Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Musuh dalam Rasa Cinta
0
Suka
4
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Frilla memutar bola mata begitu melihat musuh bebuyutannya ada di tepi sungai. Jerry tampak tak terganggu saat sadar gadis itu berdiri mengawasinya. Bahkan tidak juga bergegas menyelesaikan keperluannya mengambil air meski seharusnya dia bisa segera pergi. Dengan ekspresi meledek yang mengganggu emosi Frilla, laki-laki 20 tahun itu sengaja menuang kembali air dari salah satu ember dan berpura menggosok bagian dasar ember.

Frilla meletakkan dua ember yang dibawanya di atas batu, agak jauh dari tempat Jerry menyelesaikan urusannya dengan ember yang tampaknya tak akan selesai dibersihkan dalam lima menit. Sambil sedikit bersungut-sungut, Frilla membasuh kedua kaki dan tangannya sekaligus mencuci muka sebelum mengisi dua embernya dengan air.

Bersamaan dengan berdirinya gadis berambut panjang itu, Jerry beranjak dan melangkah lebar-lebar menuju Frilla. Sengaja dia mengayunkan salah satu embernya menyenggol milik Frilla hingga terjatuh.

"Masih pagi. Mau ngajak ribut?" tanya Frilla berusaha tetap tenang.

"Sorry," sahut Jerry tanpa benar-benar merasa bersalah.

Frilla menghela napas kesal sambil memungut embernya lagi. Terpaksa dia kembali ke tepi sungai untuk mengambil air lagi. Jerry mengambil kesempatan untuk menumpahkan air dari ember Frilla yang lain. Agak lebih sial, percikan air yang tumpah mengenai pakaian gadis malang itu. Jerry terkekeh puas sambil buru-buru pergi.

"Dasar Udang Kering Timbuktu!" seru Frilla kesal.

"Elu yang Pantat Panci Gosong!" balas Jerry dari jauh lalu berlari kembali ke tenda.

---:::---

Samy sigap mengambil alih dua ember dari tangan Frilla saat gadis itu masuk ke tenda dapur. Gadis itu tidak terlihat baik. Selain pakaiannya yang basah kuyup, wajahnya juga kusut sekali. Segera setelah embernya beralih tangan, Frilla memilih masuk ke tenda. Samy menahan tangan gadis itu sebelum masuk.

"Kecebur lagi?"

"Lagi? Emang kapan gue pernah kecebur?" tanya Frilla sewot.

"Tadi subuh?" kata Samy tidak begitu yakin.

"Gara-gara cowok sialan itu, 'tuh!"

Samy menoleh ke tenda seberang yang ditunjuk Frilla. Jerry terkikik geli menatap ke arah mereka sambil berlalu. Menghela napas, kembali Samy menatap prihatin gadis manis di depannya.

"Ganti baju dulu, deh. Lo bisa masuk angin pakai baju basah gitu," kata Samy.

Frilla sudah hampir masuk tapi kemudian terdengar suara tawa Jerry yang berat dan dalam. Gadis itu menoleh lagi ke sumber suara. Tatapannya tajam ke arah pria berambut sedikit gondrong di seberang sana. Jerry kelihatannya sedang menanggapi sesuatu yang lucu dari teman timnya. Tawanya lepas hingga terbungkuk sambil memegangi perut.

Samy melirik Frilla yang masih betah menatap musuhnya meski mulutnya mengerucut. Hingga sesaat kemudian, Jerry yang merasa diawasi menoleh ke arah Frilla. Lidahnya terjulur membuat Frilla melayangkan kepalan tangan di atas kepala. Hanya Samy yang tidak paham apa yang menyenangkan dari perseteruan singkat itu. Tapi mereka berdua terlihat begitu nyaman beradu mata atau mulut.

"Cepet ganti baju. Bantu gue masak sarapan buat anak-anak," ucap Samy singkat sambil membalikkan badan. "Gue disuruh bantu-bantu di sini cuman karena Cecille lagi demam. Gue nggak mungkin ngebiarin lo ngerjain tugas piket sendirian."

Frilla mengangguk merasa diingatkan kembali dengan tugas yang lebih penting. Tanpa diminta dua kali, gadis itu segera masuk ke dalam tenda dan menutup dari dalam.

---:::---

"Kurang apa lagi, Fri?" tanya Renata sambil memangkas dedaunan di ranting yang akan dipakai untuk membuat kompor.

"Tinggal tunggu Samy ambil air buat bikin cat. Tadi udah gue siapin tumbuh-tumbuhan yang b...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Heliophobia
Tuti Haryati
Cerpen
Bronze
Musuh dalam Rasa Cinta
Amarta Shandy
Novel
Kukejar Kau dengan Restu Langit
mahes.varaa
Komik
Bronze
you sweet potato [hiatus]
yanagi kaichu
Skrip Film
I Love You
Salma Maydinah
Cerpen
Firefly: A Fairy Tale
Adinda Amalia
Skrip Film
Dearanna Candlelight Dinner
Safiraline
Skrip Film
DREAMS AND LOVE
Rizqy Kurniawan
Cerpen
Bronze
Oleh-oleh
Moycha Zia
Cerpen
Bronze
Surat dari Masa Lalu
Sohibul Wahidin
Novel
Second Chance
Amellia San
Novel
Gold
Cerita Sebelum Bercerai
Republika Penerbit
Novel
Rose's Kiss
J U N E
Skrip Film
Menikahi Pria yang Fobia Lawan Jenis
Yuli Yastri
Novel
Bronze
I am Your Boss
Marion D'rossi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Musuh dalam Rasa Cinta
Amarta Shandy
Novel
Bronze
Camy yang Tak Bicara
Amarta Shandy
Flash
Bronze
Surat Untuknya
Amarta Shandy
Cerpen
Bronze
Bacaan untuk Seb
Amarta Shandy