Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Nama aku Ika dan sahabatku Armey kami satu perusahaan tapi beda bagian. Aku psikologi khusus PT.ARSI dan Armey mandor produksi.
Tugas Psikologi di perusahaan itu tidak semudah yang aku bayangkan tidak seperti di Hospital. Kalau Hospital pasien boleh dihitung dan fokus satu klien dalam satu hari hari.
Lain halnya dengan perusahaan banyak yang perlu di nilai terkadang harus terjun dan masuk dalam kaca mata mereka supaya tahu apa keluhan mereka bekerja di perusahaan itu.
Sudah 1 tahun ini karyawan PT.ARSI belum tahu status aku di perusahaan itu dan yang mereka tahu ialah aku staff gudang hantar rubber keluar negri, terkadang jadi staff produksi dan semua itu sengaja aku yang pilih untuk aku tahu sifat dan kerja para karyawan dalam menjalankan tugas nya. Ya, bos dikatakan aku seperti DETEKTIF.
Malam ini kami berdua sift 3 jadi masuk malam.
PT.ARSI mempunyai tiga sift, sift 1 (06-14.00) sift 2 (14.00-22.00) sift 3 (22.00 Night- 06.00 Day).
"Aku mau ke indomaret belanja untuk bekal di pabrik nanti, kamu mau nitip apa?"
"Aku nitip martabak coklat aja deah," ujar Armey yang lagi duduk di sofa sambil nonton TV dan makan katom.
"OK," ujarku sambil ambil kunci Mobil di atas meja samping TV.
Kami di Tangerang ini hanya berdua saja sewa rumah.
"Ika!" Armey memanggilku yang baru saja mau stater Mobil.
"Apa?!" Sahut ku dari dalam mobil yang ada di halaman depan.
"Jangan lupa isi minyak di pom bensin!"
Mendengar kata bensin aku masuk lagi kedalam dan menghampiri Armey.
Tadah tangan, "Partungan, aku 50 ribu kamu 100.000," ujarku ke Armey.
Armey menatap aku yang berdiri dekat nya sambil kerutkan keningny.
"Itu namanya bukan patungan tapi minta tambahan."
Terkekeh sambil garuk kepala yang tak gatal lalu bicara.
"Aku udah bayar cicilan laptop sama kursuus Psikologi lagi jadi uang harus irit gajian 2 minggu lagi," ujarku apa adanya.
"Tahu, itu terus alasanmu aku juga sama bayar kursus bahasa jepang," membela diri.
"Terus gimana ini? Jadi tak belanja buat makan malam di Pabrik."
"Jadilah, tunggu aku ambil uang dulu," bangun dari sofa dan berjalan menaiki tangga menuju kamar.
Tidak lama kemudian Armey turun dan memberikan uang pekgo
"Nah, cukup pekgo aja," ujarnya sambil memberi uang ketangaku.
"Busyet dah ... Pekgo betulan kamu bagi aku. Hemmm okey lah kalau begitu, makasih ya," lalu aku pergi dan mulai start on car the caw ...
DI perjalanan aku selalu check meteran bensin risau belum sampai dah habis duluan. Aku dan Armey memang kurang perhatian sama bensin sering dorong mobil untuk sampai ke pom bensin.
Depan indomaret.
Seorang satpam indomaret memberi aba-aba parkir ke aku dan Mobil aku.
Dia tiup peluitnya untuk aba-aba.
Pruitttttttt ...
Pruiitttt ...
"Maju ... kanan ... kiri ... belakang ...,"
BRAK !!
Dia diam mendadak ketika dengar suara dentuman.
Seoerang gadis keluar dari Mobil dan menghampiri satpam itu dengar geram.
"Bapak, sudah berapa lama jadi satpam? Seperti lagu Syahrini saja maju mundur sampai tong sampah saya tumbur!"
"Maaf Dek, saya baru masuk dan satpam lama belum sampai," ujarnya.
"Hanif. Apa yang terjadi?"
"Nah, itu satpam lama," sambil menunjuk lelaki yang berjalan kearah kami.
"Maaf kan teman saya Dek," ujarnya padaku.
"Ya lah ... next time don't do that," ujarku lalu pergi kedalam indomaret untuk melanjutkan pencarian sebelum jam 21.00 harus dah sampai rumah karen mau berangkat kerja.
Setelah memilih barang yang akan dibeli aku langsung ke kasir memberi barang dan bayar.
"Total semua Rp. 100.000 Dek," ujar kasir.
Aku ambil uang dan bayar.
"Nah, terimakasih kak," ujarku.
"Sama-sama," balasnya.
Kemudian aku segera bayar parkir dan berlalu dari situ dan segera mengarah ke pom bensin.
"Aduh ... Kenapa ini ngendat-ngendat, please jangan habis dulu bensin 1 meter lagi sampai pom bensin," lirihku pelan.
Jek ..
Jek ...
Jek ...
"Yah ... betul kan habis sebelum di pom!"
Mau tidak mau, bisa tidak bisa, aku terpaksa akur untuk dorong mobil ke pom bensin yang jaraknya 1 meter dari hadapan Ku.
Aku lihat orang ramai lalu lalang di jalan raya tapi sama sekali tidak ada yang menawarkan bantuan huh!
Datang anak kecil dalam umuran 8 tahun dengan 2 jerigen ditangannya mengarah ke aku yang lagi dorong mobil.
"Asalamualaikum, Kakak ini untuk mobil Kakak biar sampai ke pom bensin itu," ujarnya sambil menunjuk pom bensin dihadapanku
Aku tak mampu mau jawab dan sangat bersyukur, tanpa banyak kata aku ambil jerigen itu dan isi bensin kemudian aku ajak anak itu naik ke dalam Mobil setelah itu kami berjalan.
"Saya jualan minuman kak," ujarnya memberitahuku.
"Oh tuhan ... Adik siapa nama?"
"Suci akak, tadi saya tengok akak macam berat sangat dorong Mobil dan nasib baik masa tu ada yang beli minuman sejuk saya akak," beritahu nya keadaan sebetulnya.
"Makasih ya Suci, nanti akak ganti uang kamu," ujarku.
Dia angguk dan senyum. "Sama-sama akak," lanjutnya kemudian.
Sampai saja aku langsung pesan petronax dan setelah sukses aku bayar bensin yang di beri suci tadi dan aku beri lebihan sedikit. Terlihat senyum lebar dan berseri menghias wajahnya.
"Terimakasih kak."
"Sama sama."
Sejam kemudian aku sampai dirumah terlihat Armey sudah siap dengan seragam putih birunya.
"Ika buruan nanti kita telat," tanpa bertanya dulu kenapa aku terlambat sampai rumah.
Aku tidak jawab perkataanya dan aku lempar di sofa semua belanjaan yang aku beli barusan.
Merasa ada yang tak kena Armey segera minta maaf.
"Maafin aku ika," menemuiku di dapur yang sedang minum juice alpukat.
"Kamu kenapa?"
"Numbur tong sampah sama dorong Mobil karena habis bensin," jawabku geram.
"Hahahaha ... Terus gimana?"
"Tak apa lah ... Semua okey. Ya sudah aku pun harus siap-siap," langsung cuci gelas dan beranjak nail tangga untuk ganti baju seragam dikamar.
Kami siap-siap berangkat dan baca doa sebelum berangkat.
Tidak lama kemudian sampai di PT.ARSI.
5 menit lagi alaram Pabrik akan bunyi pertanda masuk dan tutup gerbang.
"Tumben on time," ujar emi satpam pabrik.
"Ya lah pak, kan sudah hapal waktu," balas kami serempak.
"Kalian cepat masuk," bentak satpam ke kami karena kami telat 5 menit.
Kami langsung berlari menuju bagian kami masing-masing.
Armey bagian produksi dan aku langsung masuk keruang check barang digudang penyimpanan.
"Ika, kamu ikut saya kekantor," ujar Mr.Him tangan kanan PT.ARSI.
Aku angguk dan mengekori dia dari belakang.
Tidak lama kami sampai.
"Saya butuh penelitian kamu lebih detail," ujarnya.
"Ini ada masalah besar kah Mr?" Aku bertanya.
"Rubber bagian pesawat saya hitung kurang dari target, rubber dari mobil juga. Anda bisa memulai malam ini untuk sellidikinya," memohon padaku.
"Okey Mr," jawabku.
Aku berjalan kearah produksi dan mengelilingi area pabrik itu sampai ke bagian gudang.
Aku lihat ada seorang ibu-ibu sedang packing rubber.
"Hallo ... Yoi bro gua sudah siapin rubber yang akan elo bawa nanti dan elo jangan kuatir ini sift 3 karyawan sibuk dan mengantuk," ujar ibu-ibu itu sambil mengasingkan rubber itu dan dia tidak tahu kalau ika sedang mengawasinya dari kejauhan.
Untuk menjalankan aksinya Ika pura-pura mengeluh dan sangat butuh uang. Lalu dia berjalan kearah ibu itu jilbab yang ika pakai dia buat kusut agar terlihat sangat letih.
"Kerja sudah lama tapi gaji masih kecil," rungut ika sambil duduk dekat ibu tadi.
Ibu itu memperhatikan ika lalu bicara.
"Wet, elo kenapa? Kusut aja muka itu," sambil tepuk bahu ika seolah-olah sudah kenal lama.
"Aku pengen keluar dari PT ARSI tapi belum dapet uang yang cukup. Mau mencuri rubber tak tau mau dijual dimana?" Ika pura-pura mengeluh lalu ibu itu berbisik ke telinga Ika dan ika pura-pura senang dan sangat surprise.
"Ibu serious!"
"Gua serious dan elo tinggal ikut arahan gua aja untuk bawa rubber keluar," ujarnya memberi arah.
"Boleh Bu, saya setuju," Saar itu juga ika buka HP dan on rekaman dibalik jibabnya dan semua perbincangan mereka direkam.
Ibu itu liat jam sudah pukul 02.00 dini hari.
"Ayo kita ke arah belakang temen gua sudah tunggu didepan," dia mengajaku.
Sejujurnya aku masih takut dalam aksi pertama ini tapi demi keselamatan perusahaan dan keamanan para pekerja aku harus beranikan. Aku kirim rekaman tadi ke Mr Him yang menunggu di kantor.
Saat aku dan ibu tadi sedang memberi rubber ke temanya tiba-tiba Mobil polisi datang dan mulai menangkap kami.
Aku pura-pura takut dan panik dan semua sudah aku atur bersama Mr Him di dalam pabrik.
"Angkat tangan jangan bergerak," polisi acungkan tembakanya.
Kami angkat tangan dan masuk dalam mobil dan hatiku berkata.
"Ya Tuhan, semoga Mr Him datang pada waktunya."
Tidak lama kemudian kami sampai di kapolsek tangerang dan DI masukan dalam sel tahanan dan disinilah aku coba mengorek IBU itu sudah berapa lama dia buat aksi haram itu dan pastinya aku buat wajah polosku.
"Ibu, bagaimana ini? Huhuhuhu," aku pura-pura menangis.
Ibu itu peluk aku dan dia mulai bicara.
"Maafin gua ya? Gua juga enggak nyangka kalau aksi ini bakalan di cium polisi," ujarnya sambil lap air mataku
"Sudah berapa lama ibu buat seperti ini?" Aku bertanya.
"5 tahun dan saya adalah bagian packing dan hantar barang ke luar Negri, Mr Him sudah sepenuh percaya pada saya ketika saya kerja disana 3 tahun dan aksi ini baru lancar 2 tahun ini," ujarnya.
"Busyet dah ... Ini yang disebut air susu dibalas dengan air tuba," hatiku berbisik.
"Sejak itu saya gabut dan mager karena asyik dengan aksi jual rubber ke teman," ujarnya.
"Berapa harga rubber bu?" Aku pura-pura tak tahu.
"I rubber pesawat 1 juta, Mobil 500.000 dan itu saya jual harga murah."
"What! Segitu murah? Saya aja perlu lembur 1 hari 3 jam untuk dapat," ujarku padanya.
Tiba-tiba ada seseorang memanggilku.
"Ika."
Aku bangun dari duduk dan melihat dari jeruji besi sel tahanan.
"Armey dan Mr Him! Come close at me," ujarku sambil lambai tangan ke mereka.
Mereka dekat.
"Anda bebas Nona kecuali, mereka berdua no," ujar polisi.
"Jadi ini semua permainan kamu hah?"
Aku tak jawab dan senyum. Saat Ibu itu mau tampar Ika tangan temanya menahan.
"Mungkin sudah waktunya kita menyadari perbuatan kita, kalau gabut(gaji buta) dan Mager (malas gerak) ialah perbuatan yang merugikan kita dan juga perusahaan, maafnkan kami," ujarnya pada aku dan Mr Him.
"Kami maafkan kalian dan jangan diulang lagi," ujar Mr Him.
Mereka angguk dan setelah itu kami pamit dan undur diri.
Aku adalah anak yatim dan bapakku sudah 1 tahun meninggal karena sakit. Bapak lah yang mendidik aku menjadi wanita tegar dan jangan mengeluh. Sehingga bapak kuliahkan aku di UI jurusan psikologi agar tahu sifat manusia tiap individu yang berbeda.
Ketika aku sedang berjalan aku lihat seorang bapak tua sedang memulung sampah dengan baju yang compang buatan dari karung goni.
Kami berjalan melintas dihadapanya dan aku bisa liat jelas muka bapak itu yang letih dan membuatku ingat akan ayahku.
Setelah 3 langkah berjalan aku putar balik dan berlari ke arah bapak itu sambil menyebut.
"Ayah ... Bapak mirip ayah Ku," sambil aku peluk bapak itu dan aku tidak peduli dengan baju seragam ku yang kotor yang pastinya aku rindu ayah dan aku temukan sosok ayah pada bapak pemulung itu.
Tanpa banyak kata bapak itu balas pelukanku dan dia cium kening aku lalu berkata.
"Anak yang baik dan soleha bapak doakan ayahmu pergi saat itu khusnul khatimah dan masuk syurga, amin."
Keadaan jadi terharu Mr Him dan Armey mendekati aku dan bapak pemulung itu dan kami bawa dia kepanti jompo, saat itulah bila aku rindu ayah aku akan kunjung bapak itu di panti.
3 bulan kemudian.
"Saya nikahkan Ika binti Muhammad dengan Mr Him bin Abdulah dengan mas kawin seperangkat alat solat dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Ika binti Muhamad dengan Mr Him bin Abdulah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai. Sah ..."
Sah ...
"Alhamdulilah semua lancar," ujar Armey sahabatku dan wali nikahku ialah bapak pemulung itu.
Aku hampiri bapak itu dan cium peluk dia layaknya ayah kandungku dan aku ucapkan, "Terimakasih banyak pak."
"Sama-sama, bapak doakan kalian sakinah mawadah warahma sehingga akhir hayat." Kata bapak.
"Aamin ... ,"
Kemudian kami foto dan foto itulah yang aku pajang diruang tamu dan kamar dengan tulisan kaligrafi Arab yang bacaanya.
'DILARANG GABUT DAN MAGER'
"Karena usahaku yang iklas walaupun gupek dan terledor karena sering habis bensin, tapi aku bukan jenis gabut dan Mager alhasil Mr Him tangan kanan PT ARSI memilihku jadi suri rumahnya," bisik hati kecilku.
Aku hari ini akan masak nasi goreng Korea untuk suamiku.
Sampai saat ini aku rasa masih seperti mimpi punya suami Mr Him bos tempatku bekerja di PT ARSI.
Bahan: Kacang panjang, udang, fish ball, wartel, toge, ayam dicincang, minyak wijen dan sayuran untuk pelengkap. Pakai cabe 30 biji seperti tanggal kami menikah.
"Honey!" Suamiku panggil dari atas.
"Iya!" Sahutku dari bawah sambil naik atas dan aku lupa tutup gas.
Sampai di atas dalam kamar suamiku langsung menarik tanganku dan aku didudukan di pangkuanya.
"Where you go in the morning, My honey?" Ujarnya sambil menggenggam tanganku.
"Soory honey, this is today I'm cooking spesial for we both," balasku bangga.
"Next time don't go away from me, I wone at you all the time my honey, I wone wake up together, I wone shower together, I wone cooking together and all the time I wone with you my honey. Okey, tomorrow if in the morning you must wake up to me and then we both made a work at home together," ujarnya sambil cium kening aku.
"Right," answer me.
"Honey look at me," dia membetulkan duduk nya dan posisi saat ini dia duduk bertekuk di hadapanku.
"from start on now, my heart, my life, my death only just for to god and just for you my honey, so ... Please I hope you understand. Oke," lagi-lagi dia kiss kening aku.
"Pagi-pagi dah buat suasana romantis," bisik hatiku.
"Honey ... What it?" Hidungnya kembang kempit seperti cium sesuatu.
"Oh my god ... My cook honey," aku langsung berlari kebawah dan sampai saja depan kuali nasi goreng Korea jadi nasi goreng Papua warna hitam sampai ke kuali juga hitam.
Aku tutup gas dan aku duduk menangis sampai tangisanku didengar oleh suamiku.
Dia berlari menuruni tangga dan menghampiriku yang duduk depan kuali gosong itu.
"What haven't honey? Why you crying?" Ujarnya sambil mengetepikan kuali itu.
"My cook it are for eat we food both for is today honey, but it all broken huhuhu," masih dengan tangisan.
"Slowly honey don't worry and don't crying okey. We can try yet for cook is. How?" Ujarnya padaku.
Sungguh bertuah punya suami korea yang pengertian.
"Honey, how you wone or not? Do or not to do?" Dia bertanya.
"Do," balasku.
"Right," ujarnya sambil bantu aku bangun dan kami mulai masak.
Pagi itu adalah pertama kalinya masak yang gagal Karena pagi-pagi sebelumnya hanya beli dan terima jadi.
Ting
Ting
Tong
"Wait honey, you can cook alone first oke. I wone open the door first I feel my best friend," ujarku.
"Right," jawabanya.
Kemudian aku berjalan kearah pintu dan buka ternyata sahabatku si Armey.
"Ika!"
"Armey!"
Kami berpelukan.
"Kamu berdua lagi apa aku dengar heboh betul sampai luar," ujarnya penasaran.
"Aku lagi masak nasi goreng korea, Armey," ujarku.
"Hemm ... Pasti sedap. Aromanya sampai keluar," ujar armey.
"Pasti,jom kita ke dapur," aku bawa armey ke dapur.
Aku lihat bosku yang kini jadi suamiku sedang masak.
"Good morning Mr Him," sapa armey kepada suamiku.
"Good morning too you, ladies," jawab suamiku ke Armey.
"What are you doing now?" Tanya Armey ke suamiku.
"Cooking for my lovely," jawab suamiku ke armey.
"So sweet," ujar Armey happy.
Tanpa banyak kata aku bantu masak dan setelah siap aku bereskan dan siapkan untuk breakfast together.
Depan meja Makan.
Suamiku pimpin doa dan kami mulai makan yang ada hanya suara pinggan dan sudu.
"Alhamdulilah," kata kami serempak makan selesai.
Esoknya
Pagi hari
"Honey ... I wone go to work together with you okey. On the way together," ujar suamiku kepadaku yang lagi tuang nasi goreng Chinese untukku.
"Honey ... Please go with me until stay at in PT.ARSI," suamiku merayu.
Aku diam untuk memepertimbangkan bukanya apa, suamiku adalah bosku tempat kerjaku dan aku tidak mau seluruh karyawan merasa iri ketika tahu aku istrinya.
Ya, tahu sendiri apa lagi karyawan wanita kalau yang pernah menyimpan rasa pasti mereka akan mikir kalau aku buat akhir pelet.
Aku masih diam suamiku masih menunggu jawabanku dia duduk tegap dengan kaki kanan diangkat diatas paha dia dan tangan kanan ketuk-ketuk piring.
"Honey, how wone or not?"
"Okey," balasku.
"Thanks very much my honey," senyum indah menghias diwajahnya.
Setelah sarapan, kami langsung bersiap dan naik mobil.
Suamiku fokus memandu.
Tak lama kamipun sampai di perusahaan PT ARSI.
Aku langsung masuk duluan berjalan cepat tidak mau diliat karyawati.
Suamiku berjalan cepat dia mengejarku lalu menggapai tanganku sambil senyum.
"Yeah, I get it your hand," sambil senyum kearah satpam yang lihat.
"So sweet Mr Him in the morning with wife," ujar satpam.
"Must," jawab suamiku sambil kiss pipiku depan satpam.
Aku spontan terdiam dan berhenti di tempat.
Suamiku memandangku penuh heran, mungkin pikirnya tadi cepat kok sekarang berhenti.
"Why honey?"
Aku menatap nya penuh jengkel sudah dibilang kalau tempat kerja jaga etika, status aku kan kalau tempat kerja bawahan dan dia bos, masih tak paham jugak.
"Why honey, are you wone me kiss you again? Oke," ujarnya tak paham dengan tatapanku.
Lalu dia kiss pipi kiri dan kananku sambil berbisik, "Arey you happy now?"
PANG!!
"Ouch, is hurt why you hit me at front a security!"
"Bos ... Please take care and bye," ujarku pura-pura tak perduli.
Aku lihat dari ekor bulu mataku suamiku berjalan sambil memegang pipinya. Sampai saja diruang kerja kami berpencar dan sekali lagi suamiku mencuri cium pipiku didepan karyawan dan karyawati yang sudah kumpul setelah itu dia berlari masuk kekantornya sambil tersenyum.
"Cieee ... So sweet," ujar mereka semua yang lihat adegan itu.
Wajahku pink merona dengan kelakuan suamiku hari ini, tak perlu lah mau pamer depan publik keromantisan itu. Sambil berjalan kearah ruangan laboratirium pengelolah rubber aku berjalan menunduk.
"Cari uang yang hilang ya?"
Aku mendongak Armey.
Aku pukul pundaknya. "Kamu tahu apa yang di lakukan pagi ini oleh Mr Him ke aku, Armey?"
"Tak tahu kenapa?"
"Sampai saja depan pos satpam kiss aku depan satpam dan sudah sampai depan ruangan saat aku mau keruang laboratorium dia curi kiss aku lagi depan karyawati."
"Hahahaha ... Dia terlalu bahagia lah tu."
"Kerja jangan gabut dan Mager," suara lantang.
"Suamiku dah berubah bos lagi,OK." Kataku.
Kami lanjutkan kerja lagi dan suamiku menatapku.
"Dinner with me," ujarnya.
"Oke bos," balasku.
"Honey me husband you not bos, understand."
"Right,"kataku.
Dia mendekat dan mau kiss lagi aku tahu tanpa banyak kata aku berlari dan menyusul Armey.
" thanks for you my god, because you give to me wife super kind heart and beautiful natural."
Kemudian Mr Him mengelilingi seluruh ruangan sambil mengawasi istrinya.
Kring ... Alaram jam bunyi tanda istirahat.
Malam itu pertama kalinya seluruh karyawan PT ARSI di traktir Makan oleh Mr Him yang saat ini suamiku dan kami makan bersama-sama di ruang catering PT. ARSI.
"Uhuk ... ," aku tersedak.
Suamiku tepuk belakangku sambi berkata.
"Makan hati-hati sayang kenapa bisa tersedak tulang ikan itu," sambil ambil tisu dan lap bibirku.
"Tulang dari mana, Saya Makan buah jeruk," balasku.
Semua yang makan terdiam dan melongo melihat bos mereka.
"Bos, kenapa tulang ayam dimakan?" Tanya Armey.
"Tak apa, tulang ayam masih muda lembut," ujarnya sambil menikmati menu malam itu.
"Sekarang kami tahu kenapa bos boleh kaya di usia muda, karena makan ayam sekaligus tulangnya," ujar para karyawan lelaki.
Mr Him hanya senyum, memandangkan ini hari spesial untuk istrinya dia tak marah dan aanggap itu lelucon.
Sedangkan Ika hanya geleng-geleng kepala dan ambil semua tulang di piring suaminya lalu di buang tong sampah dan dia ambil ganti menu baru kemudian dia yang suapin suaminya, akhir sekali mereka makan bersama satu pinggan.
Click
Click
Juru camera tangkap gambar mereka dan hasilnya langsung jadi.
"Mr Him, ini fotonya ukuran 200," photography bagi hasilnya.
"Thanks for you very much," sambil beri uang dalam amplop.
Photography itu ambil dan senyum lebar menghias wajahnya.
"You're welcome," balasnya