Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Museum Memori Mbah Min
0
Suka
682
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

CTAK!!!

Bunyi perangkap tikus yang menggencet tikus gendut malang itu.

Seperti balon berisi air, badan gendutnya pecah terburai, berwarna merah, muncrat mengotori lantai dan dinding rumah Juna.

Juna bergidik jijik, pemandangan kematian tikus got itu membuatnya mual, ia alihkan pandangannya, matanya menangkap ekspresi Ibu yang berbinar melihat bangkai pengerat itu. Ibunya nampak puas, seperti supporter bola yang kegirangan setelah tim jagoannya berhasil memasukkan bola ke gawang.

“Nahhh! Kena juga satu!!”

Juna mengernyit, mau tak mau kembali melihat tempat tragedi mini di ruang tengah rumahnya, mereka ulang adegan si tikus mati. Sebuah celah kecil di dinding ruang tengahnya yang retak jadi akses masuk si tikus gendut dari rumah tetangganya ke ruang tengah rumah Juna. Perangkap berbentuk kubus dari kawat diletakkan di dekat akses masuk si tikus. Perangkap itu dilengkapi umpan dan alat eksekusi — sebuah batu pemberat sekitar dua kilo yang dikaitkan dengan pintu masuk dan umpan di perangkap, dirakit sendiri oleh Bapak.

“Nanti itu nggak usah terlalu bersih dibersihinnya, kalau bisa kepalanya digantung di celah sana itu. Biar temen-temennya kapok kalau main ke sini!”

Juna menghela napas panjang. “Nanti busuk bu, baunya.”

“Nah ya itu buat jadi penanda buat temen-temennya, kamu ini gimana sih!”

Juna hanya bisa mengiyakan setengah hati. Ibunya enak saja main suruh-suruh, bagian bersih-bersih Juna lagi yang kena. Tapi mau bagaimana lagi, Juna hanya bisa patuh. Ibu dan Bapak sudah punya bagiannya. Bapak bertugas membuat perangkap dan Ibu bagian mengomeli tetangga yang rumahnya disinyalir jadi kerajaan sarang tikus.

*

Menjelang Maghrib, Juna baru membuang kantong plastik berisikan mayat tikus di tong sampah besar depan rumahnya saat melihat seorang pria tua berjalan dari arah gang. Pria tua itu berumur sekitar 80-an, terseok-seok, memanggul karung di pundaknya yang entah berisikan apa. Pria tua itu adalah tetangga Juna, tembok rumahnya tepat berdempet di sebelah kanan rumah Juna. Pria yang jadi biang kerok masalah tikus di rumah Juna.

Pria tua tetangga Juna itu bernama Karmin dan biasa dipanggil Mbah Min. Baru dua bulan ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Bronze
Museum Memori Mbah Min
Ani Hamida
Novel
Bronze
AKU YANG MEM(DI)BENCI KEHIDUPAN
Linda Rahmawati
Novel
Sayap yang Patah
Anggie Amelia
Novel
Bronze
Can I?
Bluerianzy
Novel
Gold
Cinta dalam 99 Nama-Mu
Republika Penerbit
Novel
Gold
My Life My Heaven
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Tentang Kisah Kita: Trilogi Novelette 3
Khairul Azzam El Maliky
Novel
My Broken Journal
Roka
Novel
Bronze
Foolish Love!
Syane Raphaeli Irawan
Novel
Bronze
WEDDING SCHOOL
Okino ojoeng
Novel
Bronze
Surat Cinta yang Terbaca(Novel)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Sabtu pagi di utara Jakarta
Jafri Hidayat
Flash
Bronze
Instruksi Hati
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Memories
Nany Parker
Novel
Bronze
No More Utopia
Vera Herawati
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Museum Memori Mbah Min
Ani Hamida
Cerpen
Ayunda dan Semestanya
Ani Hamida
Cerpen
CALON MANTU
Ani Hamida
Cerpen
NEGERI YANG PENDUDUKNYA GUNDUL
Ani Hamida
Cerpen
SURYA TAK MAU JADI MALIN
Ani Hamida
Cerpen
Bronze
SOP AYAM AYAH
Ani Hamida
Cerpen
MAWAR-MAWAR
Ani Hamida