulan, atau takdir? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di benaknya, menambah lapisan misteri pada temuannya. Ia teringat kata-kata penjua...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Si Kancil Dikeloni Kunti
Andriyana
Novel
Mantra Pengikat Roh Di Pedalaman Kalimantan
Achmad Benbela
Novel
Peti Mati Suruhan
Yovinus
Novel
Bronze
Surti
Herman Sim
Flash
Jok
Muhammad Adli Zulkifli
Novel
JASAD DI DASAR JEMBATAN
Heru Patria
Cerpen
Pembisik di Atap
Penulis N
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Novel
Dark Terror
Frisca Amelia
Cerpen
THE HAUNTED HOUSE
AULIYA
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Novel
KISAH GADIS BISU DAN TULI
Aydhaa Aydhaa
Cerpen
Misteri dibalik keindahan gunung merapi
Aziz mubarok
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Kota Fajar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Polaroid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jalan Buntu 404
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Imajiner Yang Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Reno
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Di Kamar Kost
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tuan Baru
Christian Shonda Benyamin